Chapter 11

 Dari sudut pandangku dan siapa pun yang sedang menonton, Celeste tampil luar biasa.

Bahkan kalaupun dia cuma manusia biasa tanpa kekuatan super, aku yakin dia tetap bakal menarik banyak penonton.

Dia rajin, berbakat, dan kemampuan dasarnya juga bagus.

Gerakannya presisi, tenang, dan cerdas setiap kali menghadapi monster. Sulit dipercaya kalau dia baru berumur tujuh belas tahun.

Ditambah lagi dia anak sulung keluarga Costantini, cantik pula jadi wajar aja kalau para penonton berbondong-bondong ke kanalnya.

Jumlah penonton umum memang gak banyak berubah, tapi suasananya mulai beda di kanal pribadinya.

Cam 7, kamera Celeste.

Awalnya cuma ada satu-dua pejabat yang menonton, tapi entah kenapa, tiba-tiba banyak banget yang ngumpul di situ.

Dan di saat itulah...

[Protagonis, Lee Yeonjun, telah memperoleh skill Take Notice (A).]

Pesan sialan itu muncul lagi di pikiranku.

Ini udah protagonis ketiga yang kutemui, dan mereka semua punya pola yang sama, bisa dapet skill cuma karena “bertekad mengatasi krisis.”

Kali ini dia dapet skill A-Rank begitu aja di tempat kayak gini, itu udah cukup gila.

Tapi masalah sebenarnya baru dimulai.

[Take Notice (A) - Semakin banyak perhatian yang anda terima, semakin kuat anda .]

Efek skill itu...

Kalau di dunia lain, jujur aja, efek kayak gini paling mentok cuma selevel B atau C.

Tapi ini Bumi. Dunia modern, di mana media udah berkembang gila-gilaan, dan orang bisa nonton siapa pun dari ujung dunia mana pun.

Artinya, skill ini bisa aja setara S atau bahkan SS-Rank di dunia ini.

Gila, kenapa skill kayak gini malah dikategorikan A-Rank di sini?

Tapi ya, superpower S-Rank memang langka.

Sedangkan A-Rank masih banyak.

Untungnya, gak ada orang yang dapet skill sinting kayak gini dari awal, kalau gak, dunia udah hancur dari dulu.

‘Aku harus menghentikannya sekarang juga.’

Kalau Lee Yeonjun terus melanjutkan dungeon ini dan mulai menyiarkan dirinya sendiri, sesuatu yang buruk bakal terjadi.

Puluhan ribu orang masih menontonnya.

Dan berkat mereka, pesan-pesan itu terus bermunculan di pikiranku:

[Level protagonis Lee Yeonjun telah meningkat: 63(+3)]

[Level protagonis Lee Yeonjun telah meningkat: 63(+4)]

[Protagonis Lee Yeonjun…]

Untungnya peningkatannya gak terlalu cepat. Kadang bonus level-nya bahkan turun lagi.

Sepertinya dipengaruhi oleh jumlah penonton.

‘Kalau orang dengan obsesi perhatian kayak dia punya kekuatan ini, dunia bisa kiamat.’

Masih aman.

Begitu aku punya kesempatan, aku akan bunuh dia.

Untungnya, sekarang jumlah penontonnya mulai menurun, semua gara-gara Celeste.

Para penonton yang cuma nonton karena “penampilan” beralih ke kanalnya.

Celeste mengenakan setelan aether suit putih, mirip spandeks, yang berpadu sempurna dengan latar hutan bersalju.

Dan seperti yang bisa ditebak… penonton langsung heboh.

‘Sekarang gimana?’ pikirku.

Lama-lama, bisa aja semua penonton dari kanal lain pindah ke siaran Lee Yeonjun.

Tapi untungnya, ini siaran pribadi, bukan siaran langsung nasional.

‘Oke. Aku cuma perlu lanjut kayak biasa. Sambil nyiapin cara buat ngeburunya.’

Masalah dia bersalah atau nggak itu urusan nanti.

Yang penting sekarang, dia harus mati. Aku akan menyelesaikan ini dulu, baru mikirin sisanya.

Jumlah penonton belum meningkat banyak.

Masih di level yang bisa kuatasi.

Ya, asal gak ada variabel aneh yang muncul.

Tapi aku terlalu tenang.

Selama ini aku cuma berhadapan langsung dengan para protagonis, gak pernah benar-benar ikut dalam “alur cerita” mereka.

Itulah kenapa aku belum tahu betapa berbahayanya kata itu.

[Kliese terdeteksi dalam alur protagonis.]

***

Kota Ansan.

Markas Besar Pencegahan Bencana Monster.

Tempat di mana semua dungeon dan gate di Provinsi Gyeonggi dipantau secara real-time.

“Wuuuung! Wuuuung!”

Tiba-tiba alarm darurat meraung keras.

Han Eunjung, direktur lembaga itu, langsung bergegas ke ruang kendali.

Para peneliti berseragam putih panik berlarian di antara layar monitor.

“Ada apa?”

“aku rasa telah terjadi ‘mutasi dungeon,’ Bu.”

“Lokasinya di mana?”

“Uijeongbu! Teridentifikasi sebagai dungeon C-Rank, Snow Peak of Paulownia!”

“…Apa?”

Mutasi dungeon, fenomena langka di mana tingkat kesulitan dungeon berubah drastis.

Kalau semula berperingkat C, bisa aja tiba-tiba turun ke F… atau malah melonjak ke A atau S.

Kemungkinannya kecil banget.

Karena itu, markas besar langsung kacau. Fenomena ini baru terjadi beberapa kali di seluruh Korea.

Wajah Han Eunjung menegang.

“Brengsek… ikuti protokol. Berapa pembacaan gelombangnya?”

“Itu… berubah-ubah, Bu. Tapi sekarang mulai stabil.”

“Dan hasil akhirnya?”

“…S-Rank.”

“A,apa?!”

Tanpa peringatan, dungeon C-Rank itu berubah jadi dungeon S-Rank.

Perubahan yang mengerikan.

Han Eunjung langsung berteriak, “Hubungi Capital Defense Headquarters! Siapkan pasukan siaga! Kirim hunter A-Rank dan S-Rank secepatnya!”

Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.

Dari semua dungeon yang mungkin… kenapa harus Snow Peak of Paulownia?!

Bukankah itu dungeon tempat para peserta pelatihan terkenal lagi debut?

Lebih parah lagi, dungeon itu gak termasuk daftar pengawasan gelombang, karena selama ini gak pernah menunjukkan aktivitas mencurigakan.

Biasanya aman.

Apalagi ada satu orang di dunia ini yang punya kekuatan ramalan, The Prophet.

Berkat dia, kejadian semacam ini bisa diantisipasi jauh-jauh hari.

Termasuk dungeon ini.

Atau… seharusnya begitu.

‘Perasaanku gak enak.’

Begitu seseorang masuk dungeon, mereka gak bisa keluar sampai dungeon itu diselesaikan.

Artinya, semua orang di dalam sekarang terjebak.

Untungnya, ada hunter senior A-Rank dan bahkan satu S-Rank di sana.

Dengan kekuatan mereka, kemungkinan besar dungeon itu bisa ditaklukkan atau setidaknya, mereka bisa bertahan sampai bantuan datang.

Tapi tetap saja…

‘S-Rank, tiba-tiba…?’

Dungeon A-Rank bisa diukur kekuatannya secara jelas.

Dengan perhitungan dan jumlah hunter yang cukup, kamu bisa menyerangnya dengan aman.

Tapi S-Rank?

Tidak. S-Rank gak bisa diukur dengan akal sehat.

Monster-monsternya sering kali diluar logika, tidak tercatat dalam database mana pun, dan muncul di luar nalar manusia.

S-Rank bukan cuma level di atas A-Rank.

Itu level yang tidak bisa diukur sama sekali.

Han Eunjung berdoa dalam hati sambil menyalakan siaran langsung.

‘Tolong, semoga gak ada yang terjadi…’

***

Kugugu!!

Tiga jam setelah eksplorasi dimulai, mutasi dungeon benar-benar terjadi.

Saat itu, Seodam masih melihat rating Celeste yang tinggi dan berpikir semuanya bakal baik-baik aja sampai area bos.

“T-tunggu! Ini apa?!”

“Ini… gila, ini mutasi dungeon!”

“Semua orang, mundur ke titik D sekarang!”

Lalu pesan dari markas datang.

[Peringkat: S-Rank]

[‘Salju Pahit Gunung Paulownia yang Menyimpan Dendam Tiga Ribu Tahun.’]

[Dungeon terdeteksi sebagai S-Rank! Hindari pertempuran sebanyak mungkin!]

Ini bukan pertama kalinya Seodam mengalami hal kayak gini.

Tapi para hunter lain terutama para peserta pelatihan jelas kelihatan panik.

Bahkan Jang Hyunsuk yang S-Rank pun kehilangan ekspresi tenangnya.

Biasanya, untuk menyerang dungeon S-Rank, dibutuhkan setidaknya tiga hunter S-Rank dan dua puluh hunter A-Rank.

Memang, bisa aja dicoba dengan jumlah lebih sedikit… tapi itu kalau hunter-hunter yang ada adalah veteran sejati.

Namun kali ini…

Sebagian besar dari orang-orang yang berkumpul di sini hanya punya pengalaman antara lima sampai tujuh tahun, dan Jang Hyunsuk adalah pemula baru yang bahkan baru memasuki tahun kelimanya.

Faktanya, ketika Seodam berada di tahun kelima kariernya dulu, ia sudah menjelajahi dunia dan menghadapi banyak hal aneh yang tak pernah ditemui para hunter modern.

Sebelum terjadinya mutasi dungeon, tingkat keberhasilan tim kami selalu 100%. Jadi meski sekarang turun menjadi 99%, tak ada alasan untuk merasa malu.

Jadi..

Seodam akhirnya membuka suara.

“Teman-teman, tenang dulu dan dengarkan aku.”

Pangkatnya jauh lebih rendah dibanding yang lain di sini.

Namun entah kenapa, para superhuman itu mendengarkan Seodam seolah mereka terhipnotis.

Tak ada yang bisa menjelaskan alasannya.

“Kita tidak akan kembali ke titik D.”

“Hah? Kenapa? Itu perintah dari markas besar.”

“Keputusan markas salah. Kalau kita mundur sekarang, kita akan bertemu monster yang sudah beregenerasi dan jadi lebih kuat. Lebih baik maju dan bangun titik E.”

“Be-beregenerasi?”

Para hunter hari itu belajar satu kata baru yang sebelumnya asing bagi mereka.

Tentu saja, fenomena “regenerasi” bukanlah hal umum yang terjadi di dalam dungeon.

Seodam melangkah di depan, menggenggam blade aether-nya yang berpendar biru.

“Pertarungan sebenarnya dimulai sekarang. Para hunter senior, lindungi para peserta pelatihan.”

“Ah, ya, baik!”

“Hunter Jang Hyunsuk, kau lindungi dari belakang.”

Itu terdengar seperti perintah, tapi Jang Hyunsuk hanya mengerutkan alis sedikit sebelum akhirnya menuruti Seodam.

Menatap ke depan, Seodam mengembuskan napas panjang.

Dungeon peringkat S.

Sudah entah berapa kali aku menantangnya.

Tapi sekarang, peralatan dan rekan-rekanku jelas berbeda kualitas dari dulu.

Meskipun aku sudah memiliki bakat dalam ilmu pedang, menaklukkan dungeon S-Rank dengan perlengkapan seadanya seperti ini jelas hal yang mustahil.

Rencana Seodam kali ini sederhana, bergerak ke tempat aman dan menunggu.

Siaran langsung masih berlangsung, tapi kalau kami menunggu cukup lama, penonton akan bosan dan pergi sendiri.

Namun..

alur cerita punya caranya sendiri untuk memastikan semuanya tidak berjalan baik.

[Ketika seorang protagonis menghadapi krisis, alur dunia mereka akan menyimpang.]

[Karena kehilangan penonton, sang protagonis terbangun dengan kemampuan baru untuk menarik perhatian mereka kembali.]

[Lingkungan paling cocok untuk menggunakan kemampuan barunya telah tercipta.]

Protagonis tidak pernah boleh kalah.

Bahkan dalam hal “jumlah penonton.”

Kalau bukan karena Seodam, Celeste juga tidak akan ada di sini, dan Lee Yeonjun pasti akan mempertahankan jumlah penontonnya yang stabil.

Cerita akan berakhir tanpa kesempatan baginya untuk membangkitkan kemampuan baru.

Mereka akan menaklukkan dungeon peringkat C ini dengan mulus, kekuatannya meningkat perlahan, dan kemampuan yang mungkin akan ia bangkitkan hanyalah “Take Notice.”

Tapi semuanya berubah ketika satu-satunya orang yang bisa lepas dari pengaruh “berkat protagonis” masuk ke dalam cerita.

Lee Yeonjun bahkan belum menstabilkan kemampuannya yang sebelumnya, “Steroid (C),” tapi kini sudah membangkitkan kekuatan baru lagi.

Seorang karakter pendukung merebut penonton protagonis?

Itu jelas krisis besar.

Begitu cerita mencapai klimaks, protagonis akan mendapatkan kembali penontonnya, menuntaskan “balas dendam manis”-nya.

Dengan kata lain, karena kemunculan Seodam, fenomena abnormal terjadi entah dari mana, mengubah dungeon C-Rank menjadi dungeon S-Rank hanya agar protagonis bisa bersinar di atas panggungnya sendiri.

Sang protagonis adalah sosok yang bisa memanfaatkan situasi apa pun semaksimal mungkin.

“Tunggu! Maksudmu para trainee nggak boleh maju di depan, hah?”

“K-kau pikir kau siapa, hah?”

Boom! Pa!

Semua orang terbelalak saat melihat salah satu peserta pelatihan menghantam monster di depan, seolah menolak perintah pengecut semacam itu.

[Wow, barusan apa itu?!]

[Astaga… aku barusan lihat trainee peringkat C ngalahin monster A-Rank?]

[(Emoji otot)]

[(Emoji kaget ×4)]

[Waaah…]

[Itu beneran mungkin??]

Reaksi para penonton meledak.

Lee Yeonjun masih peringkat C.

Dan dia bahkan baru saja terbangun sebagai hunter.

Melihatnya mengalahkan monster A-Rank, yang bahkan para hunter senior waspadai tentu membuat semua orang syok.

Padahal, sebenarnya Jang Hyunsuk dan Yoo Seodam yang lebih dulu melukai monster itu, tapi tetap saja, aksi seorang trainee yang mengambil inisiatif begitu mencolok.

Perhatian penonton pun kembali beralih pada Lee Yeonjun.

[Level protagonis Lee Yeonjun meningkat: 63 (+7)]

Seodam menggertakkan giginya.

Sialan. Apa aku harus tembak jatuhin semua drone itu aja?

Namun ia segera menggeleng.

Tak perlu ambil risiko dan membuat Lee Yeonjun bangkit dengan kemampuan baru hanya karena kehilangan penonton.

Ia yakin, kalau sampai melakukannya, Lee Yeonjun pasti akan langsung mendapat “plot armor” lain untuk mengatasi hal itu.

Menahan dorongan kuat untuk menghancurkan semua kamera, Seodam menelaah situasi di kepalanya.

Selama ini aku hanya fokus ke Lee Yeonjun, tapi sebenarnya masalah utamanya bukan dia.

Masalahnya adalah dungeon S-Rank ini sendiri.

Aku memang menyarankan pindah ke titik E, tapi apakah itu benar-benar aman?

Nggak mungkin.

Dari awal, bertahan di dungeon S-Rank sampai bala bantuan datang itu jelas mustahil.

Kalau begini terus, mungkin dalam waktu kurang dari satu jam, kami semua akan musnah.

Satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah membunuh bos dungeon ini, sesuatu yang sama sekali tak mungkin dilakukan dengan tim ini.

Tapi bahkan kalau berhasil pun, Lee Yeonjun pasti akan membangkitkan lebih banyak kemampuan lagi.

Saat itu terjadi, Lee Yeonjun akan jadi terlalu kuat sampai aku sendiri takkan sanggup menghadapinya.

Seodam mengeluh dalam hati karena tidak punya kekuatan super.

Kalau saja aku punya, mungkin aku bisa menekan situasi ini dengan merebut “perhatian” dari Lee Yeonjun.

Tapi Yoo Seodam hanyalah hunter F-Rank yang harus berhati-hati bahkan saat melawan monster F-Rank sekalipun.

Sedangkan Lee Yeonjun?

Dia anak yang diberkati.

Situasi konyol di mana dia bisa terpojok hanya karena monster lemah seharusnya tidak akan pernah terjadi.

Tentu saja, kombinasi antara Yoo Seodam dan Celeste sejauh ini sudah cukup baik menahan serbuan monster A-Rank yang tiba-tiba muncul, tapi itu masih belum cukup.

[Skill ‘Attention’ (A) dan skill ‘Power Steroid’ (C) tidak seimbang, saling bertabrakan.]

Bertabrakan?

Saat Yoo Seodam berharap efek negatif akan muncul, matanya membelalak.

[…Skill Power Steroid (C) naik ke (B)!]

[Level protagonis Lee Yeonjun meningkat: 77 (+8)]

Sialan anak ini…!

Lebih parah lagi, seiring kemampuan Lee Yeonjun naik ke peringkat B, levelnya pun ikut meningkat.

Situasinya semakin kacau.

Aku harus melakukan sesuatu…

Sepanjang hidupnya, Seodam belum pernah mengalami hal seperti ini.

Bahkan menonton siaran langsung pun belum pernah, jadi ia tak tahu bagaimana para penonton melihat semua ini.

Lalu, dua pesan muncul di pikirannya.

[Skill ‘Power Steroid (B)’ milik protagonis Lee Yeonjun menunjukkan tingkat pertumbuhan berlebihan.]

[Protagonis Lee Yeonjun berpotensi memperoleh skill ‘Power Frenzy (S).’]

“…Hah?”

Yoo Seodam tanpa sadar menatap mata Lee Yeonjun.

Sudut bibirnya bergerak sedikit.

Khawatir?

Takut?

Putus asa?

Dungeon S-Rank.

Berburu protagonis yang kekuatannya terus tumbuh tanpa henti.

Kedua situasi itu tampak mustahil, dan siapa pun akan merasa demikian.

Namun Seodam berbeda.

Justru pikirannya terasa semakin jernih.

Drone, siaran langsung, dungeon S-Rank, protagonis haus perhatian, dan skill Power Frenzy, semuanya menyatu di benaknya.

Sudut bibir Seodam perlahan terangkat.

Ia baru saja menemukan cara untuk menangkap dua kelinci atau lebih tepatnya dua hiu sekaligus.

Dan untuk menangkap hiu, kau butuh umpan lebih dulu.

“Hei, Lee Yeonjun.”

“Ya?”

Seodam memanggilnya, menepuk pundaknya pelan, lalu berkata dengan nada tenang.

“Kau… mau jadi selebritas?”

0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram