Chapter 36

 ‘5000 Star Force kalau aku mengalahkan Rake Barox dalam lima menit?’

Sebuah tawaran misterius dari Constellation yang bahkan belum pernah ia lihat sebelumnya.

Arash sempat memikirkannya sebentar, lalu menyeringai.

Bukan masalah.

Sebenarnya, mengalahkannya dalam 10 menit saja sudah mungkin.

Sedikit lebih berisiko, tapi lima menit juga tetap bisa.

Mungkin ia akan terluka sedikit, tapi tak ada makan siang gratis untuk Star Force.

Selain itu, kalau ia tiba-tiba menyelesaikan misi tingkat tinggi, bukankah mungkin Constellation lain akan tertarik dan ikut mensponsorinya?

‘Aku harus pakai jurus curang.’

Dunia ini atau game ini penuh dengan bug dan easter egg.

Saat ia ikut mengembangkan game itu, ia tidak berhasil memperbaiki semuanya.

Namun sekarang, semua itu menjadi bahan bakar yang mendorong pertumbuhannya.

Arash berjalan perlahan menuju Barox.

‘Kalau bertarung normal, butuh minimal 9 menit. Tapi kalau gunakan pola silang, bisa kukalahkan dalam 4 menit.’

‘Platform kuning di tengah. Kalau kupijak itu, tepat 2 detik kemudian, kolom api berbentuk silang akan menyembur dari kedua sisi dinding.’

Dengan perlahan ia mencabut pedang panjangnya dan menyalakannya dengan api.

[Fisherman Chasing Stars: Menggunakan api melawan monster api?]

[Crackion Noise: Apa yang dipikirkannya?]

[Poisonous Plant In Greenhouse: Ah.]

Kolom chat langsung penuh dengan tanda tanya.

Tapi Arash tahu.

Barox kebal terhadap serangan normal tapi lemah terhadap api.

Itulah kenapa kolom api berbentuk silang bisa melukainya.

“Hyup!”

Mencondongkan tubuh dan berlari menuju Barox, Arash mengayunkan pedangnya yang diselimuti api.

Api melawan api!

Sekilas terlihat tak masuk akal, tapi begitu serangan bertabrakan

Woosh!

Tubuh Barox justru terbakar.

[Tip Of An Iceberg: Monster api bisa terbakar?]

[Poisonous Plant In Greenhouse: Jarang banget monster api bisa kebakar. Pantas Arash sudah menghitung sesuatu!]

[Lost Snail: Padahal aku pengen dia kebakar sampai mati. Sayang banget.]

[Looking At Ants Through Magnifying Glass: Instingnya bagus sekali!]

Arash bukan hanya menekan Barox, tapi juga memikat para Constellation.

Meskipun ia sebenarnya lebih lemah dari Barox, ia sudah mengetahui seluruh polanya.

Kapan Barox akan menembakkan api.

Kapan ia mengibaskan ekornya sejauh lima meter.

Kapan ia melompat tiga kali sebelum menerkam.

Semua pola itu sudah dihafalnya.

Woosh!

Tak lama kemudian, empat dinding di sekitar Barox menyala.

‘Saatnya.’

Barox sudah kehilangan sekitar 30% HP, dan tiga menit telah berlalu.

Meski ia menyerang dengan efisien dan membaca pola pergerakannya, waktu lima menit makin dekat.

Apakah Arash akan gagal untuk pertama kalinya?

Chat para Constellation mulai ramai, senang dengan kemungkinan itu.

Tapi mereka harus kecewa.

“Hup!”

Arash menginjak platform kuning di tengah ruangan, menghitung tepat dua detik, lalu melompat mundur.

Dug!

Barox yang melompat untuk menerkam Arash tepat mendarat di tengah platform.

WOOOSH!!

Empat kolom api menyembur dari dinding.

Jeritan pekak mengguncang seluruh area dan membuat telinga Arash berdenging.

Namun berkat tubuhnya yang diperkuat, ia baik-baik saja.

‘Sekarang!’

Kolom api itu tidak bisa menahan Barox, jadi Arash harus mencegahnya kabur dengan kekuatannya sendiri.

Ia segera berlari ke arah Barox dan menyerangnya tanpa henti agar monster itu tidak bisa keluar dari serangan api.

Akhirnya, Barox tak bisa melakukan apa pun dan HP yang tersisa menghilang seketika.

Satu menit tiga puluh detik berlalu.

Total: empat menit empat puluh detik.

{ Stage 9 - Boss final reruntuhan kuno Marti telah dikalahkan! }

{ Clear Solo! Hadiah tambahan untuk pencapaian luar biasa. }

{ Star Force diperoleh. }

{ Rekor waktu tercepat! Hadiah tambahan… }

Berbagai pesan sistem bermunculan.

[White Ferryboat Statue: Gila banget!]

[Man Getting Up From His Feet: Nggak nyangka jebakan itu bisa dipakai begitu. Luar biasa.]

[Man Walking On The Edge: Dia menilai situasinya cuma dalam semenit? Gak mungkin.]

Semangat para Constellation memuncak, dan sponsor Star Force pun mengalir deras.

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day mensponsori 5000 Star Force.]

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day: Aku nggak nyangka kamu beneran berhasil, tapi itu hebat. Lain kali seru-seruan lagi, ya.]

Melihat reaksi mereka, Arash baru menyadari.

‘…Ini cukup menguntungkan, ya?’

Sebelumnya ia hanya berpikir untuk melangkah maju perlahan.

Namun kini ia sadar: dengan sedikit usaha plus memanfaatkan “rahasia-rahasia” yang hanya ia tahu, ia bisa memancing reaksi deras dari para Constellation.

Krisis.

Tantangan mustahil.

Dan keyakinan dirinya untuk mengatasinya.

Hatinya berdebar keras.

Ia tidak menyangka akan seseru ini menjadi pusat perhatian seluruh Constellation.

‘Ini kesempatan.’

Arash membuka kedua tangan dan berkata lantang:hh

“Constellation Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day, tentu! Terima kasih banyak untuk misinya! Lumayan sulit, tapi aku juga menikmatinya. Ayo lakukan lagi lain kali!”

Itu bisa dibilang semacam permintaan misi lagi.

Dan seolah mendengar permintaannya, misi mulai berdatangan satu per satu dari para Constellation.

Sudut bibir Arash terangkat perlahan.

Dua bulan berlalu dengan Arash terus mengerjakan misi.

Ia telah mencapai stage 10.

Stage 10 tiga kali lebih besar dari dunia mana pun sebelumnya.

Dungeonnya pun jauh lebih banyak dan semuanya dimonopoli oleh Arash seorang diri.

Jumlah Constellation yang menonton pun meningkat pesat.

[A Thousand Bird Crossing The Line mensponsori 500 Star Force.]

[A Thousand Bird Crossing The Line: Aku tambahkan 3000 Star Force kalau kamu menampar boss lima kali.]

[Absolute Position mensponsori 2000 Star Force.]

[Absolute Position: Akan kutambah 5000 Star Force kalau kamu hanya bergerak diagonal saat melawan boss.]

[Submerged Hourglass mensponsori 3000 Star Force.]

[Submerged Hourglass: Akan kuberi 7000 Star Force kalau kamu mengalahkan boss tanpa armor.]

Misi-misinya beragam, dan tingkat kesulitannya makin menggila.

Kadang misi itu terlalu berbahaya bagi Arash tapi ia tidak bisa menolak.

Karena “tradisi” telah terbentuk: setelah permintaan misi pertama, Constellation lain mulai mengikuti, memberikan prabayar sebelum memberi misi.

‘Sial… Misi ini agak kebangetan.’

‘Andai aku punya rekan…’

Namun Arash langsung menggeleng.

Ia tak berniat berbagi satu permintaan yang akan ia dapat di akhir perjalanan.

Hanya dengan memonopoli informasi, dia bisa memperbesar peluangnya untuk mendapatkan keinginannya.

Sejak awal, kalau Arash benar-benar orang yang tanpa pamrih, dia pasti sudah membagikan semua informasi tentang dunianya kepada ratusan ribu penantang lain supaya peluang bertahan hidup mereka naik.

Tapi tidak, keinginannya hanyalah satu: suatu hari nanti menaklukkan semua stage dan menjadi sebuah Constellation.

Dia tidak punya waktu untuk peduli pada manusia lain. Yang ada di kepalanya hanyalah menyelesaikan semua itu secepat mungkin.

Syukurlah aku bisa skip beberapa misi, pikirnya.

Misi-misi konyol seperti: “mati saja,” atau “lompat ke lava itu tanpa pakaian.”

Kalau menerima misi semacam itu, Constellation lain biasanya memaksa si pemberi misi untuk membatalkannya karena tidak seru.

Tapi untuk misi berburu bos atau membersihkan dungeon tertentu, dia harus melaksanakannya tanpa syarat karena bayaran selalu diberikan di muka.

Untungnya, sejauh ini semua berjalan mulus.

Arash sudah menaklukkan setiap dungeon, dan levelnya naik cukup tinggi berkat tumpukan Star Force yang dia kumpulkan.

Dengan level itu, dia bisa membersihkan stage 10 sampai 12 dengan mudah.

Hanya saja, dia menunggu Constellation Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day memberi misi baru sebelum menembus gerbang akhir stage 10.

Constellation itulah yang mencetuskan ide “pemberian misi,” dan sejak itu konsep ini jadi populer di kalangan Constellation lain.

Kalau sudah dapat hadiah Star Force sebanyak itu, buat apa buru-buru menyelesaikan stage?

Meskipun Constellation itu tidak pernah memberikan sponsor di awal, Arash tidak punya niat menolak satu pun misinya.

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day mensponsori 3000 Star Force.]

Constellation itu biasanya muncul dua atau tiga hari sekali.

Arash menyambutnya dengan senyum lebar.

“Kau datang! Kau mau kasih misi lagi kali ini?”

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day: Tidak. Aku hanya ingin memberi sponsor.]

“Begitu ya?”

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day: Ya. Aku sudah bosan dengan Stage 10. Ayo lanjut ke stage berikutnya. Aku penasaran seperti apa nantinya.]

“…!”

Membaca pesan yang sudah lama dia tunggu, Arash tersenyum.

Dia sudah berada di stage 10 selama dua bulan.

Memang menyenangkan mengumpulkan Star Force sampai jauh melampaui penantang lain. Tapi pada akhirnya, tujuannya tetap: menaklukkan stage terakhir.

Dan sekarang sudah waktunya untuk terus naik.

Constellation lain juga setuju bahwa stage 10 mulai membosankan.

“Baiklah, Constellation sekalian! Aku berangkat menuju gerbang akhir stage 10!”

Persiapannya singkat.

Dia sudah tahu semua detail stage 10, dan levelnya cukup tinggi sampai-sampai tidak ada bahaya sama sekali.

Bahkan Arash khawatir gerbang akhir itu akan terlalu mudah dan membosankan.

Akan bagus kalau aku dapat misi saat di gerbang akhir, pikirnya santai.

Dengan pikiran puas itu, Arash tiba di gerbang akhir stage 10.

{ Bip bip! Sudah ada penantang lain yang sedang menantang gerbang akhir. }

{ Silakan kembali besok! }

Lalu

{ First time clear dari gerbang akhir stage 10! }

{ Penantang: Sajun, Jaesul, Gyulu, dan Mayva. }

{ Stage 11 telah dibuka. }

Di depan Arash, berdiri empat sosok yang sangat familiar dan entah bagaimana mereka berhasil melewati gerbang akhir lebih dulu.

Mereka terengah-engah, tubuh penuh luka, sambil menangis dan berpelukan satu sama lain.

Melihat itu, kepala Arash dipenuhi pertanyaan.

Kapan?

Sudah selesai?

Secepat ini?

Level mereka berapa?

Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepalanya, tapi kenyataannya jelas:

Empat penantang sudah menaklukkan stage 10 lebih dulu dariku.

Ada sedikit rasa tidak nyaman yang menjalar di dadanya.

Tapi ya… dia memang sengaja tinggal di stage 10 selama dua bulan penuh.

Itu waktu yang cukup bagi penantang lain untuk menyusul.

Saat Arash masih bingung dan mencoba memahami situasi, sebuah pesan muncul tanpa memberi jeda.

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day: Huh… Jadi mereka yang pertama?]

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day: Ah? Mereka baru naik ke stage 11, kan? Aku akan ke sana dan memberi mereka misi.]

Arash yakin dirinya yang terkuat.

Level, berkah, skill, kemahiran, semuanya unggul telak.

Tapi… kalau dia tertinggal stage, apa gunanya semua itu?

T-tidak… tidak boleh!

Melihat pesan dari Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day, Constellation lain ikut goyah.

Mereka yang hanya mencari hiburan tentu penasaran ada apa di stage 11.

Dan apa misi yang akan diberikan Constellation itu.

Begitu satu stage dibuka, penantang lain harus menunggu satu hari, pikir Arash.

Dengan kata lain Constellation yang menontonnya sekarang bisa saja berpindah ke channel empat orang itu dalam satu hari.

Dia tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Ini memang agak berbahaya, tapi…

Arash mendongak, matanya membesar.

Belum ada Constellation yang meninggalkan channel-nya.

Ini kesempatan terakhir untuk mempertahankan mereka.

“Constellation sekalian, tunggu sebentar. Kalian mau lihat tayangan paling menarik?”

Semua Constellation serempak menjawab: ya.

Arash menyeringai lebar, lalu dengan percaya diri berkata:

“Kalau begitu, lihat aku menggunakan ‘sistem elevator!’”

[Red Melody Destiny: Apa? Elevator? Serius?]

[Masonry Coming Down A Ladder: Whoa…! Hal baru lagi?]

[Call Me Three Times Before I Pick Up: Kedengarannya menarik! Belum pernah lihat penantang pakai elevator system!]

Reaksi para Constellation langsung memanas.

Wajar saja.

Sistem elevator

Sistem untuk naik dua stage sekaligus dalam satu tantangan, dianggap mustahil karena tingkat kesulitannya gila.

Kalau dipakai di stage 10, berarti kesulitanya menjadi gabungan stage 10 + stage 11.

Tidak ada hadiah tambahan, hanya naik lebih cepat…

Siapa yang mau pakai cara seperti itu?

Namun

Bagi Arash, ini sangat mungkin.

Karena terlalu lama diam di stage 10, level dan equipment-nya sudah cukup untuk menantang stage 12 dan 13 sekaligus.

{ Menggunakan sistem elevator. }

{ Naik dua stage sekaligus? }

“Ya!”

{ Sistem elevator diaktifkan. }

{ Menuju gerbang akhir. }

Saat penglihatannya berubah, Arash menggenggam pedang panjangnya dengan ekspresi tegas.

Pertarungan sesungguhnya baru dimulai.

{ Berhasil menaklukkan stage 10 dan 11 dengan sistem elevator. }

Ternyata menggunakan elevator system jauh lebih sederhana dan seru dari yang dia bayangkan.

Dari sudut pandang para penonton, Arash terlihat sangat cerdas.

Dia memadukan berbagai skill, item, dan ide gila menggunakan elevator, sesuatu yang belum pernah dicoba siapa pun.

Dua bos sekaligus harus dia hadapi, sebuah tantangan yang terasa mustahil.

Namun Arash tidak pernah mundur.

Dia tidak panik meski meteor-meteor mulai berjatuhan dari langit.

Benar-benar penampilan dan hasil yang sempurna.

Setelah seluruh monster dan bos tumbang, Arash menggertakkan gigi, mengepalkan tangan, dan menarik napas panjang.

Lalu dia berteriak

“Aaaahhhh!!”

Arash berteriak, tubuhnya gemetar karena euforia. Dalam hati dia tahu, semua ini tidak bisa berjalan lebih sempurna dari ini.

{ Elevator berhasil! Stage 12 terbuka. }

{ Hadiah tambahan untuk penantang pertama yang sukses memakai elevator system! }

Prestasi demi prestasi bermunculan, dan bersama itu datang tumpukan Star Force yang menggunung.

Tapi lebih dari itu, Arash terpukau oleh reaksi para Constellation yang membanjiri channel-nya.

[Eternal Prisoner mensponsori 500 Star Force.]

[Cow Running Like A Horse: Gila, sumpah gila banget!]

[One’s Own Burning Heart mensponsori 2000 Star Force.]

[A Thousand Year Old Ginseng: Aku merinding nontonnya! Pejuang yang luar biasa!]

[Fallen Moon On The Ground mensponsori 1500 Star Force.]

Arash terpaku menatap pesan-pesan yang terus berdatangan.

Tubuhnya kembali bergetar.

Ah… iya. Ini dia.

Sensasi hidup yang dia dapat dari perhatian para Constellation, begitulah rasanya menjadi pusat dunia.

Benar. Sedikit kemunduran bisa teratasi dengan cara seperti ini.

Dan saat itu Arash sadar…

Akulah protagonisnya.

Rahasia yang bahkan tidak diketahui para Constellation.

Bahwa dia tahu segalanya tentang dunia ini.

Bahwa dia adalah keberadaan yang unik.

{ Menuju Stage 12, Starry Subway }

{ Masuki safe zone untuk memulihkan semua luka dan kelelahan. }

Saat pikirannya kembali jernih, dia sudah berada di stage 12.

Tempat itu indah, langit malam penuh bintang, dan sebuah subway seolah melayang jatuh melintas di antara cahaya bintang.

Sekali lagi, dia akan berjaya di sini.

Itu… rencananya.

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day: Seru sekali. Tunjukkan lagi.]

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day mensponsori 50000 Star Force.]

…Hah?

Lima puluh ribu?

Dia sempat mengira matanya salah lihat, tapi tidak.

Benar-benar 50.000 Star Force, jumlah yang sangat tidak masuk akal.

Tidak peduli seberapa kuat sebuah Constellation, Star Force tetaplah sumber kekuatan mereka.

Tidak ada yang akan menghambur-hamburkan banyak begitu saja.

Apa-apaan ini…?

Kebahagiaan yang sempat membuncah langsung menghilang.

Ada sesuatu yang tidak beres.

Tunjukkan lagi? Maksudnya apa…?

Sebuah kecemasan aneh merayap naik dari dadanya.

Baru saja ingin bertanya, pesan berikutnya muncul.

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day: Aku sudah kirim deposit untuk misi. Kali ini coba tiga stage sekaligus. 200.000 Star Force kalau berhasil. Deal?]

Sekejap

Chat langsung meledak.

Constellation lain ikut terbakar semangat dan mulai menyetor sponsor.

[Man With Gold Colored Electricity mensponsori 5000 Star Force.]

[Man With Gold Colored Electricity: Aku ikutan deposit! 10000 kalau kau berhasil!]

[Woman With Sharp Fingers mensponsori 3000 Star Force.]

[Woman With Sharp Fingers: 5000 tambahan kalau berhasil. Setuju?]

[Fighter Who Uses His Stomach mensponsori 7000 Star Force.]

[Fighter Who Uses His Stomach: Dadaku panas! Tidak ada yang lebih seru dari tantangan mustahil!]

[Man Who Died Standing Still mensponsori 2500 Star Force.]

Star Force mengalir tanpa henti.

Semua Constellation menginginkan hal yang sama:

Mereka ingin merasakan sensasi gila itu lagi.

Tantangan mustahil yang membuat darah mereka berdesir.

Namun…

Aku mati.

Kalau dia menerima misi itu, dia pasti mati.

Dan tidak mungkin para Constellation tidak tahu ini.

Tapi mereka tetap berharap Arash menerimanya.

“T-tidak mungkin ini…”

[Starry Eyes mensponsori 2000 Star Force.]

“Ini… gila…”

[Twinkling Jewel In The Dark mensponsori 4000 Star Force.]

Arash tahu alasannya.

Karena ini menghibur.

Barulah sekarang Arash benar-benar paham.

Para Constellation tidak menyukai dirinya.

Dia hanyalah mainan bagi mereka.

Dan rasanya menyenangkan melihatnya menderita, berjuang, hampir mati.

Itulah alasan mereka tetap berada di channel-nya.

Kasih sayang?

Mungkin bahkan tidak sampai level seseorang melihat hamster berlari di roda putarnya.

Kalau hamster itu sakit atau mati, ya, akan sedih sebentar…

Tapi mereka bisa membeli hamster baru.

Aku… bukan siapa-siapa…

Tangan Arash gemetar.

Bukan karena lelah, tapi karena tatapan para Constellation.

[Light Rain Falling Through A Crevice Of A Rock menatap anda dengan penuh minat.]

[Lost Snail menatap anda dengan penuh minat.]

[Hard To Catch Libra menatap anda dengan penuh minat.]

[White Wolf Crying Victory menatap anda dengan penuh minat.]

[Man Walking On The Edge menatap anda dengan penuh minat.]

Mati.

Pasti mati.

[Rice Cake and Dumpling Soup on New Year’s Day: Kau tidak mau?]

Namun meski tahu kenyataannya…

“…Misinya, akan kuterima.”

Dia tidak punya pilihan selain menerimanya.

0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram