Debut kecil di Korea akhirnya berakhir.
Acara itu disiarkan langsung lewat internet, dan karena 13 dari 14 hunter serta kandidatnya orang Korea, sebagian besar penontonnya juga orang Korea.
Namun setelah insiden itu,
video debut tersebut mulai menyebar ke seluruh dunia.
Alasannya sederhana.
Pertama, terjadi fenomena mutasi dungeon, dungeon peringkat C tiba-tiba meningkat menjadi peringkat S.
Kedua, ada calon hunter yang ternyata memalsukan kebangkitannya sebagai superhuman lewat aether doping.
Meski dengan masalah seperti itu,
mereka berhasil menaklukkan dungeon peringkat S hanya dengan 14 orang.
Kalau dua hal itu terjadi secara terpisah, orang mungkin cuma akan bilang,
“Oh, ada kejadian begitu lagi ya?”
Tapi begitu digabung, dunia langsung heboh.
Isu pertama yang paling ramai adalah soal naiknya dan jatuhnya C-Rank trainee Lee Yeonjun.
Lee Yeonjun, orang pertama yang akhirnya bangkit jadi superhuman lewat kerja keras dan ketekunan.
Sejak debutnya sebagai superhuman peringkat C, namanya sudah dikenal di seluruh dunia.
Banyak orang yang belum punya kekuatan super,
yang ingin sekali jadi hunter, menjadikannya simbol harapan.
Namun kenyataannya…
semua itu bohong.
[Lee Yeonjun! Ada apa dengan tanganmu!]
Begitu suara seseorang terdengar di video,
kamera menyorot ke arah tangan Lee Yeonjun.
Tanda-tanda aether doping terlihat jelas.
Orang-orang terkejut dan kecewa.
Semakin tinggi bintang, semakin keras jatuhnya.
Bukan cuma itu, setelah rahasianya terbongkar,
Lee Yeonjun kehilangan kendali atas dirinya sendiri karena marah, dan akhirnya mengalami efek samping terburuk dari aether doping, keracunan mana (Mana Poisoning).
Tak lama setelah itu, video menampilkan adegan Lee Yeonjun yang berusaha mengejar seorang hunter bernama Yoo Seodam.
Lalu semuanya berubah jadi kekacauan.
Dan video berakhir dengan kalimat,
“Matikan kameranya.”
Detail bagian akhir tidak pernah dipublikasikan.
Tapi satu hal penting diketahui dunia:
Ketiga belas hunter dan trainee itu berhasil menghadapi kekuatan gabungan dari mutant A-Rank dan bos dungeon S-Rank, tanpa satu pun korban jiwa.
Jadi muncul pertanyaan lain.
Bagaimana caranya mereka bisa melakukan itu?
Secara alami, nama Jang Hyunsuk, hunter dengan peringkat tertinggi di antara tujuh veteran, langsung disebut-sebut.
Biasanya, dungeon S-Rank butuh minimal tiga superhuman S-Rank dan sekitar dua puluh A-Rank sebagai pendukung.
Jadi, kesimpulan orang-orang:
“Berarti kemampuan Jang Hyunsuk lebih hebat dari yang dikira.”
Itu kesimpulan yang wajar.
Tapi kenyataannya… bukan itu.
“Itu semua berkat kepemimpinan sempurna F-Rank hunter Yoo Seodam…”
Begitulah kata semua hunter yang selamat, termasuk Jang Hyunsuk sendiri.
Tanpa strategi dan pengetahuan Yoo Seodam, mereka takkan bertahan hidup.
Memang, dalam video itu Yoo Seodam tidak menonjol di awal
ia hanya terlihat mendukung trainee D-Rank-nya dari belakang.
Namun begitu dungeon mulai bermutasi, dia langsung berubah.
Ibarat pemain profesional yang diam menonton pertandingan latihan anak sekolah, lalu tiba-tiba turun ke lapangan dan menunjukkan kelas aslinya.
Dia langsung mengambil alih wewenang dari Jang Hyunsuk,
mengabaikan perintah dari markas, dan memimpin tim dengan keputusan-keputusan yang tajam.
Tidak ada yang tahu bagaimana tepatnya hal itu terjadi,
tapi satu hal jelas, Yoo Seodam adalah orang pertama yang menyadari bahaya dari kondisi Lee Yeonjun,
dan tahu cara memanfaatkannya untuk menundukkan dua ancaman sekaligus.
“Yoo Seodam, dasar bajingan. Baru beberapa hari keluar rumah sakit, udah bikin heboh lagi?”
Sore hari di Bandara Internasional Incheon.
Taylor Nine duduk bersila di bangku halte luar ruangan, memutar rambutnya sambil membaca berita di ponselnya.
Syukurlah kau masih aktif…
Setiap orang yang lewat melirik ke arahnya.
Wajar saja , penampilan Taylor Nine bisa dibilang… mencolok.
Rambut perak pendek, mata emas, sembilan tindikan di telinga,
baju tipis yang jelas tak cocok dengan cuaca dingin,
dan wajah tajam nan cantik, semuanya menarik perhatian siapa pun.
“Itu kan S-Rank hunter Taylor Nine?”
“Yang aktif di Eropa itu?”
“Gila, cantik banget. Kita samperin aja yuk?”
“Tapi dia ngerti bahasa Inggris nggak, ya?”
Taylor Nine langsung menoleh tajam saat orang-orang mulai berbisik dalam bahasa Korea.
Lalu dengan bahasa Korea yang sangat lancar, dia berkata dingin,
“Lihat apa lo? Minggir!”
“H-hah?”
“Ngerti Korea, kan?”
“Apa sih masalah mu…”
Para pejalan kaki itu buru-buru pergi setelah melihat tatapan tajamnya. Begitu mereka menjauh, Taylor Nine kembali menatap layar ponselnya.
[Pernyataan resmi Guild Lost Day soal insiden keracunan mana…]
[Skandal baru mengguncang Lost Day.]
[Penolakan total atas tuduhan mutant.]
Guild raksasa Korea, Lost Day, mulai goyah sedikit demi sedikit.
Dan itu membuatnya sangat senang.
Karena tak lama dulu, di sanalah Yoo Seodam pernah “dicekik” dan diperlakukan seperti budak.
“Bagus. Rasain, dasar brengsek.”
Tentu saja, guild sebesar Lost Day takkan jatuh hanya karena beberapa skandal. Tapi entah kenapa, Taylor Nine merasa puas melihat mereka sedikit goyah.
Ia berdiri, meregangkan tubuh, dan tersenyum tipis.
Kalau bisa, dia ingin membantu Seodam.
Sayangnya, dia sedang sibuk dengan kasus lain,
dan datang ke Korea pun sudah cukup merepotkan.
“Sudah lama kita nggak berburu bareng, ya.
Kayaknya aku bakal ngajak dia sebelum dia gabung guild lagi.”
***
Boom!!
Karung pasir yang kupukul akhirnya robek terbuka.
Dengan kedua tangan menempel di dinding, aku terengah-engah, seluruh tubuhku bergetar oleh adrenalin.
Tiga hari setelah dungeon S-Rank itu.
Selama ini aku terus menguji kemampuanku,
dan kini aku bisa memastikan, Tubuhku akhirnya naik ke level E-Rank.
Seluruh badanku terasa penuh tenaga.
Ini hasil kekuatan yang kudapat dari naik level.
Selain itu, aku juga berhasil memburu Lee Yeonjun
dan mencuri satu talent(bakat) serta skill darinya.
[Bakat Lee Yeonjun “Deprived (A)” telah diserap.]
Aku mengernyit melihat pesan itu.
[Skill Lee Yeonjun “Attention (A+)” telah diserap.]
Tapi begitu pesan kedua muncul,
senyum lebar muncul di wajahku.
Attention, huh?
Seberapa kuat Lee Yeonjun menjadi berkat skill itu?
Namun, seperti yang sudah kuduga, skill itu bukan skill biasa.
[Skill ini tercipta karena memaksa dunia untuk menekuk “klise”-nya.]
[Perolehan skill Attention (A+) dibatalkan.]
Saat aku kecewa karena mengira kesempatan itu terbuang percuma, muncul pesan baru.
[Di bawah pengaruh “klise”, anda dapat memilih satu talent atau skill untuk diserap, kecuali skill yang dibatalkan.]
Dengan kata lain, kesempatan itu tidak benar-benar sia-sia.
Sebagai gantinya, karena aku tidak bisa menyerap skill milik protagonis, aku diberi pilihan untuk memilih satu skill atau bakat.
“Kalau begini, bukankah ini bakal keren banget kalau bisa terjadi tiap kali nanti?”
Dengan pikiran seperti itu, aku mulai memeriksa daftar skill dan bakat milik Lee Yeonjun.
Sejujurnya, semua itu sudah cukup buatku hidup nyaman tanpa repot. Tapi aku tidak punya niat berhenti di situ.
Seseorang menghampiriku saat aku sedang membereskan samsak tinju yang sudah hancur setelah mengecek kemampuanku.
Ketika aku menoleh, Celeste berdiri di sana dengan pakaian kasual.
Itu cukup mengejutkan, karena biasanya aku hanya melihatnya memakai seragam atau jas.
Dia mengenakan gaun berwarna peach di bawah mantel bulu, dengan stoking hitam yang menjulur di kakinya.
Rambutnya dikepang rapi, dan riasannya ringan , terlihat jelas kalau dia sedang bersiap untuk sesuatu.
Apa dia mau pergi ke suatu tempat?
Ketika aku sedang berpikir begitu, dia membuka mulut dengan ekspresi sedikit murung.
“Yuk, kita beli perlengkapanmu.”
“Hah?”
Oh, iya.
Aku baru ingat, dia memang berutang tiga perlengkapan Grade 2 karena aku udah membantunya sebagai hunter senior.
Tapi…
“Emang aku harus ikut?”
Celeste menutup bibirnya, berpikir sejenak, lalu mengangguk pelan.
“…Iya.”
“Serius?”
Setahuku, itu nggak perlu.
Bahkan voucher bengkel pun bisa dikirim lewat ponsel.
Cukup tekan tombol di smartphone buat kirim permintaan, semuanya bisa beres.
Tapi dia berkata dengan nada cukup tegas,
“Aku nggak bisa pergi tanpa kamu.”
Karena dia sudah ngomong begitu, pada akhirnya aku nggak punya pilihan selain ikut.
Ngomong-ngomong, Grade 2 ya…
Meskipun udah bukan barang langka kayak dulu, harganya tetap 10–20 kali lipat dari perlengkapan Grade 3 yang kupakai sekarang dan itu sebanding dengan kualitasnya.
Tunggu dulu.
Dengan perlengkapan sekuat itu… bukankah aku bisa mulai berburu para protagonis unik?
Misalnya, seorang mage(penyihir)
Magic(sihir) masih jadi wilayah yang belum kupahami sepenuhnya, tapi kalau aku punya cukup waktu, itu bukan hal mustahil.
Aku sudah pernah melihat cara para mage bertarung waktu berburu Holy Sword tempo hari.
Memang, aku tidak tahu banyak soal magic
Kemungkinannya besar aku nggak bakal bisa langsung memakai skill magic kalau pun dapat satu.
Itu berarti aku butuh bukan hanya skill magic — tapi juga bakatnya.
Dan aku sudah melihat kesempatan sempurna sebelumnya.
#Siswa_Ternyata_Seorang_Jenius_Sihir
#Fantasi #Regresi #Akademi #Harem
Seorang protagonis dengan tagar “jenius.”
Tagar itu jelas mengisyaratkan “bakat.”
Karena alasan itulah, saat aku membeli perlengkapan bersama Celeste, aku juga sedang menyelesaikan persiapan terakhirku untuk berburu seorang mage.
0 komentar:
Posting Komentar