Keesokan harinya.
Seodam, yang menghabiskan malam di penginapan dekat Eurwangni, keluar pagi-pagi dan mengambil tabletnya, berdiri agak jauh dari pintu masuk dungeon.
Berbeda dari kemarin sore, sekarang ada banyak sekali mesin-mesin ilmiah yang terpasang di sekitar pintu masuk dungeon, katanya alat-alat itu bisa membaca gelombang dan pola dari dungeon cacat itu.
Sejujurnya, mesin-mesin itu hebat, tapi tingkat keberhasilannya untuk dungeon cacat… menyedihkan. Di bawah 20 persen.
“Aah, rumahmu jauh lebih nyaman. Bahuku jadi kaku tidur di sini.”
“Padahal di rumahku bahkan nggak ada kasur.”
Taylor mencegah Seodam menginap di barak militer kemarin, jadi mereka menginap di penginapan yang lumayan layak.
Tentu saja lebih nyaman dibanding rumah Seodam yang bahkan nggak punya tempat tidur.
Tapi Taylor memijat bahunya seolah penginapan itu sangat tidak nyaman.
“Aku anehnya malah terbiasa sama rumahmu.”
“…”
Itu bukan sesuatu yang ingin didengar dari penghuni ilegal, tapi Seodam memilih diam saja.
Selain Yoo Seodam, sudah banyak peneliti, cendekiawan, penerjemah, dan guild yang berkumpul di depan dungeon.
Organisasi besar seperti Cooperative of International Anomaly juga membawa mesin-mesin untuk menganalisis anomali, bikin ribut sendiri, memamerkan bagaimana mereka akan mengatasi dungeon cacat di Incheon ini.
Tapi, mereka sebenarnya tidak melakukan penelitian apa pun.
Karena mesin raksasa milik Lost Day berkeliaran, maju-mundur seperti robot pekerja.
Lost Day telah mengambil alih “proyek interpretasi dungeon.”
Mesin hitam itu harganya puluhan miliar won, dan bisa mengukur gelombang dari dunia lain.
Sepertinya Lost Day sedang berusaha memperbaiki citra mereka lewat media, sambil berkata bahwa jika “time over” sampai terjadi, itu akan menjadi bencana, jadi merekalah yang akan menyelamatkan keadaan.
Taylor Nine melirik Seodam, yang sedang memandangi mesin itu.
Dengan suara malas, ia mengomel:
“Mereka mau ngapain dengan mesin segede itu?”
“Biarkan saja.”
Sebagian besar peneliti di sini datang dengan perlengkapan lengkap.
Ada tiga interpreter terkenal, minimal A-Rank, seorang dokter yang menulis puluhan makala tentang dungeon, dan sebuah guild yang datang membawa alat-alat sebesar forklift.
Di sisi lain, Seodam hanya membawa tablet dengan logo apel tergigit.
“Hey, mau kencan sama aku ke dungeon?”
“Kamu satu-satunya wanita di dunia yang mikir kencan di dungeon itu romantis.”
“Keren, kan? Kamu nggak ngerasa begitu?”
“Pergi sendiri sana.”
“Apa?! Memangnya ada cewek gila yang kencan sendirian!?”
“Secara alami, ya kamu itu cewek gilanya.”
Seodam menggeleng melihat Taylor yang terus mengganggunya, lalu perlahan membuka catatan magic di tabletnya.
Ia yakin.
Walau huruf-hurufnya berbeda dari huruf milik magic Kekaisaran Vivienda , magic Kekaisaran Julexa tetap mengikuti prinsip dasar yang sama.
Secara sederhana, rumus (A+B=C) di Vivienda, di Julexa ditulis (G+N=D).
Tidak terkait protagonis, jadi skill “Protagonist Hunter” tidak aktif, dan bahasa tersebut tidak bisa ia pahami.
Tapi sistemnya masih bisa dibaca.
Memahami penuh? Tidak mungkin.
Menerjemahkan total? Tidak bisa.
Tapi mengetahui apa yang rusak… itu masih bisa.
‘Magic Circle ini… rusak, ya?’
Magic circle pada pintu itu mengejutkan karena betapa sederhananya.
Struktur yang akan terbuka hanya dengan memasukkan mana.
Tapi jalur-jalur yang menghubungkan aliran mana itu sobek, terhapus, atau putus.
Dengan pena tablet, Seodam perlahan menyambungkan ulang jalurnya.
Ia pernah memotret halaman buku magic di akademi, tapi semua foto itu hilang ketika ia kembali ke Bumi jadi ia hanya bisa mengandalkan ingatan.
Belajarnya pun cuma dua bulan.
Ia harus berjuang keras…
‘Entah bagaimana, tapi aku berhasil memulihkan Circlenya.’
Setelah selesai, Seodam berdiri.
Saat ia mendekat ke pintu masuk, Taylor Nine menguap dan mengikutinya dari belakang.
***
“Silakan tunggu. Kami sedang menganalisis pola dungeon, tolong mundur sedikit.”
Hunter memang pejuang.
Tidak banyak yang punya pengetahuan seperti ini.
Tentara yang menjaga para peneliti mencoba menghentikannya, tapi Seodam berkata:
“Aku juga sedang menginterpretasi pola dungeon.”
“Hah? Tapi… bukankah Anda hunter?”
“Emang ada undang-undang yang melarang hunter memahami magic?”
Tidak ada.
Tidak ada juga hukum yang melarang hunter mendekat ke dungeon.
Para hunter hanya menjaga jarak biar peneliti tidak terganggu saja.
“Ah… tidak…”
Akhirnya, tentara itu terpaksa membiarkan Seodam lewat, sementara para peneliti menoleh.
‘Ini apa lagi?’
‘Hunter ngerecokin lagi.’
‘Nggak bisa ngapa-ngapain juga, cuma numpang lewat…’
Bisikan kecil terdengar, tapi Seodam tidak peduli.
Lagipula, peneliti tidak bisa menegur hunter secara langsung.
Tentu saja, tidak semua.
“Bukankah Anda Yoo Seodam-ssi?”
Seorang peneliti berjas putih bertanya.
Di lengannya ada ban Lost Day, dan namanya Han Yoojun.
Salah satu interpreter A-Rank yang sedikit jumlahnya di seluruh dunia.
Kemampuannya menginterpretasi dungeon membuatnya diperlakukan sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibanding beberapa hunter berperingkat tinggi.
“Ah, ya.”
Alasan Han Yoojun menyapanya jelas.
Seodam pun berencana mengabaikannya, tapi pria itu mengikuti dari belakang.
“Haha, sudah lama tak bertemu. Aku senang Anda..”
“Kau tahu? Minggir.”
Han Yoojun mengernyit saat Taylor berdiri menghalangi.
Rambut peraknya lurus, wajahnya cantik tapi mulutnya tajam, tidak mungkin ia tidak mengenal Taylor Nine.
Tapi ia sendiri, sebagai A-Rank interpreter dari Lost Day, sudah terbiasa diperlakukan bak bangsawan, jadi ia tidak benar-benar menghargainya.
“Bukankah anda Taylor Nine?”
“Kau kenal aku?”
“Tentu. Mana mungkin tidak.”
“Uh-huh. Tapi aku nggak kenal kau. Jadi minggir dan jangan ganggu kami, oke?”
“Aku cuma mau menyapa..”
“Oh, ayolah. Kau politisi ya? Mana ada orang datang cuma buat nyapa. Anak kecil pun tahu.”
Taylor blak-blakan.
Han Yoojun menyembunyikan maksud.
Tidak mungkin keduanya cocok.
Han Yoojun mengerut:
“Menyedihkan sekali. Apa yang kalian lakukan di sini, mengganggu peneliti?”
“Apa? Kau kan sama kayak kami. Dari tadi yang kau lakukan cuma makan, tidur, beol, lalu lihat-lihat pintu dungeon.”
Teman-temannya dari Lost Day langsung memasang wajah buruk.
Tapi Taylor tidak salah.
Dungeon seperti ini sangat langka, sumber energi aether tidak bisa menembusnya, dan pola gelombangnya tidak dapat dibaca.
Wajar kalau mesin mahal itu pun tidak berfungsi sama sekali.
“Penelitiannya berjalan lancar. Kalau kalian tidak mengganggunya, kami pasti sudah lebih maju sekarang. Lagipula, apa yang bisa kalian berdua lakukan di sini?”
Dia benar.
Di pihak mereka ada para penerjemah dan peneliti terbaik, juga berbagai mesin yang tersambung ke superkomputer untuk menyaring data tanpa henti.
Kalau dibandingkan dengan itu, apa yang bisa dilakukan dua hunter tanpa peralatan apa pun?
Taylor yang tadinya mau membantah banyak hal, baru saja membuka mulut ketika
Beep-beep-beep—!
Alarm yang dipasang di dekat dungeon berbunyi, dan sinyal muncul dari superkomputer.
“Ini…?”
Ada reaksi dari dungeon.
Para peneliti dan Han Yoojun tidak melihat ke arah superkomputer. Mereka justru menoleh secara naluriah ke pintu masuk dungeon.
Rattle…!!
Di sana, mengabaikan Han Yoojun sepenuhnya, Yoo Seodam menyentuh pintu masuk itu lalu membuka gerbang raksasa tersebut dengan lebar.
***
Click, click!
Cahaya kamera memancar dari segala arah.
Yoo Haram merasa sangat lelah harus terus berurusan dengan media.
Sebagai salah satu dari tiga superhuman SS-Rank di Korea, dan sebagai guild master Lost Day, guild raksasa yang beroperasi di seluruh dunia, ia memang jarang tampil di hadapan media.
Namun kali ini, tidak ada alasan baginya untuk tidak maju, karena hanya dengan satu konferensi pers, ia bisa membalikkan situasi yang sedang tidak menguntungkan.
Kasus mutan baru-baru ini.
Industri hunter sudah stabil beberapa tahun terakhir, jadi kejadian seseorang berubah menjadi mutan tidak akan dengan mudah mereda.
‘Makanya aku bilang siapkan dosis yang benar…’
Kasus ini sudah membuat kekacauan di antara para peneliti Kinetic Pharmaceutical Company, dan itu membuat suasana hatinya buruk karena kerugian yang cukup besar.
Terlebih lagi ketika ia memikirkan Yoo Seodam, biang kerok dari semua ini.
‘Aku tidak mengerti bagaimana orang yang sudah sekarat tiba-tiba bisa berlari-lari seperti itu.’
Dia diberitahu bahwa kondisi Yoo Seodam telah membaik.
Tapi dia tidak peduli.
Bagi Yoo Haram, F-Rank hunter tidak mungkin melakukan apa pun yang berarti.
‘Tidak penting. Beberapa hari lagi juga reda.’
Saat ia mengangkat kepala, mata para reporter memandangnya tajam.
Pertanyaan mereka jelas.
‘Apa pendapat Anda tentang superhuman yang berubah menjadi mutan itu?’
Dan mereka ingin ia mengatakan kata-kata seperti “gagal” atau “kecewa.”
Namun ia tidak akan pernah mengatakan apa pun yang bisa merusak citra Lost Day.
Konferensi pers berjalan lancar, dan ia sedang menunggu momen utama alasan ia datang ke sini.
Reporter yang sudah ia tanam sebagai pengalih isu.
“Tuan Yoo Haram. Warga mengungkapkan kekhawatiran soal dungeon terdistorsi di Incheon. Saya dengar Anda sudah menyiapkan langkah menghadapi hal itu.”
“Ya, benar. Kami menyiapkan tiga hunter S-Rank, tiga puluh hunter A-Rank, dan seorang penerjemah dunia lain baru di sana.”
Ia tidak lupa menekankan bahwa ia menginvestasikan puluhan miliar won dalam mesin-mesin untuk proyek tersebut.
Namun menjawab pertanyaan tidak berarti hanya pertanyaan bagus yang akan muncul.
“Tapi saya dengar penerjemah dunia lain itu tidak bekerja sama sekali. Bisa dijelaskan?”
Tentu saja, hanya ada satu jawaban.
“Alih-alih menyerah, kami hanya berusaha sebaik mungkin. Saya yakin hasilnya akan segera terlihat.”
Ia tahu, di hadapan dungeon terdistorsi, sains tidak akan pernah mampu memahami sepenuhnya misterinya.
Karena itu ia menyiapkan penerjemah dunia lain.
Teknologi yang berbeda dari sains milik Cooperative of International Anomaly.
Ia yakin kabar baik akan datang.
Tiba-tiba, keributan pecah.
‘A-apa? Pintu masuk dungeon terdistorsi telah terbuka!?’
‘Apa maksudnya!? Jelaskan!’
‘Sudah diterjemahkan? Lost Day berhasil? Cepat beri detailnya!’
Ponsel para reporter berdering serempak.
Di tengah konferensi pers ini, berita masuk terus-menerus.
Yoo Haram tersenyum. Ini hasil terbaik yang bisa ia harapkan.
Waktunya sempurna.
Dengan puas, ia menoleh saat seorang bawahan mendekat.
“Ma-master. Interpretasi dungeon telah selesai.”
“Aku bisa melihat itu.”
“…Bukan cuma itu.”
“Hm?”
Ketika menoleh, ia melihat bawahan itu memegang ponsel dengan wajah pucat.
“Guild kita bukan yang menginterpretasikannya… Dikabarkan kalau hunter F-Rank, Yoo Seodam, yang berada di lokasi, berhasil menginterpretasikannya sendirian.”
“….Apa?”
Yoo Seodam?
Saat ia mengulang nama itu, ekspresi Yoo Haram mengeras perlahan.
Guild-nya sengaja mengambil alih pekerjaan interpretasi dungeon agar citra mereka bisa pulih.
Ia benar-benar yakin rencana ini akan berhasil.
Tapi bagaimana kalau gagal?
Semua reporter di lokasi langsung melaporkan berita baru itu.
Reaksi publik sangat besar.
[Lost Day menginvestasikan puluhan miliar won untuk mesin…]
[Guild master Yoo Haram menyombongkan diri ‘pasti ada hasil,’ tapi apa hasilnya?]
[Untuk apa mereka muncul kalau begini jadinya?]
[Identitas hunter yang menginterpretasi dungeon yang bahkan Lost Day tidak bisa lakukan.]
[Saran Hunter S-Rank Taylor Nine: ‘kerja dulu baru bicara.’]
0 komentar:
Posting Komentar