Butuh waktu sekitar setengah hari untuk benar-benar menghapus segel yang terpasang di tubuh Ha Sun-young.
Segel itu terukir di seluruh tubuhnya. Bahkan pergerakan qi (mana) sekecil apa pun akan langsung memberi peringatan pada Dharma. Menghindari hal itu sambil mengangkat segelnya secara bersamaan adalah pekerjaan yang luar biasa sulit, terlebih lagi karena ada dua segel yang terpasang di tubuhnya.
Segel pemutusan koneksi, dan segel pelarangan penggunaan Mugong.
Mengangkat dua larangan itu membutuhkan jumlah mana yang benar-benar gila.
Untungnya, Silver Spirit Flower yang bertindak sebagai CPU White Witch’s Library menangani semua proses dengan sempurna. Jadi yang perlu Yoo Seodam lakukan hanyalah terus mengisi daya skill-nya.
Masalahnya, itu jauh lebih berat dari yang ia bayangkan.
Wadah itu akhirnya berhasil mengurai struktur segel setelah Yoo Seodam mengisi ulang mananya entah sudah berapa kali menggunakan metode Mana Circling ala Aracelli.
Akibatnya, jantung tempat aliran mana berpusat merasakan sakit yang luar biasa.
Sakitnya benar-benar seperti mau mati. Tapi dia bertahan sekuat tenaga.
Karena kalau dia menyerah di tengah jalan, Dharma pasti akan datang mencarinya.
Dan saat segel itu akhirnya benar-benar terangkat
Yoo Seodam langsung pingsan.
Ketika ia akhirnya sadar kembali
“Berkat kamu, aku mendapatkan kembali kebebasanku. Sebagai gantinya, aku akan memberitahumu tentang Mu dan Hyeop.”
Geom-hee berkata begitu sambil berdiri menempel di langit-langit seperti laba-laba.
*
Seni Bela Diri / Mu (武) dan Kesatriaan / Hyeop (俠).
Dua huruf Tiongkok itu mewakili beberapa sub-genre seni bela diri, sekaligus nilai paling penting dalam dunia persilatan.
Yoo Seodam sudah cukup memahami genre martial arts karena belakangan ini ia memang banyak mempelajarinya.
Zaman peperangan yang dipenuhi darah dan pembantaian.
Saat nyawa manusia begitu murah, kejar-mengejar dan pembunuhan menjadi rutinitas harian, dan rakyat jelata hanya bisa bertahan hidup sambil menelan penderitaan.
Di masa kacau seperti itu, muncullah seorang pahlawan, seperti meteor jatuh dari langit.
Dengan satu pedang, dia menyelesaikan semua masalah!
Itulah klise paling umum dalam novel martial arts.
Selain itu, ada banyak cerita turunan: murid terakhir sekte yang runtuh, balas dendam atas kematian ayah, dan sebagainya. Tapi pada akhirnya, alurnya tetap sama.
Protagonis akan melalui latihan berdarah-darah.
Di tengah jalan, dia bertemu seorang guru hebat atau dalam versi lain, mendapatkan teknik kuat setelah melewati penderitaan demi penderitaan.
Dan ujungnya selalu sama: sang protagonis menyingkirkan semua rintangan dan menaklukkan Murim.
Namun, yang penting bagi Yoo Seodam bukanlah itu.
Beberapa waktu lalu, setelah hampir celaka karena tak memahami Infinite Loop, ia mulai melahap novel martial arts dengan serius.
Dan dari situ, ia menemukan sebuah novel fusion fantasy yang bolak-balik antara dunia fantasi dan dunia persilatan.
Ksatria dunia fantasi dan seni bela diri Murim.
Perbandingan keduanya pun tak terhindarkan.
Karena itu adalah klise paling umum.
Konsentrasi mana di udara Murim hanya sepersepuluh dari dunia fantasi.
Karena itulah para pendekar Murim mengembangkan teknik pernapasan unik, membangun inti qi di dantian, sesuatu yang sebenarnya tak dibutuhkan oleh petarung dunia fantasi.
Tanpa teknik pernapasan khusus pun, para ksatria dunia fantasi bisa menghasilkan daya hancur luar biasa hanya dengan mengayunkan pedang, berkat mana yang melimpah.
Sebaliknya, seni bela diri Murim bisa dibilang kalah dalam daya hancur murni.
Namun dalam hal kontrol dan penguasaan, mereka jauh, jauh lebih unggul.
Meski begitu, konon para ksatria dunia fantasi juga mengembangkan pedang yang mampu menghancurkan lawan dengan kekuatan mutlak.
Pada akhirnya, mustahil menentukan mana yang lebih unggul.
Mugong dioptimalkan untuk menghadapi manusia, dengan kontrol tinggi meski qi yang digunakan sedikit.
Sementara pedang dunia fantasi dioptimalkan untuk menghadapi monster, dengan kerusakan eksplosif.
Kesimpulannya
“Konsentrasi mana di Bumi itu sampah banget, jadi mau nggak mau harus belajar dua-duanya.”
Menguasai kontrol Mugong, sekaligus cara bertarung dunia fantasi melawan monsterz itulah yang paling ideal.
“…Itulah sebabnya, untuk bisa benar-benar terbiasa dengan Golden Peak Heavenly Dragon God Art milik Amie, kamu harus terus melatih dan memoles metode kultivasinya.”
(Uh, aku nggak bisa nerjemahin paragraf ini dengan pas… jadi aku pakai versi lain:
“…Itulah sebabnya, untuk bisa terbiasa dengan Golden Peak Heavenly Dragon God Art milik Amie, kamu harus men-jeoljatakma-kan dirimu sendiri pada metode kultivasinya.”)
Itulah kesimpulan yang dicapai Yoo Seodam sambil setengah tertidur mendengarkan penjelasan Geom-hee.
“Hei. Kamu dengerin nggak?”
“Tentu. Tapi aku punya pertanyaan.”
“Tanya aja! Aku bakal jawab apa pun, kecuali soal kisah cintaku.”
“Apa itu Jeoljatakma?”
…
“Artinya mengasah akademik atau karakter.”
“Ohhh.”
Ha Sun-young tampak benar-benar ingin mengajarkan apa itu Mugong dengan serius.
Dan Yoo Seodam, yang memang penasaran, memutuskan untuk langsung belajar.
“Kalau kamu cuma belajar Mu tapi nggak ngerti Hyeop, kamu nggak bisa dibilang orang Murim. Aku sendiri juga pernah melatih Jeolchibusim (切齒腐心), tapi nggak pernah pakai kekuatan itu.”
“Apa itu Jeolchibusim?”
“….”
'Mana aku tahu.'
“Kenapa sih kamu nggak ngerti hal dasar begini?”
“Aku putus sekolah SMP buat jadi Hunter.”
“Ah.”
Ha Sun-young terdiam sejenak, lalu mengerang pelan sebelum melanjutkan.
“Sebelum belajar seni bela diri… enggak, sebelum kamu belajar Mu dan Hyeop, kenapa nggak belajar huruf Tionghoa dulu aja?”
“Emang harus belajar Mu dan Hyeop kalau mau belajar Mugong?”
“Ck! Kalau kamu cuma tahu Mu tanpa Hyeop, kamu cuma preman yang bisa main pedang! Dan kalau cuma tahu Hyeop tanpa Mu, kamu cuma jadi orang baik biasa!”
Nada bicaranya tiba-tiba jadi seperti kakek-kakek. Ia batuk keras lalu melanjutkan.
“Hah? Ngerti nggak? Kalau mau belajar seni bela diri dari orang Murim, kamu harus belajar Mu dan Hyeop dua-duanya.”
“Oh… iya.”
Kalau obrolannya terus sejajar begini, bakal susah belajar apa pun, jadi Yoo Seodam akhirnya protes.
“Permisi. Kita kan orang Korea. Bisa nggak ngomong pakai bahasa Korea? Guru yang baik itu ngajarnya setara sama muridnya.”
“Aku nggak tahu! Murid bodoh harusnya nundukin pandangan ke lantai!”
Setelah berpikir cukup lama, Ha Sun-young akhirnya membuka mulut lagi.
“Aku berkelana ke banyak aliran dan mempelajari berbagai jenis Mugong. Kamu tahu itu?”
“Oh… iya.”
“Aku nggak terikat pada aliran mana pun. Jadi aku menolak undangan mereka, bertemu banyak master, belajar banyak seni bela diri, lalu menggabungkannya jadi milikku sendiri. Makanya ada orang-orang yang menambahkan ‘Jalan Pedang Sunyoung’ di belakang namaku.”
“…….”
Penamaan yang… yah, cukup unik.
Bahkan asosiasi seni bela diri pun membiarkannya, mungkin karena menganggap itu sudah biasa.
“Orang Murim ngajarin segampang itu?”
“Mana mungkin. Aku cuma murid dalam di tiap aliran, dan hampir nggak pernah diajarin hal penting kayak Divination Writing. Aku cuma bisa belajar sedikit ilmu pedang karena aku menjual bakatku yang remeh.”
“Bakat apa?”
Geom-hee berkata dengan nada agak malu.
“Aku… sebelum jatuh ke Murim dan belajar seni bela diri dua puluh tahun lalu, aku itu calon idol. Aku suka musik dan nyanyi, jadi aku menghafal lagu-lagu pop modern, lalu keliling nyanyi di tempat-tempat kayak manor tempat para master berkumpul. Aku sendiri nggak nyangka bakat itu bisa dipakai buat hal begitu.”
Dengan kata lain, dia belajar Mugong dengan bernyanyi.
…Masuk akal nggak sih itu?
Yoo Seodam tak tahu, karena ia belum pernah hidup di dunia dengan worldview bela diri.
Tapi memang, teknologi dan budaya modern Bumi sudah ratusan tahun lebih maju dibanding Murim. Seperti Ha Sun-young yang menjual suaranya, pasti banyak orang Bumi lain yang memanfaatkan pengetahuan modern untuk masuk keluarga besar.
“Pokoknya, aku menciptakan teknik mental sendiri dengan hanya mengambil kelebihan dari berbagai teknik mental yang pernah kupelajari. Memang nggak sempurna kalau dibandingkan Cheonma atau Dharma, tapi punyaku selalu bisa digabungkan dengan teknik lain dan dimodifikasi.”
“Oh…”
“Intinya… cara kamu mempelajari teknik mentalku itu bebas. Ini cuma campuran acak yang bahkan pantas disajikan di mangkuk anjing. Ah, kalau mau dianalogikan, anggap aja ini Restoran Sushi Fugu. Sushi fugu itu lebih mahal dari steak biasa, tapi restorannya malah berasa kayak pedagang kaki lima.”
“…….”
Perumpamaan yang terlalu kuat sampai Yoo Seodam kehabisan kata.
“Jadi mulai sekarang, aku bakal jelasin teknik mentalku pakai bahasa Korea.”
“Iya.”
Ha Sun-young berpikir sejenak, lalu mengangkat jarinya, seolah akhirnya menemukan kata yang tepat.
“Bayangkan. Setiap kali kamu bertarung dengan seseorang, kamu dipukuli sampai hampir mati.”
“Iya… oke.”
“Tapi semakin sering itu terjadi, semakin kamu harus fokus pada meditasi dan kultivasi dirimu.”
“Terus kenapa? Kenapa aku harus bermeditasi kalau aku lagi dipukulin?”
“Karena kalau meditasimu gagal, kamu akan menerima backlash.”
“Kalau aku kena backlash, bukannya aku bakal celaka?”
“Benar. Makanya kamu harus mengendalikan emosimu lewat meditasi. Kenapa? Karena begitu pikiranmu melayang ke hal lain, kamu mati.”
“…….”
Yoo Seodam merasa metode pengendalian pikiran ini benar-benar mempertaruhkan nyawa.
“Aku tahu ini susah dipercaya, tapi ini cara belajar yang sangat efektif kalau meditasi dilakukan dengan risiko sebesar itu.”
Setelah itu, Ha Sun-young menerjemahkan istilah Murim ke dalam kata-kata “bahasa Korea” yang lebih mudah dipahami, lalu menjelaskannya pada Yoo Seodam.
Tanpa terasa, hari sudah memasuki waktu makan malam.
***
[Anda tidak dapat mempelajari Skill ini.]
Itulah hasil latihan Yoo Seodam.
“Kamu nggak punya bakat.”
Bahkan setelah mendengar kata-kata Ha Sun-young, Yoo Seodam hanya menatap pesan sistem itu dalam diam.
Iya.
Memang begitu kenyataannya.
Sejauh ini, tidak ada satu pun hal yang berhasil ketika ia mencoba melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri.
Yoo Seodam tidak tahu alasan pasti kenapa ia tidak bisa mempelajari skill itu. Tapi sebenarnya, itu tidak terlalu penting.
Karena ia punya ide yang bagus.
“Sunyoung, Shingong ini memang nggak sebagus milik Cheonma atau Dharma, tapi kamu bilang bisa digabungkan dengan apa saja, kan?”
“Iya.”
“Kalau begitu… bisakah aku menggabungkannya dengan Simbeop yang sudah ada?”
“Hah? Uh, iya sih. Bisa aja, mungkin. Tapi kamu nggak bisa menggabungkannya dengan Simbeop-ku, karena itu sudah selesai sempurna. Aku rasa kamu nggak bakal dapat apa-apa dari situ…”
Tidak masalah.
Tempat Yoo Seodam ingin memasukkan sesuatu yang bernama Sunyoung-Shingong ini bukan ke teknik lain, melainkan ke Aracelli-style Mana Circling.
Beberapa hari lalu, Yoo Seodam menyadari bahwa ia bisa menumpuk empat atau lima teknik pedang berbeda di atas White Swordsmanship, dan skill baru itu masih bisa dilapiskan lagi di atas skill yang sudah ada.
Dengan kata lain
Tidak ada yang mustahil.
Aracelli-style Mana Circling selalu lebih dekat ke skill pasif, menarik mana secara alami, bukan skill yang secara aktif ia gunakan.
Tapi apa yang akan terjadi kalau ia menumpuk Shingong di atasnya, lalu “memanaskannya” lebih jauh?
[Aracelli-style Mana Circling MK-40 (SS)]
Versi Aracelli-style Mana Circling yang sekarang adalah hasil penyempurnaan empat puluh kali oleh Archmage bernama Araceli Linekal. Tapi tidak ada hukum yang melarang orang lain untuk menyempurnakannya sekali lagi.
Dengan pengetahuan magic Yoo Seodam yang pas-pasan, hal ini seharusnya mustahil. Namun, jika pengetahuan Mugong yang sudah matang ditambahkan ke dalamnya
[Skill ‘Aracelli-style Mana Circling MK-40 (SS)’ merespons skill baru ‘Sunyoung-Shingong (A)’ dan menunjukkan tanda-tanda perubahan.]
Bagi Ha Sun-young, mungkin ini hal yang mudah.
Tapi bagi Yoo Seodam yang tidak berbakat, ini benar-benar neraka.
Selama berhari-hari, ia terkurung di Gymnasium Geumgang bersama Ha Sun-young.
Setiap hari, ia terus membakar jantungnya dengan aliran mana.
Dan setelah berhari-hari percobaan dan kegagalan
[Skill telah berevolusi!]
[Ara-Sunyoung-Style Mana Circling MK-41 (SS+)]
Mereka akhirnya berhasil mengubah skill pernapasan mana pasif menjadi skill aktif.
Dengan mempelajari dan menyempurnakan Aracelli-style Mana Circling tradisional menggunakan Shingong miliknya, Ha Sun-young berhasil menciptakan skill yang bisa diajarkan kepada orang lain.
[Skill karakter pendukung Ha Sun-young ‘Sunyoung-Shingong (A)’ telah berubah menjadi ‘Sunyoung-Celli-Shingong’.]
Ha Sun-young, gadis yang berkelana di Murim, memilih kelebihan dari berbagai Simbeop, lalu menjadikannya miliknya sendiri.
Skill baru ini tak mungkin tercipta tanpa bantuannya.
*
Larut dini hari, setelah menyelesaikan meditasinya, Ha Sun-young membuka mata.
Sesaat saja, namun sorot matanya tampak jernih, bijak, dan indah, seolah bercahaya.
Sebagai hasil evolusi Shingong ke peringkat S, Geom-hee, yang sudah berada di level tinggi kini bisa mengalirkan qi melalui jalur yang jauh lebih halus.
“…Jalannya bagus.”
Butuh 10 hari untuk menggabungkan kedua skill itu.
Sejujurnya, sungguh luar biasa, hanya dalam sepuluh hari, skill peringkat A berevolusi menjadi peringkat S, dan bahkan bisa diajarkan ke orang lain.
Tentu saja. Skill ini nggak boleh diajarkan ke sembarang orang.
Yoo Seodam berdiri dan membuka layar statusnya.
[Magic: 60]
Levelnya sekarang adalah 49.
Stat lain tidak bisa melampaui level, kecuali Magic.
Metode Aracelli sebelumnya mengisi kapasitas mana hingga batas tubuhnya. Tapi beberapa hari lalu, setelah dilatih oleh Misclean, ia sempat menembus batas itu sekali. Dan sekarang, ia tahu caranya.
Hasilnya, jumlah total mananya melonjak drastis.
Angka 60 itu setara satu “pak”.
Bukan sekadar pak pertama, melainkan pak yang bisa disirkulasikan dengan output peringkat SS+, dengan esensi yang sama sekali berbeda.
“Sekarang aku harus menghubungi Nona Ye Sa-hye.”
“Untuk mengajarinya ilmu pedang secara resmi?”
“Iya.”
Versi peringkat S dari Sunyoung-Celli-Shingong hanya bisa diajarkan jika Ha Sun-young mengizinkannya. Ini bukan larangan, melainkan semacam etika terhadap pencipta teknik.
Dan Yoo Seodam berniat mengajarkannya kepada semua anggota elite guild, mereka yang akan menjadi tangan dan kakinya termasuk Ye Sa-hye.
Ia tidak berniat mengikat mereka seumur hidup.
Setidaknya, mereka harus bersamanya sampai ia memasuki Hell Gate.
Namun tiba-tiba
Sebuah pesan muncul di benaknya.
[Skill ‘Protagonist Hunter’ Lv. 3 telah diaktifkan.]
[Memeriksa cerita utama Protagonist ‘Lee Dong-joon’.]
[Memuat isi cerita.]
*
〈Plot〉
Supreme Dharma, sosok yang menghancurkan Sekte Cheonma di Murim.
Namun, ada satu orang yang tak mampu ia tebas.
Wanita yang ia cintai.
Pada akhirnya, ia membawanya ke Bumi.
“Kalau kamu berani menyentuh kulitku, aku akan bunuh diri.”
Karena penolakan tegas itu, ia terpaksa menghancurkan seluruh jalur kultivasinya dan mengurungnya di sebuah gunung, tempat badai salju mengamuk 365 hari dalam setahun.
Cheonma, yang dikurung di sana, terus memendam kebencian terhadap Dharma.
“Aku hanya ingin menunjukkan padamu dunia yang layak untuk ditinggali.”
Namun entah kenapa, hatinya bergetar saat mendengar kata-kata itu.
*
“Apa-apaan ini…”
'Kamu bisa ngecek sampai sejauh ini?'
〈Iya.〉
〈Aku sudah bilang sebelumnya. Efek Protagonist Hunter Lv. 3 memungkinkan aku ikut campur dalam cerita utama.〉
“Bukan, maksudku… aku lupa aku punya skill beginian.”
Dipikir-pikir, saat ia memburu Protagonist Infinite Loop, segalanya berakhir terlalu cepat sebelum ia sempat memakai skill ini.
Cheonma, ya…
Ia sudah mendengar banyak cerita tentang Cheonma dari Geom-hee dan orang-orang Murim lainnya.
Saat Cheonma menyeberang ke Bumi bersama 3 Raja dan 6 Kaisar, hanya dia satu-satunya yang tidak pernah terdengar kabarnya.
Yoo Seodam tak pernah menyangka alasan tak ada yang tahu keberadaannya adalah karena… dia dikurung.
Dan kalimat ‘hati Cheonma bergetar’ ini mencurigakan.
Mungkin ini pengaruh skill Charm milik Lee Dong-joon.
Koreksi Protagonist dengan tag #Harem yang konyol, menyerang tanpa peduli kawan atau lawan.
“Ada apa?”
“Nggak, cuma…”
Kalau dipikir-pikir, Cheonma hampir selalu digambarkan sebagai pemimpin besar atau bos terakhir dalam novel martial arts.
Bukankah berarti kekuatannya luar biasa?
Kalau sosok seperti itu sampai terpengaruh Lee Dong-joon
Dia bakal jadi penghalang besar buatku nanti.
Entah Cheonma itu jahat atau tidak, itu bukan masalah utama sekarang.
Dia terlalu penting bagi Dharma sampai muncul sebagai cerita utama.
Yoo Seodam harus menghentikannya sebelum dia jatuh ke tangan Lee Dong-joon.
Tapi bagaimana?
Plotnya memang ada, tapi tidak menjelaskan bagian terpenting
…tidak. Setelah berpikir sejenak
'Gunung dengan badai salju sepanjang 365 hari?'
'Kalau tidak salah…'
'Di Bumi, hanya ada satu tempat seperti itu.'
0 komentar:
Posting Komentar