Chapter 9

 Apa pun pekerjaan yang bisa aku dapat, aku akan melakukannya sebaik mungkin.

Bahkan kalau pekerjaannya cuma main sama kucing liar dan bayaran yang kudapat sedikit, aku tetap akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

 “Kau memberiku tiga perlengkapan tempur tingkat dua?”

“Ya.”

Itu adalah debut Celeste sebagai hunter, dan sebagai senior partner-nya, aku menerima tiga perlengkapan tempur kelas dua sebagai imbalan.

“Hm.”

Celeste sudah banyak meneliti tentang Yoo Seodam, jadi dia tahu bahwa lelaki itu sangat tertarik dengan aether dispenser.

Jadi dia memberikannya sebagai hadiah, seolah-olah kebetulan belaka.

Tak heran kalau efisiensi Yoo Seodam meningkat tajam sejak saat itu.

***

Suatu pagi di akhir pekan.

Di Geumgang Gym, Seodam dan Celeste duduk berdampingan di atas alat latihan yang tak dipakai siapa pun, menatap layar touchpad.

Biasanya itu dianggap tidak sopan, tapi karena sedang akhir pekan, tidak ada orang juga.

Walau tanggal debut mereka belum ditentukan, para calon hunter lain tampak sibuk mempersiapkan diri.

Sebenarnya Celeste ingin berbicara santai di kafe, bukan di gym, tapi bagi Seodam… itu terlalu merepotkan.

Debut Celeste akan dilakukan di dungeon peringkat C bernama “Snow Peak of Paulownia.”

 “Kau tahu ‘kan dungeon ini nggak punya rencana darurat? Jadi… trik apa yang bakal kau pakai di C-Rank dungeon ini?”

Sekarang Seodam sudah cukup nyaman bicara dengan Celeste, bisa mengatakan pikirannya tanpa sungkan.

Namun gadis itu tampak tenang, bahkan tampak menikmati kebersamaan dengannya.

 “Tidak jarang calon hunter melakukan hal seperti ini.”

“Aku tahu.”

Biasanya, calon hunter hanya menargetkan dungeon peringkat D atau E rendah.

Namun sesekali, ada juga kandidat super-elit yang memilih C-Rank dungeon seperti Celeste.

Tentu saja, itu hanya mungkin kalau senior hunter-nya setidaknya peringkat A.

 “Kau tahu debutmu akan dinilai dari tindakanmu sendiri, kan? Aku nggak akan dihitung sebagai anggota tim.”

Artinya, meski Yoo Seodam dan Celeste masuk dungeon bersama, penilaiannya tetap dianggap solo hunting Celeste.

Bukan masalah besar, tapi tetap ada banyak pembatasan terkait solo entry.

Peraturan formalnya: tidak boleh masuk dungeon sendirian.

Khususnya, hanya boleh masuk dungeon satu atau dua tingkat lebih tinggi dari peringkat sendiri kalau punya izin khusus.

Hunter peringkat F bahkan tidak boleh masuk dungeon F-Rank sendirian.

Namun seperti biasa, selalu ada pengecualian:

1. Hunter A-Rank dengan pengalaman tiga tahun.

2. Hunter yang pernah bertahan hidup di Hell Gate di tengah Samudra Pasifik.

3. Veteran dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun.

Jika memenuhi salah satu dari tiga syarat itu, solo entry diperbolehkan.

 “Untungnya dungeon ini besar, jadi kau akan menyerang bersama calon hunter lain. Total ada enam tim lagi yang akan bergabung, jadi kita tunggu dulu. Kau beruntung.”

Celeste tidak menjawab.

Tapi ia tahu betul semua itu, dia bukan orang ceroboh.

Di situs resmi International Hunter Federation, setiap orang bisa mencari nama hunter dan melihat informasi publik mereka.

Dan Celeste sudah melakukannya.

[F-Rank Hunter Yoo Seodam]

[Hunter ini diizinkan memasuki dungeon SSS-Rank.]

Dengan kata lain, Seodam berhak masuk ke dungeon paling berbahaya di dunia sendirian.

Itu berarti ia memiliki Free Dungeon Pass, sesuatu yang hanya dimiliki segelintir orang di seluruh dunia.

Celeste mengernyit.

F-Rank… tapi punya izin masuk dungeon SSS-Rank?

Aneh. Sangat aneh.

Ia sangat penasaran, tapi tak bertanya.

Ia tahu Seodam tidak akan menjelaskannya.

 “Monster yang muncul di dalam… ada Spring Wolf, Hook Spider, dan lainnya.”

Sejak ditemukannya exploration drone lebih dari sepuluh tahun lalu, para hunter bisa mengirimkannya lebih dulu ke dalam dungeon untuk memetakan area masuk dan mengumpulkan data.

"Mungkin debutmu nanti disiarkan langsung di UTV dan situs lain. Kau tahu, kan?”

Total ada tujuh senior hunter dan tujuh calon hunter yang akan ikut serta di Snow Peak of Paulownia.

Sebagian besar berasal dari guild besar dan sudah terkenal di internet bahkan sebelum debut mereka.

 “Kalau debutmu ditayangkan langsung, siap-siap aja semua orang bakal menilai secara real-time.”

Biasanya, dalam debut hunter biasa, satu atau dua senior hunter mengawasi sekitar sepuluh peserta.

Jadi peluang mereka menonjol sangat kecil.

Siapa juga yang mau repot menonton semua video debut seperti itu?

Tapi untuk rookie sekelas Celeste, ceritanya berbeda.

Debutnya akan ditonton ribuan orang secara langsung.

 “Intinya, ini semua soal menaikkan value-mu.”

Siapa pun yang bisa bertarung setara dengan monster di peringkatnya punya nilai jutaan dolar, sementara orang biasa bahkan sulit bertahan hidup.

Dan panggung pertama untuk menetapkan nilai itu adalah debut.

Sejak berakhirnya Perang Besar, debut menjadi momen paling penting bagi seorang hunter.

“Kalau kau mau menonjol, kau harus menunjukkan sesuatu yang berbeda dari calon lainnya.”

Nada Seodam berubah seperti dosen santai yang memberi bocoran soal ujian seminggu sebelum ujian masuk universitas.

Namun Celeste mendengarkan setiap kata dengan serius.

“…Apa kau sudah pernah membimbing banyak trainee sebelumnya?”

“Pernah. Di luar negeri. Kau tahu Michael Ronira? terus.., Ha Jisung, sama Toseph…”

“A-apaaa?!”

Nama-nama itu membuat Celeste terbelalak.

Mereka semua adalah hunter peringkat S aktif yang terkenal di seluruh dunia.

 “Dulu mereka cuma butuh porter, jadi aku ikut bantu. Tapi entah gimana, akhirnya malah jadi debut beneran.”

Saat hunter lain mengajarkan cara berburu, Seodam mengajarkan cara bertahan hidup.

Mereka yang sudah berbakat sejak awal, belajar bertahan dengan gigih dan kini terkenal berkat itu.

Sekarang, mereka jauh lebih kuat darinya.

Ia tidak bisa menandingi mereka lagi.

Namun Seodam tersenyum kecil, mengingat kenangan lama yang kini terasa begitu jauh.

“Kau bisa melawan monster D-Rank sendirian. Tapi mari kita lihat Spring Wolf dulu.

Serangannya sederhana, dia melompat tepat ke arahmu dan menggigit dari samping. Jangan menepi, itu percuma.

Saat dia melompat, langkah mundur satu kali.”

“Mundur saat dia melompat ke arahku?”

“Benar. Spring Wolf unik karena setelah sampai padamu, dia butuh waktu jeda sebelum bisa melompat lagi…”

Seodam bahkan mencontohkan gerakan itu dengan pedang kayu di tangannya.

Ia juga menjelaskan pola monster yang tak terdeteksi drone, dan bagaimana cara menghadapi mereka.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Celeste menyadari…

Ada begitu banyak cara berbeda untuk bertarung.

Sebagai elite di antara elite, pelajaran “inti” dari Seodam menancap kuat dalam pikirannya.

Namun metode Seodam memang unik.

 “Jadi, kalau monsternya sudah jatuh dan nggak bisa bergerak, apa yang kau lakukan? Tendang aja selangkangannya.”

 “Ah… catat.”

Rata-rata hunter tak perlu tahu hal sepele begitu.

Tapi bagi hunter peringkat F yang ingin bertahan hidup, hal-hal kecil seperti itulah yang paling penting.

Itulah inti pengalaman seorang veteran yang berjuang mati-matian tanpa satu pun kekuatan super.

Dulu, Celeste mengira hanya satu hal yang bisa ia pelajari dari Yoo Seodam, pedangnya.

Namun ternyata ia salah besar.

Pedang Yoo Seodam hanyalah sebagian kecil dari kemampuannya.

Kekuatan sejatinya terletak pada pengalaman hidupnya, pengalaman panjang seorang hunter yang terus bertahan di dunia yang tak ramah.

***

Sebagai murid, Celeste benar-benar tipe yang sempurna.

Dia selalu mendengarkan, nggak pernah ngeluh, dan tiap kali aku ngajarin satu hal, dia bisa langsung nangkep sepuluh hal sekaligus.

Ya, sebenarnya aku ini bukanlah hunter yang cukup hebat buat disebut “guru”, tapi entah kenapa, ngeliat anak yang aku bimbing tumbuh secepat itu bikin aku ngerasa bangga.

…Apa jangan-jangan aku memang ditakdirkan jadi guru?

“Gugup?” tanyaku pelan.

Jam enam sore.

Saat kebanyakan orang baru aja pulang kerja, aku dan Celeste justru baru sampai di tempat kerja kami.

Celeste mengangguk pelan. Aku cuma ketawa kecil.

“Pertama kali emang selalu begitu.”

Lokasi dungeon-nya ada di deket taman nasional Uijeongbu.

Begitu sampai, yang keliatan cuma deretan mobil hitam, kamera di mana-mana, dan lautan penonton yang penasaran.

Aku cuma bisa ngelus dada. Zaman sekarang orang-orang beneran terlalu santai.

Kalau kami gagal menaklukkan dungeon ini, area di sekitarnya bisa langsung terbuka ke dunia lain.

Mereka nggak takut apa?

Begitu tujuh hunter senior dan tujuh calon hunter ngumpul di lokasi, seorang reporter dari siaran langsung UTV langsung datang nyamperin.

Biasanya aku malas ngurus bagian beginian, tapi kali ini aku sengaja berdiri di depan. Aku pengen semua orang lihat debut Celeste.

“Haha! Akhirnya para bintang hari ini sudah berkumpul. Boleh dong, kita denger sepatah dua patah kata dari para calon hunter!”

Seperti biasa, reporter ini nggak bakal ikut masuk ke dalam dungeon.

Ya jelas. Kalau dia maksa ikut, kemungkinan besar udah mati duluan dipelototin hunter di dalam.

“Wah, Nona Celeste ternyata secantik rumor yang beredar, ya. Kamu punya akun SNS? Aku pengin follow!”

Kupikir dia cuma mau bantu promosi SNS-nya para calon hunter, apalagi banyak orang pasti penasaran sama Celeste.

Skill si reporter kelihatan juga akhirnya.

“Nggak.”

“Oh eh, bukan buat aku, maaf ya!”

Entah kenapa aku yakin ruang obrolan siaran live-nya sekarang penuh tawa ngakak.

Dengan wajah sedikit malu, Celeste menjelaskan, “Bukan gitu… aku memang nggak punya akun SNS.”

“Hah? Serius? Bukannya semua remaja dan anak dua puluhan zaman sekarang punya SNS?”

Aku melirik ke samping.

Aku juga nggak punya.

Tanpa sadar, aku ikut kena “splash damage” dari ucapannya barusan.

Reporter itu terus aja nempel ke Celeste, mewawancarainya lama banget.

Ya nggak heran sih, di antara semua orang yang hadir, cuma dia yang punya wajah secantik itu.

Begitu Celeste mulai kelihatan capek, reporter itu akhirnya pindah ke calon hunter lain. Aku pun nyapu pandangan ke sekitar.

Lost Day, Blue Waterdrop, Red Sunflower… semua guild besar ngirim orangnya. Aura tempat ini bener-bener berat.

Lalu mataku berhenti di sebuah lambang yang sangat familiar.

Wajahku langsung mengeras.

Kinetic Pharmaceutical Company.

Perusahaan busuk itu, yang punya hubungan dengan Lost Day, ternyata ada di sini juga.

Padahal kudengar mereka cuma anak perusahaan Lost Day, tapi kenapa harus turun tangan sendiri ke sini?

Reporter itu sekarang pindah wawancara ke calon hunter dari Lost Day, dan aku otomatis menoleh.

“Hunter Lee Yeonjun. Katanya kamu hunter paling populer kedua di sini, loh. Kamu tahu nggak soal itu?”

“Haha, iya, aku tahu.”

“Dulu kamu dilaporkan sebagai orang biasa dengan tingkat penyerapan aether 0%, tapi kabarnya kamu baru aja berhasil bangkit jadi C-Rank! Rahasianya apa, tuh?”

Aku mengerutkan mata.

Nggak mungkin.

Orang dengan tingkat penyerapan nol bisa jadi C-Rank?

Tatapan mataku menelusuri tubuhnya.

Ototnya… aneh. Nafasnya nggak alami. Dan di balik matanya yang tenang, ada kegilaan yang disembunyikan.

Apa-apaan dia ini?

“Nggak ada rahasia khusus. Aku cuma kerja keras dengan metode pelatihan spesial dari Lost Day, dan akhirnya bisa bangkit.”

“Oh, luar biasa. Hunter Lee Yeonjun ini benar-benar jadi harapan masyarakat, terutama setelah kemunculan hunter Yoo Seodam sebelumnya.”

Aku mengerutkan kening.

Kenapa namaku disebut?

Tampaknya video yang sempat viral beberapa waktu lalu masih belum reda juga.

Sumpah, aku udah sempat kepikiran buat minta UTV hapus videonya, tapi percuma.

Toh nanti juga bakal sepi dalam beberapa bulan.

“Kamu terlalu rendah hati. Tapi sepertinya belum lengkap kalau kita nggak dengar komentar dari hunter terakhir, ya?”

Nggak usah, tolong…

Namun seolah dunia sengaja ngejekku, semua orang di sekitar malah teriak, “Iyaaa!!”

Dipenuhi energi sorakan, si reporter mengarahkan mikrofonnya ke samping.

“Kita sambut superhuman S-Rank, Hunter Jang Hyunsuk!”

Sorakan langsung meledak.

Teriakan fans perempuan menggema di mana-mana.

“Kyaaa!! Aku pingsan!!”

“Hyunsuk-oppa, tolong punya anak denganku!!”

Bajingan semua.

Ya, S-Rank superhuman Jang Hyunsuk.

Wajar sih kalau fansnya segitu banyak. Lost Day benar-benar memoles citranya dengan baik.

Setiap guild besar pasti menjadikan hunter S-Rank mereka sebagai maskot.

“Bagaimanapun juga, hari ini bukan tentang aku. Semua hunter di sini adalah orang-orang hebat, dan mereka berjuang demi kalian.”

Aku cuma mendengus.

Zaman sekarang hunter lebih mirip selebritas daripada pejuang.

Dulu dia gagap tiap ngomong, tapi sekarang kelihatan sangat tenang dan percaya diri.

Jang Hyunsuk sempat melirik ke arahku beberapa kali selama wawancara, tapi aku pura-pura nggak lihat.

Tak lama kemudian, sesi wawancara selesai.

Artinya, sudah waktunya masuk ke dungeon.

“Well, semoga beruntung, para hunter.”

Seperti biasa, tiga kameramen yang udah terbangun sebagai superhuman E-Rank ikut masuk untuk meliput.

Videonya nanti pasti ditonton orang-orang penting, jadi mereka bener-bener serius.

Masing-masing juga pakai HTC, kamera perburuan di dada yang bisa merekam dari sudut pandang si hunter, ditambah tujuh drone autopilot beterbangan di udara.

Para hunter senior terlihat santai, sementara para calon hunter jelas gugup setengah mati.

Satu per satu mereka mulai masuk ke gate hitam.

Tapi saat Lee Yeonjun melangkah masuk ke dungeon

Tiba-tiba.

Puluhan jendela pesan muncul di benakku.

[Darurat!]

[Sebuah klise kuat telah muncul di sekitar anda. Prolog milik seorang protagonis telah dimulai.]

[Namun, ada protagonis lain di dekatnya.]

[Jika dua protagonis bertemu, klise mereka akan bertabrakan dan bisa menghancurkan ‘berkat protagonis’, menyebabkan keduanya langsung melompat ke ‘epilog’.]

"Apa? Tunggu, tunggu sebentar…”

Semuanya terjadi terlalu mendadak. Aku bahkan belum bisa mencerna.

Epilog? Jangan bilang…

 [Begitu protagonis dipaksa menyelesaikan ceritanya, dunia mereka akan berakhir.]

Sial.

Dungeon C-Rank ini bukan masalahnya sekarang.

Mereka semua mungkin masih bisa keluar hidup-hidup tanpa aku.

Tapi kalau dunia di dalam dungeon itu kolaps… semuanya bisa lenyap.

<Misi darurat untuk Hunter Yoo Seodam!>

<Jika berhasil menyelesaikan misi darurat, kamu bisa menyerap lebih dari satu kemampuan atau bakat dari sang protagonis.>

<Menghasilkan tagar protagonis…>

#Hunter_S-Rank_yang_Diperkuat_Obat

#Fusion_Fantasy #Drug #Bitter #Comedy #Rapid_Growth

<Apa kamu ingin menerima misi ini?>

Mataku membulat begitu melihat daftar tagar itu.

Tagar-tagarnya terlalu jelas… sampai aku langsung tahu plotnya bakal kayak gimana.

Aku menatap gate dungeon tempat Lee Yeonjun baru saja menghilang.

Seketika aku yakin.

Tanpa ragu, aku menerima misi itu.

“…Aku terima misinya.”

[Bepergian ke Snow Peak of Paulownia, dunia milik protagonis Lee Yeonjun.]

[10…9…8…]

0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram