Chapter 63

 Saat bekerja sebagai Hunter, identitas seseorang hampir pasti akan terekspos ke publik. Di masa sekarang, Hunter diperlakukan layaknya selebritas. Namun di masa lalu, cukup banyak Hunter yang enggan mengungkapkan nama asli mereka, karena ada banyak Villain Hunter, para pemburu Hunter yang memburu mereka yang menyalahgunakan kekuatan supernaturalnya.

Wi-Hoon, seorang Hunter veteran berusia 16 tahun (?), adalah mantan Hunter asal Tiongkok yang menggunakan nama samaran. Ia memiliki kekuatan super peringkat A, dan juga menjabat sebagai Guild Master Guild Silingwin.

Delapan tahun lalu, setelah pensiun dari dunia Hunter, ia beralih menjadi pebisnis. Di era sekarang di mana ada aturan tak tertulis bahwa seorang Guild Master harus merupakan Hunter aktif, status Wi-Hoon sebagai Hunter pensiunan jelas menempatkannya dalam posisi yang merugikan. Meski begitu, ia berhasil menembus hambatan itu dengan memimpin guild melalui operasi dan strategi.

Namun… semuanya telah runtuh.

Dulu, guild-nya memiliki lebih dari seratus Hunter. Sekarang, jumlah itu menyusut menjadi sekitar dua puluh orang saja. Yang lebih parah, dua puluh orang itu tidak lagi memercayainya. Tinggal menunggu waktu sebelum mereka juga meninggalkan guild.

Api sudah menjilat kakinya.

Sebuah guild yang mempekerjakan Hunter pada dasarnya sama seperti perusahaan militer swasta. Dokumen yang harus diurus untuk mendirikan sebuah guild bisa ditumpuk setinggi orang dewasa. Dan bahkan setelah mendapat persetujuan, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan batas maksimum anggota guild.

Semua yang telah ia lakukan sejauh ini terancam sia-sia. Kapasitas maksimum Guild Silingwin adalah 150 orang, setara dengan guild menengah. Namun, seiring jumlah Hunter yang terikat kontrak terus menurun, tekanan untuk menurunkan kapasitas maksimum guild pun mulai muncul.

Para investor Guild Silingwin juga perlahan mulai melayangkan kritik melalui rapat pemegang saham. Pada akhirnya, Wi-Hoon menyadari bahwa Guild Silingwin bisa saja benar-benar lenyap.

Dan itu tidak boleh terjadi.

Ia sempat terpikir untuk mengurus ulang kartu Hunter-nya. Tapi semuanya sudah terlambat dan harga dirinya pun tak mengizinkannya.

Saat itulah ia mendengar kabar dari Korea.

‘Yoo Seodam…’

Seodam memiliki kemampuan yang bukan merupakan kekuatan super. Sebuah kemampuan yang bisa dipelajari bahkan oleh orang-orang tak berbakat. Saat ini, kabar tentang dirinya dan kemampuannya tengah mengguncang dunia.

Tanpa ragu, Wi-Hoon langsung menghubungi Yoo Seodam.

Ia mengenal betul karakter Seodam. Sebelum pensiun, Wi-Hoon telah menghabiskan delapan tahun bersama Yoo Seodam.

Di antara delapan Hunter yang terbangun bersamaan, bakat Wi-Hoon termasuk yang paling lemah. Manifestasi kekuatannya canggung. Jenis kemampuannya pun umum, sulit menarik perhatian. Ditambah lagi, ia buruk dalam bertarung.

Namun, ada satu anak laki-laki yang selalu membuatnya merasa nyaman setiap kali ia melihatnya.

Anak itu adalah Yoo Seodam, pecundang tanpa kekuatan super.

Mungkin karena ia bisa memperkuat tubuhnya, Wi-Hoon kerap mengganggu Seodam setiap ada kesempatan. Dan setiap kali itu terjadi, Seodam tidak pernah melawan, tidak pernah membantah. Dalam ingatannya, Yoo Seodam hanyalah orang tak berguna dengan kepribadian lemah.

Setidaknya… Wi-Hoon berharap Seodam masih takut padanya.

Lagipula, Yoo Seodam adalah orang yang bahkan menyerahkan potongan daging terakhir yang sedang ia makan ketika Wi-Hoon memintanya.

Tentu saja, tidak mungkin dia masih sebodoh itu sekarang.

Mungkin saat ini, orang-orang dari seluruh dunia tengah berlomba-lomba menarik Yoo Seodam ke pihak mereka, menawarkan berbagai hal menggiurkan. Namun, dibandingkan apa yang Wi-Hoon bisa tawarkan, semua itu tidak ada artinya.

Wi-Hoon tidak ingin Seodam memaksanya untuk meminta maaf.

Karena itu, ia menyiapkan sesuatu, sesuatu yang hanya dia yang bisa memberikannya.

Yaitu ‘hal-hal’ yang telah Yoo Seodam kehilangan delapan tahun lalu.

Ia berniat mengungkap sebuah rahasia yang selama ini hanya ia sendiri yang tahu.

“Mohon tunggu sebentar. Katanya dia akan segera tiba.”

Dan begitulah, Wi-Hoon kini berada di Korea untuk menemui Yoo Seodam.

Di sampingnya, terdapat tiga perwakilan dari perusahaan sponsor guild, serta perwakilan dari Asosiasi Hunter.

Lee Hyun-sang, perwakilan dari Cage Industries, perusahaan industri pertahanan yang memproduksi senjata Hunter.

Perwakilan dari Reger, produsen perlengkapan dan armor Hunter terkemuka.

Sebuah agensi yang menangani Gate dan Dungeon tempat para Hunter beraksi, Antena dotcom.

Dan terakhir, Markas Besar Asosiasi Hunter, yang datang untuk menilai kelayakan guild.

Semua perusahaan itu adalah perusahaan global yang tidak bisa diremehkan.

Agar seorang Hunter bisa aktif, ia wajib terhubung dengan industri pertahanan, perusahaan-perusahaan aneh yang menyediakan perlengkapan kelas atas, serta agensi yang mampu menemukan Gate dan Dungeon lebih cepat dari siapa pun, lalu mengatur pekerjaan paling tepat untuk operasional guild.hh

Belum lagi, Markas Asosiasi Hunter tengah meninjau apakah guild tersebut akan diperkecil, diperbesar, atau dibubarkan sama sekali.

‘Ini kesempatanku!’

Alasan para perwakilan itu mengikuti Wi-Hoon ke Korea adalah karena mereka juga sangat tertarik pada keberadaan ‘kemampuan laten'. Jika ia berhasil membawa Yoo Seodam ke dalam guild-nya, masa depannya akan terjamin.

“Oh, itu dia.”

Lokasi mereka saat ini adalah sebuah restoran di dalam hotel.

Yoo Seodam tiba dengan mengenakan setelan jas yang baru saja ia terima dari Celeste beberapa waktu lalu. Jas itu terlihat mewah dengan caranya sendiri, namun ia tampak canggung karena jarang memakainya.

“Haha, Seodam. Sudah lama ya.”

“Iya. Sudah lama.”

Yoo Seodam menatap Wi-Hoon. Sesaat, ia berpikir bahwa pria itu memang tampan dengan wajah yang benar-benar tak tahu malu.

‘Bajingan ini… apa dia lupa kalau dia pensiun setelah mengkhianatiku?’

‘Bajingan ini… apa dia lupa?’

Seodam menahan ekspresinya.

Empat orang yang datang bersama Wi-Hoon jauh lebih penting saat ini.

‘Hwang Jae-gun.’

Awalnya, Seodam berniat menemui Wi-Hoon hanya untuk memarahinya habis-habisan. Namun kini jelas, Wi-Hoon menghubunginya demi meredam dirinya.

Tapi rencana itu berubah.

Wi-Hoon ternyata masih lebih berguna dari yang ia kira.

Seodam menyeringai dan berkata dengan nada santai tanpa rasa sungkan.

“Benar. Aku sudah bilang, kan, aku juga bakal bawa tamu.”

“Oh? Uh, tentu. Tapi siapa…?”

“Dia ada di sana…”

Saat Seodam menoleh ke belakang, seorang pria tinggi hampir 190 sentimeter dan tampan berjalan mendekat dengan senyum lembut. Begitu melihat Wi-Hoon, pria itu melambaikan tangan ringan, lalu menyalami keempat perwakilan dengan sopan.

Kemudian ia berkata,

“Wi-Hoon. Sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu. Aku kangen.”

“Benar. Sudah berapa tahun ya? Ryu Jin-soo.”

Ryu Jin-soo.

Seperti Wi-Hoon, ia juga menapaki jalan sebagai Guild Master, dan sama-sama merupakan Hunter pensiunan.

Namun, jalan yang mereka tempuh sangat berbeda.

Saat Wi-Hoon melangkah menuju jurang, guild Ryu Jin-soo justru semakin pantas menyandang namanya.

Guild milik Ryu Jin-soo, ‘Leyton One’, adalah guild elit dengan jumlah anggota sedikit, yang dikenal karena hanya terlibat dalam dungeon dan Gate berskala besar tanpa menyentuh pekerjaan remeh.

“Oh. Jadi kamu Guild Master Leyton One? Aku benar-benar ingin bertemu denganmu.”

“Senang bertemu dengan mu.”

Begitu Ryu Jin-soo muncul, wajah Wi-Hoon perlahan mengeras.

Ia melirik Yoo Seodam.

Tanpa perlu berkata apa pun, ia sudah tahu persis apa yang sedang dipikirkan Seodam.

‘Bajingan ini… dia mau menjebakku, ya?’

Hubungan Ryu Jin-soo dan Wi-Hoon memang tidak pernah baik. Bahkan bisa dibilang, kebencian itu sepihak dari Wi-Hoon. Alasannya sederhana.

Ryu Jin-soo unggul dalam segala hal.

Situasi guild mereka mungkin tampak mirip di permukaan, namun seluruh 20 anggota Guild Leyton One milik Ryu Jin-soo semuanya adalah S-ranker, dan Ryu Jin-soo sendiri juga seorang superhuman peringkat S.

Dan berbeda dengan kebanyakan guild masa kini yang telah berubah menjadi entitas komersial, Leyton One justru menarik perhatian dunia karena tetap mempertahankan pendekatan “tradisional”, melindungi, bukan sekadar mencari untung.

Ryu Jin-soo adalah pemimpin guild yang menang.

Sementara Wi-Hoon adalah pemimpin guild yang kalah.

Tak heran jika Wi-Hoon selalu dipenuhi rasa iri terhadap Ryu Jin-soo.

‘Kenapa sih dia sampai mendekati Yoo Seodam?’

Wi-Hoon mengertakkan gigi sambil menatap Ryu Jin-soo.

Sekilas, Ryu Jin-soo memang tampak ramah pada siapa pun, wajah lembut, cara bicara tenang. Namun di balik itu, ia adalah Hunter sekaligus pebisnis paling dingin dan rasional yang pernah ada.

Meski begitu, sejak dulu Ryu Jin-soo tetap menjaga Yoo Seodam, bahkan ketika semua orang berkata bahwa itu tidak memberi keuntungan apa pun. Yoo Seodam sendiri terlihat enggan menerima perhatian itu, seolah tahu sesuatu.

Namun yang terpenting sekarang adalah fakta bahwa Ryu Jin-soo ada di sini.

Dan masalah paling serius, kemunculan Ryu Jin-soo, master Leyton One yang tidak disponsori perusahaan mana pun, justru membuat para agen bisnis menaruh perhatian ekstra padanya.

‘Tidak. Aku tak peduli soal itu. Asal aku bisa membawa Yoo Seodam ke guild-ku…’

Saat itulah Yoo Seodam membuka mulut.

“Haha, iya. Sebenarnya, aku sudah membentuk guild sementara. Dan ke depannya, aku memang berencana mendirikan guild sendiri.”

Semua orang terdiam.

Pendirian guild adalah isu sensitif.

Bahkan Wi-Hoon meliriknya dengan wajah terkejut. Namun agen yang dikirim dari Markas Besar Asosiasi Hunter berbicara dengan ekspresi tenang.

“Seperti yang Hunter Yoo Seodam-nim ketahui, untuk mendirikan sebuah guild, dibutuhkan minimal tiga tim dan lima belas anggota guild. Selain itu, setidaknya satu tim harus mampu menjalankan misi peringkat C atau lebih tinggi.”

Syarat demi syarat mengalir dari mulut perwakilan asosiasi. Di masa kini, guild adalah kelompok superhuman yang memiliki kekuatan bersenjata, tentu saja ini isu yang sangat sensitif.

Lalu, Ryu Jin-soo angkat bicara.

“Ya. Karena itu, aku berpikir untuk bergabung dengan guild nya.”

“Maksudmu… Union?”

Istilah itu terasa asing di masa sekarang. Namun di masa lalu, sebelum guild berubah menjadi korporasi, ketika Hunter hanya bertindak sebagai tim, ada sistem bernama Union, di mana dua guild bersatu sementara untuk menjalankan misi bersama.

Tubuh Wi-Hoon bergetar.

Benar.

Terlepas dari apakah Ryu Jin-soo selama ini menunjukkan kebaikan pada Yoo Seodam atau tidak, tindakan barusan jelas merupakan bantuan nyata untuk Yoo Seodam.

Tak mungkin pebisnis sedingin Ryu Jin-soo datang ke sini tanpa tujuan. Semua orang di tempat ini datang demi keuntungan.

‘Jangan bilang… kau sudah merencanakan ini sejak awal?’

Wi-Hoon menoleh ke Yoo Seodam.

Namun Yoo Seodam bahkan tak meliriknya. Ia sibuk berdiskusi dengan lima orang di meja itu.

Wi-Hoon yakin Yoo Seodam tahu bahwa dirinya datang untuk merekrutnya ke guild Silingwin. Namun tetap saja, Yoo Seodam memanfaatkan situasi ini sepenuhnya.

‘Anak sialan…’

Wi-Hoon tidak tahan melihat Yoo Seodam, yang seumur hidupnya dianggap tak berguna, kini berdiri dengan penuh percaya diri berkat kemampuannya.

Saat Wi-Hoon mengertakkan gigi semakin keras, Ryu Jin-soo menatapnya dan berkata,

“Ada apa, Wi-Hoon? Kau kelihatan tidak begitu baik.”

“…..!”

Pertanyaan itu benar-benar murni, tanpa niat apa pun.

Pria yang selalu dingin dan tajam itu memiliki kehangatan tak terbatas bagi siapa pun yang masuk ke dalam ‘wilayahnya’.

Dan Wi-Hoon… juga berada di dalam wilayah itu.

Alasannya sederhana.

‘Di matamu… Yoo Seodam itu orang yang harus dilindungi, bukan?’

Ryu Jin-soo adalah superhuman peringkat S, sementara Yoo Seodam dulunya hanyalah orang tak berguna. Di benaknya, itu wajar, terlebih karena Seodam kini bahkan telah melebihi peringkat F

Justru karena itu, rasa jijiknya semakin menjadi.

“Permisi. Aku ke kamar mandi sebentar.”

Ia tak bisa memperlihatkan emosinya.

Situasinya memang memburuk, tapi ia masih percaya akan ada jalan keluar entah bagaimana caranya.

Saat Wi-Hoon berdiri dari kursinya, Seodam yang sejak tadi menatap punggungnya, tersenyum dan ikut berdiri.

“Aku juga ke kamar mandi.”

0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram