Penerjemah: Idran

“Kyaaah!”

Situasi menjadi lebih buruk.

Melolong dan menjerit di semua tempat.

Seiring dengan perintah evakuasi darurat yang panik.

Mist Burns yang berlipat ganda dalam sekejap terus menimbulkan korban baru.

“Jika ini terus berlanjut, kita akan berakhir seperti mereka!”

Profesor Lim berteriak panik.

Mist Burn merupakan monster yang tidak bisa ia tangkap dengan level yang dimilikinya.

Dari semua hal, Mist Burn… adalah salah satu yang menstimulasi trauma paling menyakitkannya.

Berlari!

"Hah? Profesor! Kemana kamu pergi?!"

Suho terkejut.

Satu-satunya Hunter di sini saat ini, Profesor Lim, sedang melarikan diri!!

Profesor Lim yang nyaris lolos dari serangan Mist Burn keluar dari ruang pameran sendirian.

'Haruskah aku mengikutinya?'

Suho yang sempat berpikir sejenak, segera menggerakkan tubuhnya.

Tapi, menuju arah yang berlawanan dengan tempat Profesor Lim lari.

Grab!

Suho berlari ke sudut aula dan mengambil alat Pemadam api.

'Aku tidak tahu apa ini akan berhasil tapi…'

Dia tidak tahan untuk melarikan diri dan meninggalkan yang lain.

Sambil memegang alat pemadam api, Suho berlari ke tempat berkumpulnya Mist Burns.

Swooosh!

Bubuk putih menyembur keluar dan menutupi Mist Burns.

[Kheuuu!]

Tentu saja, karena ini adalah serangan yang tidak mengandung kekuatan magic, tidak akan ada kerusakan yang berarti.

Namun, itu cukup untuk menekan daya tembak mereka untuk sementara.

'Ini cukup untuk saat ini.'

Setelah memastikan alat pemadam api tersebut berfungsi dengan baik, Suho terus menggerakkan ujung alat pemadam api tersebut dan menyemprotkan Mist Burns lainnya juga.

Swoosh!

[Kheeuu!]

[Aaaaack!]

Dia melihat sekeliling.

Suho menemukan temannya yang jatuh dan membantunya.

"Apa kamu baik-baik saja?"

“Ugh.”

Wajah temannya berlinang air mata dan pilek.

“Hei, kembalilah sadar!”

Suho mengguncang tubuhnya, tapi dia tetap tidak terpengaruh.

Plak! Plak!

Dia terpaksa sadar dengan sebuah tamparan.

“S-Suho?”

Mata temannya hampir tidak fokus.

Suho menunduk.

'Apa dia terkilir?'

“Ayo keluar dari sini dulu.”

Suho mengangkat temannya dan menggendongnya.

Berkat alat pemadam api, serangan Mist Burns untuk sementara melemah.

Tidak ada cara lain untuk melarikan diri dari sini.

“Ugh. Di-Di mana profesornya?”

Siswa itu bertanya pada Suho.

Semua mahasiswa seni tahu bahwa Profesor Lim adalah seorang Hunter.

Tapi, dalam situasi seperti ini, tidak ada yang tahu di mana dia berada.

“dia sedang meminta bantuan dari Asosiasi Hunter.”

Suho berpikir tidak perlu menyebutkan kalau profesor itu melarikan diri sendirian setelah itu.

'Dia mungkin takut.'

Mendengar perkataan Suho, desahan lega keluar dari mulut sahabatnya itu.

* * *

Mereka keluar dari ruang pameran.

Tapi, segalanya tidak berhenti di situ.

Sebaliknya, di luar jauh lebih berantakan.

Roar!

[Grrrr!]

'Mereka tidak hanya ada di dalam aula.'

Suho menggigit bibirnya.

Sepertinya seluruh museum dipenuhi Mist Burns.

'Monster itu. Mereka sungguh mengerikan.'

Dia pikir dia harus keluar dari ruang pameran.

“Aaack!”

“To-long…!”

“Kapan para Hunter datang?!”

Orang-orang gemetar di mana-mana.

Gedung Museum Seni Universitas Nasional Korea memiliki lorong yang jelas.

Baik tangga maupun lift.

Tapi, Mist Burns sedang berdengung dimana-mana.

'Jika terus begini, umat manusia bisa berada dalam bahaya.'

Suho dengan cepat menilai situasinya.

Semua rute evakuasi diblokir, dan jumlah monster bertambah.

Situasinya hanya akan bertambah buruk jika mereka berubah menjadi monster dengan sembarangan melompat keluar jendela atau berlarian. “…!” Lebih banyak orang kemudian menoleh ke arahnya. Mereka melihat alat pemadam api di tangan Suho. “Aku mengerti!” "Itu benar! Pemadam api!" “Kita bisa membunuh monster itu!”

'Mungkin segalanya akan menjadi lebih baik jika aku bisa memberi mereka sarana untuk melindungi diri mereka sendiri.'

Suho mengangkat alat pemadam api yang dibawanya dan berteriak.

"Setiap orang! Dengarkan!"

Beberapa orang yang ketakutan memandang ke arah Suho.

“Ada cara untuk mengatasinya!”

***

Cahaya kembali menyinari mata mereka yang tak berdaya.

Suho merasa sangat malu.

'Ahh, itu tidak bisa benar-benar membunuh monster-monster itu. Apa itu penting?'

Ini memberi harapan pada orang-orang. Itu yang penting.

Warga berhamburan dan panik mencari alat Pemadam api.

“Di sini, aku menemukannya!”

“Aku juga menemukannya!”

Orang-orang yang menemukan alat Pemadam api bersorak.

Pada saat yang sama, mereka yang tidak dapat menemukan alat Pemadam api menjadi kontemplatif. Tapi, itu sudah cukup. teriak Suho. “Tidak semua orang membutuhkan alat Pemadam api! Mereka yang membawa alat Pemadam api, silakan ikuti aku!” 

"Apa?"

Tidak mungkin ada banyak alat Pemadam api di satu lantai. Kekecewaan terpancar di wajah orang-orang yang memegang alat Pemadam api tersebut. Mereka sadar, hanya mereka yang memegang alat Pemadam api saja yang akan berada di garda depan pertempuran. Suho memimpin dan mengarahkan alat pemadam api ke Mist Burns. 

Swoosh! 

Mulai saat ini, tindakan akan berbicara lebih keras daripada kata-kata. 

[Khheeuuu!] 

Daya tembak Mist Burn terasa melemah. Warna kulit orang-orang yang melihatnya menjadi cerah. “L-Luar biasa!” 

"Benar! Aku akan melakukannya juga!” 

Swooosh! 

Sementara itu, orang-orang mengikuti Suho dan bergerak melewati celah dan menuruni tangga. [Kyaaaah!]

***

Mereka mulai menyemprotkan alat Pemadam api saat mereka mulai percaya diri.

"Bagus! Ayo terus bergerak ke sini!”

Suho tetap memimpin dan terus menyerang ke depan.

Masalahnya, ada juga Mist Burns yang menyerang dari belakang.

“Aaack!”

"Di belakang!"

Orang-orang yang hampir tidak stabil kembali panik.

Bergegas!

Orang-orang berlari menuruni tangga karena ketakutan.

Suho mengertakkan giginya.

“Kita hampir sampai.”

Jika ini terus berlanjut, mereka semua mungkin akan terjatuh dari tangga.

Suho menurunkan temannya dan bertanya padanya.

“Mulai sekarang kamu bisa pergi sendiri, kan?” “aku akan mengurus bagian belakang, sehingga mereka yang berada di depan dapat membersihkan jalan!” 

“B-Baiklah!” 

Suho akhirnya berbalik dan menaiki tangga lagi. 'aku tidak tahu apa yang aku lakukan.' 

Seseorang yang belum terbangun mulai bertindak seperti seorang Hunter.

Tapi, tidak ada yang bisa dia lakukan selain itu.

Tubuhnya bergerak ke depan.

Swooosh!

[Khheeuu!]

Alat pemadam api Suho menyerang Mist Burns yang datang dari belakang.

Tapi kemudian.

"Hah?"

'Serius?'

Bubuk putih yang menyembur deras tiba-tiba berhenti.

Saat itu, mata Suho dan Mist Burn yang didorong tak berdaya bertemu dengan canggung.

"Ha."

Suho mencibir dengan sedih.

“Aku ditakdirkan.”

[Grrrrrrr!]

Mist Burn datang ke arah Suho.

whosd!

Asap biru menyelimutinya.

Dia juga akan menjadi Mist Burn baru.

Tapi, saat itu juga.

Whosh!

[…?!]

Pada saat itu.

Dia berhadapan langsung dengan Mist Burn.

Dan, secara bertahap jatuh jauh ke dalam jurang saat dia kehilangan kesadaran.

* * *

Terlahir dari sisa-sisa mana, Mist Burn adalah makhluk lemah yang hanya digerakkan oleh naluri.

Itu juga merupakan monster merepotkan yang bisa menjadi lebih kuat selama ia memiliki cukup konsumsi dan tanpa henti meningkatkan alter egonya.

Mana yang terbaik untuk mereka konsumsi?

Sederhananya, makhluk hidup.

Diantaranya, manusia dengan vitalitas melimpah merupakan mangsa baik yang dapat terbakar dengan baik seperti kayu bakar kering.

Dalam hal ini, Suho adalah mangsa yang sempurna untuk Mist Burn.

Namun…

whoss!

Saat itu menelan tubuh Suho.

Mist Burn jatuh ke dalam jurang hitam pekat yang tersembunyi di dalam diri Suho.

[Kheuu?] 

Tapi, di bagian terdalam jurang, seseorang sedang memperhatikan.

Mist Burn yang kebingungan melihat sekeliling.

Tidak peduli di mana pun kelihatannya, jurang yang dalam tidak ada habisnya.

Mist Burn menggeram dengan ganas, berdiri diam dengan asap biru.

[Kheuuhaa! Kkkk! Khaa…?]

Tidak peduli seberapa kerasnya ia menggeram, yang muncul hanyalah gema kosong.

Mist Burn kemudian sadar.

Itu bukanlah seseorang, melainkan seluruh jurang yang memandang rendah dirinya.

Ini seperti meneteskan air liur pada mangsanya.

[Kyaaack?!]

Jurang itu membuka mulutnya lebar-lebar pada Mist Burn, yang terkejut, mencoba melarikan diri.

Gulp.

* * *

Swoshh

"Hah?"

Suho melontarkan ekspresi bingung.

Mist Burn yang tiba-tiba menyerangnya…

Crackle.

Tubuh manusia yang tadinya menjadi sumbu juga roboh di tempat menjadi abu.

Saat itu juga.

[Andamenyingkirkan Mist Burn.]

["Quest Rahasia: Keberanian mereka yang tidak berdaya" telah tercapai.]

"…Apa?"

Mata Suho terbelalak mendengar pesan yang tiba-tiba muncul di hadapannya..

[Level anda meningkat!]

Wings!

Cahaya cemerlang menyelimuti seluruh tubuh Suho.

* * *

Teman Suho, Kim Daehyun, berhasil melarikan diri ke luar museum.

bug.

Begitu kakinya yang pincang menyentuh tanah di luar, dia kehilangan kekuatan.

Duduk tak berdaya di depan museum seni, tatapan Daehyun secara naluriah mencari Suho.

“B-Bagaimana dengan Suho? Pernahkah kamu melihatnya?”

"Siapa? Ah, pria itu?”

Orang-orang mengingat siswa yang memimpin dan bertarung dengan alat Pemadam api.

Namun, Suho tidak terlihat.

Seseorang dengan ragu membuka mulutnya.

“Orang itu kembali menyerang ke belakang.”

“T-Tidak mungkin…”

“Dia belum keluar?”

Semua orang mulai bergumam.

Seseorang berbicara dengan suara penuh harapan.

“Dia seorang Hunter, jadi, bukankah dia akan baik-baik saja?”

“Suho bukan seorang Hunter!”

Daehyun berteriak.

Fakta itu bahkan lebih mengejutkan lagi.

"Apa? Dia bukan seorang Hunter?” 

“Dia bukan salah satunya tapi bagaimana dia…"

Tatapan mereka secara bersamaan beralih ke museum seni.

Suho…belum keluar.

Para Hunter tiba tepat pada waktunya setelah menerima laporan.

"Disini!"

Profesor Lim, yang melarikan diri lebih dulu, membawa para Hunter.

Dia menghela nafas lega saat melihat orang-orang yang berhasil lolos dari museum dengan selamat.

'Ha, melegakan sekali. aku kira semua orang keluar entah bagaimana caranya.' 

Profesor Lim dan para Hunter memandang kerumunan itu dengan ekspresi bingung. Mist Burn menyerang tempat terpencil namun banyak yang mampu bertahan? Betapapun beruntungnya mereka, mau tak mau mereka merasa penasaran dengan apa yang telah terjadi. 

“Lebih dari itu, masih ada seseorang yang tersisa di sana!”

Daehyun berteriak putus asa.

“Suho masih…!”

“Suho? Suho masih di dalam?”

Asisten Profesor Lim terkejut dan mengalihkan pandangannya ke museum.

“Kalau bukan karena Suho, kita semua pasti mati!

Wajah semua orang yang selamat berubah muram mendengar kata-kata menyedihkan dari Daehyun.

“Apa orang itu seorang Hunter? Kelas apa?"

“…Dia warga sipil.”

"Apa? Bagaimana orang normal bisa melakukan itu…?”

Hunter siap mengajukan lebih banyak pertanyaan.

Gemuruh!

Raungan tak menyenangkan datang dari gedung museum.

“…!”

Semua orang menoleh ke arah suara itu.

Kekuatan magic yang kabur mulai mengalir keluar dari gedung.

"Aduh Buyung. Apa disintegrasi akan dimulai?”