Penerjemah: Idran

“Kota ini sudah menjadi milikku. Tidak bisa mengembalikannya!”

Aku menjulurkan lidah padanya.

"Kamu pikir aku akan mengembalikannya begitu saja karena itu aslinya milikmu? Seolah-olah! Melontarkan kekuatan semanis permen yang sudah ada di mulutku! Sungguh ngimpi disiang bolong!"

"..."

“Kota ini sudah diklaim oleh Pangeran Ash!”

Evangeline, dengan ekspresi jengkel, membeku di tempat, mulutnya ternganga. Matanya membelalak karena terkejut.

Tawa kecil keluar dari bibirku. Mungkin sudah waktunya untuk menggodanya sedikit.

"Tapi! Jika kamu bersikeras. Jika kamu bersikeras untuk menegaskan hakmu sebagai penerus."

Aku dengan ringan mengetuk dahi Evangeline dengan ujung jariku.

"Dengan syarat kamu, sebagai seorang ksatria di bawah komandoku, bekerja sama dalam mempertahankan garis depan ini."

"Bereng..."

"Ketika kamu menjadi dewasa, ketika kamu sudah cukup dewasa untuk mengambil tanggung jawab atas kota ini. Jika kamu terus membantuku dengan rajin sampai saat itu, dan jika perasaanmu tidak berubah sampai saat itu!"

Aku mengangguk dengan tegas.

"Aku akan mengembalikan posisi Margrave dan Lord. Semuanya."

"..."

Evangeline, yang tidak mampu menutup mulutnya yang ternganga, tiba-tiba menyipitkan matanya.

"Tiga tahun."

"Hah? Berapa tiga tahun lagi?"

"Dalam tiga tahun! Tidak, dua setengah tahun, aku akan menjadi dewasa. Mari kita lihat nanti."

Entah dia sedang bersemangat atau senang mendapat tantangan, Evangeline dengan penuh semangat berbicara kepadaku dengan ekspresi senang yang halus.

"Aku akan mendapatkan pengakuanmu! Dan aku berhak mewarisi gelar dan kotanya."

Menatap gadis ksatria itu, aku melengkungkan satu sisi bibirku menjadi senyuman.

"Aku akan menantikannya, Evangeline Cross."

Pokoknya strategi permainan ini memakan waktu sekitar tiga tahun.

Apa bedanya jika Aku mengembalikan kota itu atau tidak setelah itu? Aku hanya akan memberikan beberapa tiket lagi.

Kami melanjutkan kontes menatap kami sejenak, tapi akhirnya, kami berdua mengerang kesakitan karena cedera kami dan duduk di bangku.

Setelah duduk diam beberapa saat, berjemur di bawah sinar matahari,

"Bolehkah aku menanyakan satu hal lagi?"

Evangeline membuka mulutnya dengan hati-hati. Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Apa?"

“Saat aku masih kecil, ibuku memberitahuku.”

Wajah Evangeline tampak jauh saat dia mengingat kenangan lama.

“Bahwa dia tahu tinggal di kota ini, menikahi ayahku, dan melahirkanku akan membawa kesedihan dan kesulitan.”

"..."

"Meski mengetahui hal ini, dia memilih jalan ini karena 'Hal yang berlanjut'."

Evangeline dengan lembut menggelengkan kepala kecilnya.

"Apa yang dimaksud dengan 'hal yang berlanjut'? Mengapa dia memilih untuk tinggal di kota ini, mengetahui dia akan menghadapi akhir seperti itu... demi 'hal yang berlanjut'."

"..."

"Dia bilang aku akan mengerti ketika aku besar nanti, tapi sampai sekarang, aku masih belum..."

"Benarkah?"

Aku menyatukan ujung jariku dan meletakkannya di alis Evangeline yang termenung.

tok!

Aku menjentikkan dahinya.

Dengan setiap ons ketulusan, aku mencurahkan seluruh kekuatan yang ada ke jari-jariku.

"Arghhh!"

Evangeline, sambil mengeluarkan jeritan yang mengerikan, memegangi dahinya yang merah terbakar dan memekik.

"A, ada apa?! Kenapa kamu memukulku?! Apa yang terjadi! Kenapa kamu memukulku!"

"Apa yang dimaksud dengan 'hal yang berlanjut'?"

Aku mengangkat jari telunjukku dan mengarahkannya langsung ke Evangeline.

Tertegun, dia menatapku dan mendesis keras.

"Hei, apa! Kamu memukulku lalu menanyaiku! Jadi 'hal yang berlanjut' apa ini... huh..."

Jariku, yang menunjuk pada Evangeline, tidak goyah.

"...Hah?"

Baru pada saat itulah mulut Evangeline perlahan terbuka ketika dia menyadari sifat dari 'hal yang berlanjut'.

Itu benar.

"'Jalan' yang orang tuamu ingin lanjutkan, ada di sini."

Itu kamu, Evangeline.

"..."

Evangeline terdiam, membeku, saat aku memberinya senyuman licik dan bangkit dari tempat dudukku.

"Selamat datang kembali di Front Monster, Evangeline Cross."

"..."

“Beristirahatlah dengan baik untuk saat ini. Mulai sekarang, kamu akan berada di bawah kekuasaanku.”

Evangeline hanya duduk di sana, tangannya di dahi, dengan ekspresi kosong di wajahnya.

Meninggalkan anak itu untuk mengumpulkan pikirannya, Aku melangkah keluar ke halaman.

Matahari bersinar terang. Cuacanya bagus.

Melihat tanaman yang tumbuh di halaman, aku bergumam pada diriku sendiri.

"Musim semi akhirnya tiba..."

***

"..."

Evangeline masih duduk di paviliun halaman, kepala tertunduk.

'...Aku rasa Aku sedikit mengerti sekarang.'

Evangeline samar-samar bisa memahami maksud ibunya.

Ibunya telah mengambil keputusan tegas.

Meski mengetahui sakitnya kehilangan seseorang yang dicintai. Mungkin mengetahui bahwa dia mungkin akan mati dengan cara yang mengerikan sebagai akibatnya.

Meski begitu, dia memilih untuk menikah dan melahirkan seorang putri. Dia mencintai dengan sekuat tenaga.

Untuk menjembatani kesenjangan antar manusia.

Untuk mewariskan 'hal yang berlanjut' kepada generasi berikutnya.

Jika ada satu alasan mengapa manusia bertarung melawan monster, mungkin itu alasannya.

'Semua orang di kota ini hidup dengan resolusi yang sama.'

Evangeline perlahan mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling.

Mendeteksi permulaan musim semi, tunas-tunas bermekaran dari tanah yang membeku selama musim dingin.

Meskipun batangnya mungkin layu dan buahnya mungkin mati, di bawah embun beku bunga akan layu dan daun-daun akan membusuk di bawah lapisan es.

Namun musim semi akan datang lagi, dan tunas-tunas akan mekar kembali dari tanah yang terkubur.

Sementara semua orang suatu saat akan mati.

'Hal yang berlanjut' tidak diragukan lagi ada di sini.

'Keluarga Cross tidak meninggalkan kematian dan debu begitu saja.'

Evangeline mengepalkan tangannya di depan dadanya.

Meskipun mati dan berdebu, pada akhirnya, keluarga Cross meninggalkan pewaris terakhir mereka – Evangeline Cross, di sini, di tanah ini.

'Sepertinya aku sedikit mengerti, Bu. Ayah.'

Senyum tipis tersungging di bibir Evangeline.

“Aku rasa Aku mengerti, hanya sedikit.”

Karena masih ada sesuatu yang perlu dilanjutkan. Orang-orang tinggal di garis depan ini.

Jadi Evangeline juga tidak akan berhenti, dia akan membuka jalan di belakangnya.

Karena itulah yang dilakukan keluarga Cross... Tidak.

Karena itulah yang dilakukan setiap orang yang tinggal di sini setiap hari.

Evangeline, yang telah bangkit dari tempat duduknya, meninggalkan halaman, berjalan tertatih-tatih dengan bantuan tongkat penyangga.

Seluruh tubuhnya sakit karena luka-luka itu, tetapi semangatnya benar-benar segar kembali.

Ini musim semi.

Akhirnya, ini musim semi.

***

[STAGE 3 – CLEAR!]

[MVP STAGE - Ash(EX)]

[Karakter Naik Level]

- Ash(EX) Lv.20 (↑5) (Perubahan pekerjaan pertama tersedia!)

- Lucas(SSR) Lv.35 (↑2) (Perubahan pekerjaan kedua tersedia!)

- Evangeline(SSR) Lv.38 (↑2)

- Jupiter(SR) Lv.39 (↑1)

- Lilly(R) Lv.23 (↑2)

- Damian(N) Lv.30 (↑3)

[Karakter yang Terluka atau Meninggal]

- Ash(EX): Luka Parah

- Evangeline(SSR): Luka Ringan

- Damian(N): Luka Parah

[Item yang Diperoleh]

- Magic Stone Legiun Golem : 110

- Pecahan Sarung Tangan Legiun Golem : 182

- Magic core Golem Stone (SR): 5

[Hadiah yang jelas untuk Stage telah diberikan. Silakan periksa inventaris Anda.]

- Kotak hadiah nilai N : 3

- Kotak hadiah nilai SSR : 1

>> Bersiaplah Untuk Stage Berikutnya

>> [Stage 4 : Dunia di Papan Catur]

***

Saat kembali ke kamar, jendela penyelesaian Stage 3 muncul di depan mataku.

"Hah, aku MVP Stage?"

Mataku membelalak melihat hasil yang tidak terduga.

Pasti karena Aku memonopoli prestasi di kebun. Aku bahkan bukan seorang petarung, tapi Aku mendapat MVP.

“Baiklah, mari kita lihat hasil lainnya satu per satu.”

Karena Aku tidak berpartisipasi secara langsung dalam pertahanan kali ini, Aku bermaksud meninjau detailnya dengan cermat.

Tapi kemudian,

Zap!

Percikan perak memancar dari leherku, dan aku merasakan sakit yang menusuk di sana.

Saat aku secara refleks mencengkeram leherku, sebuah jendela sistem muncul di depan mataku.

[??? Necklace – Fungsi membuka kunci sedang berlangsung.]

Item yang telah ditandai sebagai '??? Necklace,' yang Aku terima sebagai hadiah Stage tutorial.

Nama sebenarnya dari kalung itu... akhirnya ditampilkan.

[Necklace of the Rebel (EX)]

- Kalung 'Pemain' yang memberontak melawan takdir.

- Anda dapat menggunakan toko eksklusif dengan poin pencapaian yang telah anda kumpulkan sejauh ini.

Dengan kata lain, sepertinya aku bisa menggunakan toko khusus dengan poin pencapaian yang telah aku kumpulkan.

"Tapi aku tidak tahu kenapa disebut Necklace of the Rebel(kalung pemberontak)."

Pemain memberontak melawan takdir?

Ini pertama kalinya aku mendengar hal seperti itu. Aku ingin tahu apa ada informasi tersembunyi.

"Hmm-"

Setelah merenung, Aku mengesampingkannya untuk saat ini dan membuka achievement shop. Mari kita lihat apa yang ada di sana dulu.

Ding!

Saat Aku membuka achievement shop, teks tutorial mengalir keluar.

[Selamat datang di toko eksklusif Points pencampaian!]

[Anda dapat membeli berbagai item dan kemampuan yang akan membantu permainan Anda dengan poin pencapaian yang telah Anda kumpulkan.]

[Poin Pencapaian Saat Ini: 1.000.000P]

[Tambahkan lebih banyak kegembiraan pada strategi permainan Anda dengan membeli fasilitas yang sesuai!]

'y, ya... Bukankah mereka hanya mencoba membumbui keadaan? Aku ingin tahu apa ada sesuatu yang layak digunakan.'

Bergumam pada diriku sendiri, sebuah iklan yang mirip dengan brosur supermarket muncul berikutnya.

[※Rekomendasi Direktur!※]

[Pelacak Dark Event]

- Mendeteksi dan memberi tahu Anda sebelumnya ketika Dark Event akan terjadi di Stage.

- Harga: 100.000P

[※Silahkan beli karena direkomendasikan banget oleh direktur!※]

“…”

Sebuah pesan yang sepertinya ditulis dengan putus asa oleh pria itu, Aider, terlihat. Apa dia menganggap barang ini sangat diperlukan...?

'Pelacak Dark event?'

Tapi, apa itu Dark event? Aku belum pernah mendengarnya sebelumnya.

Aku menyentuh item tersebut untuk informasi lebih detail tentang manfaatnya.

[Dark event]

- Terjadi pada saat ???'s?? mengintervensi permainan.

- Event acak terjadi di Stage, berdampak buruk pada strategi pemain.

Aku membuka mataku lebar-lebar.

'Mungkinkah?'

Meskipun poinnya cukup mahal, tanpa ragu, Aku segera membeli Pelacak Dark Event.

Flassh!

Kalung itu berkedip sekali, dan fungsi pelacak langsung ditambahkan ke sistem.

Ketika Aku membuka jendela sistem dan memperluas log Dark event,

"Astaga..."

Seperti dugaanku.

Setiap Stage sejauh ini telah mengaktifkan Dark event.

Stage 1 menunjuk gerombolan monster awal yang terburuk, Living Armor.

Stage 2 melibatkan intrusi NPC yang bermusuhan.

Stage 3 melihat monster berperilaku aneh. Tepatnya, tipuan di samping serangan cepat.

Bagian terburuk dari Stage sejauh ini disebabkan oleh Dark event ini.

'Sekarang sudah pasti.'

Tadinya kukira permainannya tiba-tiba menjadi gila dan tingkat kesulitannya meningkat, tapi ternyata bukan itu.

'Semua ini bukanlah suatu kebetulan. Seseorang dengan sengaja mencoba merusak permainan ini.'

Kebencian yang Aku rasakan bukanlah kesalahpahaman.

Tapi kenapa?

'Mengapa mereka berusaha sekuat tenaga untuk merusak permainan ini? Mengapa?'

Aku menatap ke dalam kehampaan yang kosong.

Kebencian siapa yang mengganggu strategiku...

Siapa sebenarnya itu?