Chapter 77 Keanehan para tahanan
penerjemah: Idran
Di sebelah utara Crossroad, terdapat daerah pegunungan yang belum berkembang.
Di wilayah utara garis depan, semua tempat yang cocok untuk bertani telah dikembangkan sepenuhnya.
Meski tidak sesubur tanah di selatan garis depan, setiap jengkal tanah harus dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup.
Bahwa itu tetap belum berkembang, berarti...
"jalanya... terjal, gunung ini..."
Medannya berbahaya.
Tentu saja, jalan setapaknya belum dibangun dengan baik. Itu hanyalah jalur pegunungan yang mentah.
Menjalani kehidupan yang jauh dari hobi menyegarkan seperti hiking, mendaki gunung sedikit saja membuatku terengah-engah. Itu membunuhku!
“Apa Anda baik-baik saja, My Lord? Bolehkah saya membawa Anda ke tujuan kita?”
"Oh, benarkah? Bisakah?"
Aku hendak melompat ke punggung Lucas, ketika...
"..."
Wah.
Aku bisa merasakan tatapan tajam dari Evangeline di belakangku...
"...Ada apa, junior? Penampilan itu."
"Tidak, sebenarnya tidak ada apa-apa."
Setelah menyatakan bahwa itu bukan apa-apa, dia segera mulai berbicara.
"Hanya, aku berpikir... betapa beruntungnya kamu. Memiliki kendaraan pribadi."
"..."
"Sementara bawahanmu bersusah payah memanjat, kamu bisa dengan nyaman menaiki punggung ksatriamu. Benar-benar sesuai dengan bangsawan."
"..."
Aku melirik ke belakangku.
Aku bisa melihat lusinan prajurit mengikuti kami mendaki gunung.
Pada awalnya, aku bilang aku akan pergi sendiri, tapi Lucas bersikeras untuk datang, dengan keras menentang keputusanku.
Jadi, aku memutuskan untuk mengajak Lucas, tapi kemudian Evangeline entah bagaimana mendengar tentang perjalanan kami dan bersikeras untuk bergabung.
Jadi, berniat untuk membawa keduanya... itu adalah hasil yang berulang.
Aku sengaja tidak membawa Damian. Dia telah memaksakan diri secara berlebihan, dan mungkin ada situasi di mana kami harus menembaki orang lain.
Bagaimanapun, semua orang kesulitan dengan perjalanan hiking yang tiba-tiba ini, dan Evangeline mempermasalahkan Aku karena mencoba membuatnya mudah bagi diriku sendiri.
“Baiklah, ayo lakukan ini.”
Aku mengangkat jari telunjukku ke arah Evangeline, yang hendak mengomel lagi.
"Aku akan membawamu."
"Apa?"
Mata Evangeline membelalak.
"Kau, kau akan... menggendongku?!"
"Benar. Dan Lucas akan menggendongku."
Atas saranku yang sangat serius, baik Evangeline maupun Lucas tampak ngeri. Aku menyilangkan tanganku dan terkekeh.
“Aku bisa menjaga bawahanku dan membuat segalanya lebih mudah bagiku. Dua burung dengan satu batu!”
"Tunggu sebentar. Tapi itu artinya Lucas akan mengalami kesulitan besar!"
"Tidak, membawa dua orang pada awalnya tidak mungkin dilakukan..."
Saat terlibat dalam olok-olok yang tidak masuk akal ini saat kami mendaki jalur gunung, salah satu petugas yang mengikuti kami menundukkan kepalanya dalam-dalam kepada ku.
"Saya malu Yang Mulia... Karena kelalaian kami..."
Aku melirik pria itu.
Petugas ini adalah pemimpin regu pengawal tahanan.
Dia mengalami kecelakaan saat memindahkan lima narapidana ke Crossroad.
"Tidak, tidak. Berkatmu, aku mendapat latihan yang tidak terduga, kan? Ah~ punggungku~"
"Yang Mulia, saya benar-benar minta maaf! Mohon ampunilah saya!"
Mendengar geramanku, petugas itu hampir terjatuh ke lantai.
"Hei, hei. Ini hanya lelucon. Lelucon. Tidak bisakah kamu menerima lelucon? Apa kamu takut aku akan memakanmu?"
Evangeline mengangkat bahu karena kebingunganku.
“Kamu mempunyai reputasi yang cukup baik di ibu kota, Ash.”
Ah benar. Ash sebelum aku menghuninya bukanlah lelucon di ibu kota.
Para petugas dan rombongan pengawal ini pasti datang dari ibu kota juga, mereka pasti mengira aku adalah Pangeran Ash yang biadab dan gila itu.
Tidak heran mereka ketakutan.
“Jadi, narapidana yang kabur langsung lari ke pegunungan ini, kan?”
“Ya, Yang Mulia. Seperti yang Anda lihat, jejak mereka mengarah ke pegunungan ini.”
Di jalur pegunungan yang berbahaya, ada jejak kaki sporadis dari orang-orang yang datang sebelum kami.
Ada juga tanda-tanda bahwa sesuatu yang berat telah terseret.
"Mengapa mereka memilih melalui medan yang berat seperti itu..."
Evangeline, penduduk setempat, menjawab pertanyaanku.
“Wilayah pegunungan utara Crossroad adalah rumah bagi para bandit. Mereka telah menjadi gangguan selama beberapa waktu.”
"Bandit?"
"Ya. Mereka menyerang pedagang dan pengungsi perang... mereka penjahat."
Evangeline mengambil sesuatu yang dibuang di pinggir jalan.
Itu adalah tombak yang patah.
“Sepertinya bandit juga tinggal di gunung ini.”
"Hmm."
Aku memperhatikan sekeliling dengan cermat.
Memang pecahan senjata dan bagian roda berserakan disana-sini, tandanya ada orang yang pernah melewati tempat ini.
Lucas, yang mengambil pisau yang terkubur di tanah, mengerutkan alisnya.
“Apabmenurut anda narapidana yang melarikan diri datang ke sini karena mereka memiliki hubungan dengan para bandit?”
“Yah, jika tujuan mereka setelah jailbreak adalah menjadi raja bandit, sepertinya ini bukan awal yang terlalu buruk.”
Terlalu banyak hal yang tidak masuk akal.
'Lima mantan narapidana militer, dikawal dari ibu kota, melarikan diri secara bersamaan dari gerbong pengangkut. Lalu mereka justru memilih melarikan diri ke pegunungan tempat tinggal para bandit...'
Ada yang tidak beres.
Aku melihat lagi kapten rombongan pengawal.
"Tidak ada kebohongan dalam laporan anda, kan?"
“Tidak, Yang Mulia! Beraninya saya berbohong kepada Anda?”
Kapten rombongan pengawal langsung membantahnya.
Hmm, baiklah. Kami akan segera mengetahuinya.
Sekitar sepuluh menit mendaki gunung kemudian, Lucas, yang memimpin, melihat sesuatu.
“Aku melihat sesuatu, My Lord.”
"Mari kita lihat~"
Mengikuti Lucas sampai ke punggung bukit, aku juga melihatnya.
Itu adalah benteng pegunungan.
Pangkalan bandit yang dibentengi, dikelilingi oleh tiang pancang. Benteng yang dibangun di dataran datar di tengah gunung ternyata sangat besar.
Sepertinya itu bisa menampung setidaknya tiga puluh orang.
“Kita mungkin bertemu musuh.”
Schwing-
Lucas menghunus pedang panjangnya dari pinggangnya dan memberi isyarat kepadaku.
"saya akan memeriksanya dulu."
“Konfirmasi saja. Jangan berlebihan.”
"saya akan pergi juga!"
Evangeline mengikuti Lucas. Dia tidak menghunus tombaknya, sebaliknya, dia memasang perisai di lengan kirinya.
Kedua ksatria itu memimpin, dan aku perlahan mengikuti prajurit yang tersisa.
Saat kami mendekati tempat persembunyian bandit, Aku khawatir kami akan menghadapi hujan anak panah, tetapi entah bagaimana, tidak ada tanda-tanda kehidupan di tempat persembunyian tersebut.
Namun, semakin dekat kami, semakin kuat bau tertentu tercium di udara. lalu...
Aroma darah.
“Ada bau darah.”
Aku menganggukkan kepalaku saat mendengar Lucas berbisik dari depan.
Apa ada pembantaian di dalam?
Lucas, berdiri tepat di samping pagar kayu yang mengelilingi tempat persembunyian, mencengkeram pedangnya. Evangeline mengencangkan cengkeramannya pada perisainya.
"Kami menyerbu masuk. Tiga, dua..."
Satu!
Bam-!
Lucas menerobos gerbang utama tempat persembunyian itu dengan bahunya dan melangkah masuk.
Evangeline dan para prajurit menyerbu di belakangnya.
Aku dengan santai berjalan mengejar mereka.
"Hmm."
Bagian dalam tempat persembunyian... berantakan.
Mayat yang tampak seperti bandit berserakan dimana-mana, dan seluruh tempat itu kacau balau dengan darah dan senjata rusak.
'Ada bandit. Sekarang, tidak ada.”
Saat aku memeriksa tempat persembunyian yang berlumuran darah dengan ekspresi sedikit jijik, aku mendengar suara Lucas dari jauh.
"My Lord! Ada yang selamat di sini!"
Saat Aku bergegas, Aku melihat seorang anak laki-laki berusia akhir remaja gemetar dengan wajah pucat dan ketakutan.
"Eh, ah, ahh...!"
“Tenanglah, bandit kecil. Kami adalah pasukan kerajaan.”
Aku berjongkok di depan anak laki-laki menggigil yang ditangkap Lucas, dan berbicara dengan suara hangat.
“Tentu saja, tergantung kejahatanmu, kami bisa mengeksekusimu atau memberimu makan, tapi kamu tidak akan mati di sini.”
Bandit muda yang gemetar itu berkata dengan putus asa.
“K, kami, kami tidak melakukan kesalahan apa pun…! Kami baru saja membajak kereta yang datang dari ibu kota…”
"Kalian membajak kereta?"
"Y, ya! Kelihatannya mahal, jadi tentu saja, kami pikir isinya juga... kami pikir kami bisa menjual isi dan gerbongnya untuk mendapatkan uang..."
Aku mendecakkan lidahku.
"Dan saat kalian membuka gerbong yang dibajak, tidak ada harta karun, yang ada hanya tahanan. Dan para tahanan itu akhirnya memukuli kalian semua. Begitulah situasinya, kan?"
Bandit muda itu dengan panik menganggukkan kepalanya.
Aku segera menoleh untuk melihat kapten pasukan pengawal.
“Kapten Pengawal, bukankah kau mengklaim bahwa para tahanan melarikan diri sendiri? Tapi menurut anak laki-laki ini, sepertinya kereta pengawal dibajak oleh bandit.”
"Itu, itu..."
"Begitu. Kamu seharusnya menjadi pengawal tahanan dari Ibukota, tapi kamu akan kehilangan muka jika mengakui bahwa kamu dirampok oleh bandit pinggiran."
"sa... saya minta maaf. saya tidak pernah bermaksud berbohong..."
Aku menggeram dengan nada tidak menyenangkan.
"Tapi, kapten pengawal, aku bisa memaafkan kesalahan membiarkan tahanan dicuri oleh para bandit, tapi aku tidak bisa memaafkan karena dibohongi..."
"Ya, ya, Yang Mulia! saya telah melakukan dosa yang patut dihukum mati!"
"Aku memaafkan kesalahan tapi bukan niat. Sadarilah akan ada penalti yang setimpal."
Kapten pengawal gemetar dan jatuh ke tanah.
Mengapa dia berbohong padahal hal itu bisa dengan mudah diketahui? Apa dia mengira aku tidak akan memeriksa situasi secara pribadi dan hanya mempercayai laporannya?
'...Itu mungkin pemikirannya.'
Bagaimanapun, sekarang gambaran keseluruhannya menjadi jelas.
Pasukan pengawal diserang oleh bandit saat mengangkut lima tahanan yang dihukum dengan kereta ke Crossroad.
Para bandit membajak kereta, membawanya ke tempat persembunyian mereka, membukanya, dan kemudian tertangkap basah dan dikalahkan oleh para tahanan di dalam.
Pasukan pengawal memalsukan laporan mereka, mengatakan bahwa para tahanan telah melarikan diri sendiri, dan sekarang kebohongan mereka telah diketahui, mereka akan mendapat banyak ganjaran dariku.
'Situasinya sudah dijelaskan tapi...'
Lantas, di manakah kelima narapidana tersebut kini?
"Senior!"
Lalu aku mendengar suara Evangeline dari dalam tempat persembunyian.
"Di sini! Cepat!"
Aku bangkit dan menuju ke arahnya.
Evangeline berdiri di tempat persembunyian, ekspresi bingung di wajahnya, sambil menunjuk ke tengah halaman.
"Lihat."
"...!"
Aku terkejut dan mataku terbelalak ketika melihat pemandangan itu.
Di tengah tempat persembunyian yang porak poranda,
Lima orang, mengenakan seragam hitam Kekaisaran Everblack, duduk.
Tidak, mereka duduk, tapi...
Clang. clang
Mereka mengikat diri mereka dengan rantai, menutup mata, dan menyumbat mulut. Mereka berlutut di sana.
Setiap orang yang masuk ke halaman tercengang melihat pemandangan itu.
"Selamat datang, Yang Mulia, dan warga Crossroad."
Salah satu tahanan, seorang pria yang duduk di tengah, perlahan membuka mulutnya.
“Kami berlima, para tahanan yang dihukum, telah menunggu anda.”
Dia adalah satu-satunya tahanan yang matanya tidak ditutup atau disumpal, namun dia juga diikat dengan rantai.
'Apa dia mengikat dirinya sendiri?'
Mengapa?
Ketika kesempatan untuk melarikan diri akhirnya tiba, mengapa mereka tidak lari melainkan mengikat diri dan menunggu kami?
“Kami tidak ada niat untuk melarikan diri atau kabur sedikit pun. Kami berharap eksekusi kami dapat segera dilakukan dan laporan dapat dikirimkan kepada atasan secepatnya.”
Pria itu perlahan mengangkat kepalanya.
Di bawah tudung seragam kekaisarannya yang usang dan hangus, rambut hijau cerah tergerai.
Aku terkejut dan sedikit membuka mulut.
Dalam game ini hanya ada satu ras dengan warna rambut tersebut.
'Seorang Elf...?!'
"tolong, semuanya."
Pria elf itu menundukkan kepalanya lagi dan mengulangi permintaannya.
"Tolong eksekusi kami secepat mungkin. Jika tidak, kalian bisa menggorok leher kami di sini."
Tahanan lainnya juga menundukkan kepala dalam-dalam.
Mereka terus mengucapkan kata-kata yang tidak dapat Aku pahami.
"Tolong, bunuh kami secepatnya."
"..."
Tidak, apa maksudmu membunuh?
aku berteriak dalam hati.
'Aku sudah mengincar kalian untuk sub-partaiku! Kalian tidak bisa mati!'