Chapter 62

 “Apa itu barusan?”

Library white witch adalah dunia imajinasiku, artinya tidak mungkin ada siapa pun di sini selain aku dan witch Pengawas. Namun entah kenapa, aku bisa merasakan kehadiran seseorang atau lebih tepatnya, tatapan seseorang.

Tapi saat aku menoleh untuk mencari ‘seseorang’ itu, tak ada siapa-siapa di sana.

Perasaan? Tidak. Ini lebih mirip Intuition (A) dan Quick-witted (A) di talent-ku yang aktif bersamaan dengan skill [Sixth Sense].

“Begitu ya?”

Tatapan itu membuatku tidak nyaman. Tapi apa yang bisa kulakukan jika sistem bilang tidak ada masalah? Jadi aku memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi. Hal terpenting sekarang adalah masuk ke perpustakaan peringkat E.

“Ayo.”

Dunia kacau itu kembali ke keadaan semula saat sistem witch Pengawas menghilang. Kini, di hadapanku berdiri pintu menuju perpustakaan peringkat E. Jujur saja, aku sedikit gugup karena tidak tahu apa aku akan aman setelah masuk.

Aku menarik napas dalam-dalam dan mengaktifkan [Concentration].

Lalu aku melangkah masuk.

Ayo kita lakukan ini!

[Ini adalah tempat yang hanya bisa dimasuki oleh witch sejati.]

[Sebagian dari pikiran anda mulai berubah menjadi witch.]

[Concentration anda sebagian menahan pengaruh perpustakaan peringkat E.]

[Tubuh anda mulai berubah menjadi witch.]

Inilah yang paling aku khawatirkan.

Secara mental aku cukup kuat. Tapi perubahan fisik adalah hal yang jauh lebih sulit untuk kutahan. Pada dasarnya, tubuh witch memiliki wujud tubuh perempuan, cantik, awet muda, dan dioptimalkan untuk menggunakan magic.

Namun perubahan yang paling kutakuti adalah…

Kehilangan penglihatan.

[Seorang witch tidak melihat dunia dengan mata mereka sendiri.]

Itulah alasan para witch mengatakan bahwa mereka tidak punya pilihan selain tak berdaya saat terjadi ‘witch hunt’. Bukankah mudah menemukan seorang wanita yang buta lalu membunuhnya?

Bagi witch yang sudah mencapai tingkat tertentu, mereka bisa merasakan dunia dengan hati mereka. Identitas asli kemampuan itu hanyalah skill deteksi tingkat tinggi. Namun tetap saja menjadi buta berarti takkan pernah lagi melihat cahaya dan warna dunia.

Aku tidak mau seperti itu.

Karena itu, satu-satunya pilihan adalah melawan perubahan itu dengan seluruh mana di tubuhku.

Wooosh!!

Sesuatu seperti arus listrik mulai mengalir di sekujur tubuhku. Library white witch mulai melawan kehendakku, tidak, lebih tepatnya, ia mulai ‘membersihkanku’. Perpustakaan itu mencoba membuang bagian-bagian tubuh yang dianggap tidak perlu agar tubuhku cocok menjadi witch.

‘Tapi… lemah!’

Sejauh ini aku bisa bertahan mungkin karena peringkatnya masih E. Aku berhasil menghentikan transformasi yang perlahan dimulai dari telapak kakiku. Jika ada satu efek samping yang mengkhawatirkan, itu adalah kulitku. Mencegah perubahan di dalam tubuh saja sudah sulit, mencegahnya muncul ke luar jauh lebih sulit.

Saat pengaruh Library white witch mencapai selangkangan, naik ke perut, melewati jantung, dan akhirnya mencapai kepalaku, keringat dingin mengalir di seluruh tubuhku. Rasanya seperti tersambar petir, tubuhku mati rasa.

Tapi…

Aku berhasil bertahan.

[Anda telah menahan sebagian transformasi tubuh witch.]

[Selamat.]

[Skill ‘White Witch Library’ (F) telah naik ke peringkat E.]

Dan saat aku membuka mataku

[Hey, witch. Matamu…]b

“Hah?”

Mataku berwarna putih.

Efek samping yang sama sekali tidak kuduga.

Rambutku dan bagian tubuh lainnya baik-baik saja. Fungsi tubuh dan penglihatanku juga tidak bermasalah. Tapi tetap saja, aku tidak pernah menyangka mataku akan berubah menjadi putih seperti ini.

“Hmmm… sepertinya aku perlu lensa kontak buat nutupinnya.”

Yang sedikit mengkhawatirkan adalah aku tidak tahu apakah lensa itu bisa bertahan dari luapan mana saat bertarung sengit, tapi kelihatannya tidak mengancam nyawa dan tidak ada masalah besar.

Aku menenangkan diri lalu melihat sekeliling perpustakaan peringkat E.

“Luas banget…”

Apa aku sudah membaca sekitar 10 persen buku di perpustakaan peringkat F? Saat itu aku merasa sudah luar biasa. Tapi setelah melihat perpustakaan peringkat E yang jumlah bukunya sekitar sepuluh kali lipat, keyakinanku langsung runtuh.

Selain grimoires, ada juga jenis buku lain di sini.

[Witch’s Will]

“Apa-apaan ini?”

Ada cukup banyak buku yang mencatat sejarah para witch dan kemampuan mereka.

[Aku suka ini~]

“Kamu segitu senangnya?”

[Eung!!]

Aku punya firasat pot ini bakal membaca semua buku di sini.

Setelah semua perjuangan itu, rasanya sayang kalau langsung keluar. Jadi aku memutuskan untuk berkeliling sedikit lagi.

“i-ini….”

Dan aku terkejut.

Perpustakaan peringkat F benar-benar cuma preview. Buku-buku magic di sini jauh lebih unggul dibandingkan buku magic di Perpustakaan Akademi Vivienda.

“Aku nggak percaya magic seperti ini pernah ada.”

Aku membaca satu buku demi satu buku tanpa sadar berapa lama waktu berlalu. Lalu tiba-tiba, aku menemukan sebuah buku dengan judul aneh.

[About Witch’s Succession]

“Apa ini?”

Witch, bersama naga, adalah makhluk yang menciptakan kebijaksanaan bernama ‘magic’. Mereka menyebarkan buku kebijaksanaan itu untuk penerus(Succession) mereka.

[Sangat jarang, sangat-sangat jarang, witch memiliki keturunan.]

[Jika mereka meninggalkan keturunan, biasanya karena suatu keperluan.]

[Karena mereka menemukan kebutuhan untuk berbagi ‘cinta’.]

[Dan merasa perlu mewariskan sesuatu kepada keturunan mereka.]

[Maka witch…..]

Aku melewati beberapa bagian yang tidak penting. Sejujurnya, aku tidak berniat membaca buku ini sampai habis. Namun saat membalik halaman, aku menemukan sesuatu yang menarik dan berhenti.

[Kekuatan ramalan akan diberikan kepada witch paling unggul di antara semuanya.]

[Namun ada satu efek samping bagi mereka yang memikul kekuatan ramalan.]

[Mereka tidak akan bisa menggunakan magic lain.]

[Sebagai gantinya, demi bisa melihat masa depan secara samar, witch pemilik ramalan harus bergantung pada orang lain seumur hidupnya.]

[Mereka juga akan kehilangan penglihatan dan mana.]

“Ramalan, ya?”

Cerita yang sangat menarik.

Kalau dipikir-pikir, aku pernah mendengar bahwa ada seorang peramal di Bumi. Tentu saja, aku belum bisa menyimpulkan bahwa peramal itu adalah seorang witch. Aku bahkan tidak tahu jenis kelaminnya.

Ada begitu banyak mitos tentang ramalan. Di Eropa Utara, ada legenda yang mengatakan bahwa seseorang bisa melihat masa depan tiga detik ke depan dengan menggali bola matanya sendiri. Sulit rasanya untuk tidak tertarik.

Sejak saat itu, aku membaca lama About Witch’s Succession , Setelah buku itu, aku mengambil buku lain, lalu membaca lagi. Entah itu buku magic atau sejarah witch, semuanya kubaca.

Aku benar-benar tenggelam. Aku tidak merasakan waktu berlalu. Aku bahkan tidak sadar bahwa pot bunga itu berjalan di sampingku dan membaca buku-buku sendiri.

***

“Kamu akan pergi sekarang?”

“Iya.”

Sudah tiga bulan sejak aku tinggal di Benua Rostislav.

(T/N: halo author-nim, kalau dihitung-hitung harusnya hampir tiga tahun…)

Aku telah sepenuhnya mempelajari semua ajaran Misclean.

Sekarang aku bisa menggunakan pedang dan magic secara efisien. Tiga bulan yang sangat berharga.

“Begitu ya. Jadi, kamu akan pulang?”

“Iya.”

“Aku hanya penasaran, kampung halamanmu di mana?”

“Hmm… sangat jauh.”

“Baiklah. Aku mengerti.”

Misclean tersenyum dingin.

Awalnya aku tidak tahu, tapi ternyata dia pandai tersenyum. Dari luar dia terlihat dingin karena tidak pandai bersosialisasi, tapi setelah kami menjadi dekat, dia menjadi sangat hangat.

“Sepertinya aku juga harus pergi berkelana.”

“Ke mana?”

“Level-ku naik. Jadi aku mau menghancurkan semua bajingan yang dulu mengancamku.”

Naik lebih tinggi bukan hal yang mudah saat kau sudah berada di level pejuang yang cukup tinggi. Selain itu, Misclean terlibat dengan protagonis, dan efek ‘Correction’ juga memengaruhi jalannya sampai batas tertentu. Dia sendiri adalah orang yang sangat kompeten dan tahu betul bagaimana memanfaatkan kekuatan itu.

Skill barunya, ‘Redistribution’, akan meningkatkan kemampuan Misclean satu tingkat lagi.

Ia menyampirkan pedang panjang di punggungnya, lalu menepuk bahuku.

“Kau sudah mempelajari ilmu pedangku. Jadi jangan sampai sembarangan dipukuli orang.”

“Tenang saja. Itu nggak akan terjadi.”

Kami saling menatap beberapa detik, lalu berbalik dan berjalan ke arah masing-masing.

Misclean akan berkeliling dunia untuk mencari para petarung kuat lainnya.

Dan aku… akan kembali ke Bumi.

[Kembali ke Bumi.]

[Distribusi waktu dunia telah kembali normal.]

***

Saat aku membuka mata, aku sudah berada di kamarku. Aku sempat melirik ke sekeliling, berharap ada seseorang di sana, tapi sayangnya tidak ada siapa pun.

Aku mengambil ponsel dan mengecek berita. Taylor Nine terlihat sedang mengawal ‘Heloni’, seorang bintang dunia sekaligus dewi pop.

[Taylor: Hei, bocah sialan! Heloni bakal tampil di Korea sebentar lagi!! LOL]

[Taylor: Aku juga mau ke Korea sebentar lagi…]

“Heloni, ya…?”

Tiba-tiba bayangannya terlintas di pikiranku. Dia berhenti menjadi Hunter atas pilihannya sendiri, dan aku tak berniat mengomentarinya. Masa depan adalah milik masing-masing. Menyalahkan orang lain karena meninggalkan jalan Hunter hanya karena mimpiku masih tertambat di dunia Hunter itu sungguh egois.

Pertama-tama, aku mengganti status messenger-ku menjadi ‘End of Dispatch’, lalu mulai menghubungi beberapa orang.

Ping!

Seseorang menghubungiku.

[Wi-Hoon: Seodam, lama nggak ketemu. Kenapa akhir-akhir ini kita nggak pernah kontekan? Haha. Aku habis mikirin kamu. Aku lagi di Korea sekarang. Gimana kalau kita ngopi bareng?]

Wi-Hoon. Begitu melihat namanya, aku langsung mengernyit. Dari delapan orang yang terbangun sebagai Hunter bersamaku, dialah yang paling busuk.

Sejujurnya… bajingan Wi-Hoon itu meninggalkanku.

‘Katanya dia pensiun dan buka bisnis di suatu tempat.’

Urusannya denganku mungkin berhubungan dengan guild atau semacamnya. Sepertinya dia tertarik pada namaku yang belakangan terus naik.

Apa psikologi manusia tetap terasa bahkan lewat layar digital? Meski kata-katanya terdengar santai, ada sesuatu yang mendesak di baliknya. Akhir-akhir ini bisnisnya sepertinya tidak berjalan baik, sampai-sampai dia nekat menghubungiku.

Aku membaca pesan itu sekali lagi, lalu menggeser ke pesan lain. Kali ini dari Ryu Jin-soo, dia juga salah satu dari delapan orang itu.

Berbeda dengan Wi-Hoon, Ryu Jin-soo adalah teman baik. Dia sering datang ke Korea bersama Taylor saat aku masih dirawat di rumah sakit. Dia memperlakukanku yang saat itu tidak punya kekuatan seperti harta karun. Sampai sekarang pun aku masih sedikit menjaga jarak, karena merasa tidak nyaman dengan kebaikannya.

[Ryu Jin-soo: Seodam. Ayo kita ngopi bareng kapan-kapan.]

[Ryu Jin-soo: Kalau sibuk, nggak apa-apa ditolak.]

Ryu Jin-soo memiliki guild kecil, tapi dia cukup terkenal sebagai mentor bagi para Hunter papan atas.

Dan yang lebih penting lagi hubungan Ryu Jin-soo dan Wi-Hoon sangat buruk.

Aku mengusap daguku sambil berpikir. Keduanya sama-sama menjalankan guild. Mungkin… ada sesuatu yang bisa membantu guild-ku.

[Yoo Seodam → Wi-Hoon: Oke, ayo ketemu.]

[Yoo Seodam → Ryu Jin-soo: Aku nggak sibuk. Kapan kita ketemu?]

Akhirnya, aku menghubungi mereka berdua.

***

“Kenapa aku tidak boleh keluar?!”

Saat Yekaterina berteriak, Alpha superhuman peringkat SS, mundur selangkah.

Namun wanita yang menghadang jalan Yekaterina hanya tersenyum dengan mata terpejam.

“Terina. Kami, umat manusia di Bumi, membutuhkan kekuatanmu. Kau satu-satunya yang bisa meramalkan bencana yang akan menimpa Bumi. Kalau kau tidak melihat bencana masa depan hanya karena pergi sebentar, apa yang akan terjadi?”

Yekaterina mengepalkan tinjunya dengan frustrasi mendengar kata-kata Alpha.

Dia tahu semua itu hanyalah kebohongan.

Mereka memanfaatkan kekuatannya untuk mengokohkan posisi mereka sendiri, meraup uang dan kehormatan. Bahkan mereka menakut-nakuti seluruh dunia dengan mengatakan bahwa Bumi tak akan aman tanpa bantuan mereka.

Padahal kenyataannya, tanpa ramalan pun, dunia berjalan dengan baik.

Dari seratus ramalan, umat manusia mampu menghentikan sembilan puluh sembilan di antaranya.

Yekaterina perlahan mengangkat kepalanya.

Ia bisa ‘melihat’ jimat-jimat tersebar di seluruh ruangan. Benda-benda itu bukan hasil sains atau kekuatan super. Itu adalah artefak yang dibuat dengan ‘magic’, sesuatu yang sama sekali tidak pernah diungkap ke dunia luar. Dan wanita di hadapannya juga merupakan salah satu pengguna jimat itu.

Karena itulah… dia tidak bisa keluar. Karena jimat-jimat semacam itu.

‘Kalau aku punya kekuatan… jadi ini yang akan kalian lakukan?’

Di dalam kepalanya, dia jelas memiliki kekuatan, pengetahuan, dan dorongan untuk merobek jimat dangkal dan murahan itu. Tapi tubuhnya tidak bisa melakukannya. Bahkan Yekaterina sendiri tidak mengerti alasannya.

Kenapa dia tidak bisa menggunakan magic seperti mereka?

Kenapa mereka tidak bisa melihat masa depan seperti dirinya?

Tidak ada jawaban.

“Yekaterina, kembalilah. Masih banyak hal yang harus kau lakukan demi dunia.”

Itu adalah kendali yang sempurna. Ia tidak memiliki akses ke dunia luar, tidak lewat TV, radio, koran, ataupun ponsel.

‘Apa aku hanya mesin ramalan yang terkurung di sudut dingin Moskow?’

Alpha sempat menyentuh bahunya pelan, tapi Yekaterina menepisnya dan kembali ke kamarnya. Meski salju tak terlihat, ruangan seluas sekitar seratus pyeong itu terasa begitu tua, lebih dari tiga puluh tahun lamanya.

Ia menjatuhkan diri ke kursi, lalu perlahan mengulurkan tangannya.

Piano peninggalan ayahnya yang tak lagi bisa memainkannya pada hari terakhir ketika Yekaterina memperoleh kekuatan ramalan dan kehilangan seluruh penglihatannya jelas berada di ujung jemarinya.

Ia menekan tutsnya.

Tak ada lagi nada indah yang terdengar.

Sebagai ganti kekuatan ramalan, ia tak lagi bisa merasakan keindahan musik.

Sebagai ganti kekuatan ramalan, Yekaterina telah kehilangan terlalu banyak.

Ia kembali ke tempat tidur, memeluk lututnya, dan menundukkan kepala.

Ia tertidur begitu saja.

Dan malam ini pun

sekali lagi

ia bermimpi buruk.

0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram