Arash’s Battle Royale Role Playing Survival Project.
Nama yang panjang banget.
[Perbedaan waktu saat ini: 4.0179x]
Setelah mengecek perbedaan waktunya, aku mulai mengamati dunia ini.
“Battle Royale… dan semacamnya.”
Atau, lebih gampangnya: dunia Arash.
Dari luar, dunia ini terlihat seperti kumpulan banyak dunia yang dijahit jadi satu, membentuk pemandangan yang aneh tapi unik.
Planet ini berbentuk seperti spiral raksasa yang menjulang ke langit.
Spiral yang seakan nggak mempedulikan logika itu punya banyak lapisan dunia.
Di paling bawah ada padang rumput luas.
Lalu setelah itu ada dunia lava, dunia pegunungan, situs-situs bersejarah, kota-kota reruntuhan, dunia bawah tanah, gua-gua… dan masih banyak lagi.
Dan di antara tiap dunia…
Ada sebuah jembatan misterius yang kelihatannya seperti langit malam, menghubungkan setiap dunia.
< Ini awalnya adalah game yang dibuat oleh sang protagonis, Arash. >
Game, ya.
Kalau dipikir-pikir, memang kelihatan seperti game.
< Tapi suatu hari, dunia nyata dan dunia game Arash tiba-tiba bertumpuk. >
“…Oh, begitu.”
Jadi memang begitu ceritanya.
Game Arash berubah menjadi kenyataan.
Dan semua penantang yang terseret masuk ke sini…
Konon siapa pun yang berhasil menembus dunia ke-50 lebih dulu bakal dapat satu permintaan yang dikabulkan.
Sejak lihat hashtag-nya, aku memang penasaran, bagaimana caranya sebuah game bisa jadi kenyataan?
Kesannya seperti cerita novel, tapi pemandangan di depanku sekarang membuktikan bahwa itu memang mungkin.
“Tapi bukannya ini cuma terjadi di Bumi?”
< Ada banyak dunia yang mirip Bumi. >
“Oh begitu…”
Aku terbang perlahan di langit, menatap dunia-dunia di dalam spiral itu.
Di beberapa dunia, banyak orang terlihat berlarian.
Sebagai Constellation sementara, aku bisa melihat seluruh stage dengan jelas, berbeda dengan para penantang di bawah sana.
“Di mana protagonisnya, ya…”
Melihat dari kejauhan terlalu sulit, sampai akhirnya Clien berbicara.
< Akan lebih cepat kalau kamu pakai Skill Channel Search untuk mencari manusia tertentu. >
“Oh, benar juga. Aku dapat beberapa skill tadi.”
< Betul. Walaupun kekuatanmu belum full seperti Constellation asli, sebagai Constellation sementara kau dapat semua skill channel. >
“Bagus.”
Aku melihat daftar skill, lalu mengaktifkan Channel Search.
Dalam sekejap, ratusan, bukan, ratusan ribu channel muncul.
“Eh…?”
Setiap channel mewakili satu penantang. Artinya, ada ratusan ribu orang di dunia Arash.
Sebuah jumlah yang… mengerikan.
Aku menyentuh channel berlabel ‘Best Hot Pick 3’, melihat lebih dari seribu Constellation menonton di dalamnya.
[Best of the best!]
[Peringkat 1 channel: Arash]
[Constellation yang menonton: 2076]
Channel lain paling banyak cuma seratus penonton. Ini jelas gila.
Aku mengaktifkan skill dan masuk ke channel itu.
Tiba-tiba
Woosh!
Lingkunganku berubah seketika, tubuhku terasa seperti sedang pindah dimensi.
“Ugh…”
Pusingnya mirip seperti saat aku melakukan perjalanan antar dunia.
Saat aku membuka mata, dunia yang berbeda terhampar di bawah.
Di bawahku terlihat dunia lava merah panas.
{ Dunia ke-7, stage ‘Volcano of Despair.’ }
{ Temanya: ‘kompetisi.’ }
{ Penantang mana yang pertama mencapai stage akhir? }
Benar saja, manusia-manusia yang sedang bertarung di dunia lava itu adalah para penantang.
Melayang di atas mereka, seorang malaikat berteriak lantang.
[Baik semuanya! Kita akhirnya sampai ke puncak stage ini! Tinggal sedikit lagi menuju akhir! Lima penantang telah berhasil bertahan sejauh ini!!]
Lima orang terakhir.
Sebuah perebutan tempat menuju dunia selanjutnya.
Pertumpahan darah terakhir.
[Penantang pertama yang lolos akan mendapat hadiah dua kali lipat! Siapa yang akan mendapatkannya?!]
Chat Constellation langsung bermunculan di depanku:
{ Losing My Balance Libra: Arash pasti menang. }
{ Laughing Half Moon Bear: Kau nggak mau lihat Arash kalah? }
{ White Wolf Crying Victory: Arash harus kalah! }
Aku mengernyit.
“Jendela chat, ya…?”
Jendela transparan muncul, menampilkan komentar para Constellation yang menonton.
{ Dragon That Devoured The Sun: Arash, bunuh semua! }
{ Witch Departing On A Boat: Cabut kepala mereka dan serahkan tulang belakangnya padaku! }
{ Summer Beneath World Wolf: Aku akan menghadiahkan taringku pada pejuang terkuat! }
Nama mereka kekanak-kanakan banget.
Komentarnya juga tidak lebih baik.
Rasanya seperti nonton anak SD ngobrol di grup chat… atau gaya Shakespeare versi absurd.
Aku menonton situasinya.
Awalnya ada 100 orang di dunia ke-7.
Sisa 5 orang sekarang.
Semuanya berjalan mulus…
Kalau saja mereka tidak membentuk kelompok.
[Ah! Bagaimana bisa! Rupanya empat dari mereka adalah satu tim! Bagaimana Arash, si penantang tunggal, bisa menghadapi ini?!]
Di saat malaikat berteriak, sebuah jendela muncul.
{ Penantang memiliki ‘level’, ‘kelas’, dan ‘skill.’ }
{ Mau lihat informasi penantang? }
Aku mengangguk.
Empat orang yang menghadapi Arash adalah:
seorang priest
seorang archer
seorang warrior
seorang mage
Level rata-rata mereka: 6.
Sementara Arash sendiri: level 9.
Lebih tinggi jauh.
Dan kelasnya…
“…Star Cleaving Battle Mage? Kelas apa itu?”
{ Kelas tersembunyi. Hanya ada satu orang per kelas, dan cara mendapatkannya sangat sulit. }
Tentu saja Arash memilikinya.
Lagi pula ini dunia game buatan dia.
Sial… ini benar-benar curang.
Dan kalau dipikir…
Arash yang membuat game ini.
Artinya dia tahu seluruh info detail di dunia ini.
Sementara aku… tidak bisa melihat informasi apa pun.
< Protagonist Hunter Lv.2-mu tidak cukup tinggi untuk membaca detail dunia ini. >
“Loh? Padahal di dunia sebelumnya bisa.”
< Itu karena dunia sebelumnya mendeteksi efek ‘regression.’ >
Masuk akal.
Saat Fiolen menggunakan pengetahuannya tentang masa depan, aku hanya bisa mencuri sedikit informasi.
Tapi kalau tidak ada “masa depan” yang bisa dibaca…
…Aku buta total di dunia Arash.
Situasi makin tidak enak.
Saat aku memikirkan itu, Arash tiba-tiba bergerak.
Malaikat itu berteriak sekeras-kerasnya:
[Penantang Arash! Dia mengeluarkan sesuatu!!]
Empat orang level 6 melawan satu level 9.
Di mata orang lain, tentu saja empat orang itu favorit menang.
Tapi yang terjadi malah…
[Ah! Itu cakar Lactarox! Kenapa penantang Arash mengeluarkan itu, oh?! Astaga! Dia mencampurnya dengan air liur Manticore?!]
{ Penantang Arash membuat item! }
{ Berhasil membuat ‘Plutten Paralyzing Poison Balloon!’ }
Aku hampir tidak bisa fokus mendengar pengumuman dan komentar chat sekaligus.
Hebat banget, kah?
Tidak lama, chat langsung meledak.
[Skyward Sword: Gila! Pinter banget!]
[Best Necklace Manufacturer: Itu resepku! Nggak nyangka dia bisa buat!]
[Water That Can’t Be Put Back: Kok dia bisa kepikiran?!]
[Don’t Let Your Dreams Be Dreams: Penantang dunia ke-7 bisa bikin itu?]
Masih saja aku tidak paham.
Apa hebatnya?
Jawabannya cepat datang.
Arash memegang cakar itu dengan kedua tangan dan mengayunkannya ke segala arah.
Empat penantang lain mulai kehilangan tenaga perlahan, padahal tidak tersentuh sama sekali.
[Plutten Paralyzing Poison Balloon punya efek lumpuh pada siapa pun yang menghirup gasnya, dan efeknya lebih kuat di tempat panas! Hebat sekali penantang Arash! Dia memprediksi semuanya dan menyiapkan item sebelumnya!!]
Arash, memakai masker, terus mengayunkan cakarnya secara liar.
Dan itu…
bukan akhir dari segalanya.
Arash meraih udara kosong, lalu tiba-tiba menarik sebuah item entah dari mana. Dalam sekejap, dia menekan empat penantang itu sekaligus.
Akhirnya, dia mengalahkan semuanya.
Sebuah penyelesaian yang sempurna.
[Peringkat satu channel kembali membalikkan keadaan yang mustahil berkat idenya yang jenius!]
Reaksi para penonton langsung meledak.
[Seperti yang diharapkan dari penantang Arash!!]
Bersamaan dengan teriakan malaikat itu, deretan sponsorship mulai berdatangan ke channel Arash.
[Crackion Noise mensponsori 1000 Star Force.]
[Dragon That Devoured The Sun mensponsori 1500 Star Force.]
[Sight That Lost The Light mensponsori 1200 Star Force.]
Aku hanya menatap kosong pada gelombang pesan sponsor yang tidak ada habisnya.
Star Force?
{ Penantang bisa menggunakan Star Force untuk menaikkan level dan statistik, atau membeli item. }
“Kalau begitu… aku punya, nggak?”
[Sisa Star Force: 370]
…Cuma segitu?
Dengan jumlah Star Force sebanyak ini… situasinya jauh lebih buruk daripada yang kubayangkan.
< Star Force berhubungan langsung dengan Mana-mu. Setelah digunakan, seiring waktu Star Force akan pulih. >
< Selain itu, Star Force bisa kamu dapatkan kalau avatar pilihanmu menyelesaikan quest, dungeon, atau dunia tertentu. >
“Huh…”
Jadi sistemnya begini, ya.
Mengagumkan, tapi juga bikin kesel.
Sementara itu, Arash yang tidak bisa melihat para Constellation, membungkuk dan berterima kasih.
“Haha, terima kasih! Constellation! Kalau aku berhasil menaklukkan semua 50 dunia dan jadi Constellation, aku pasti akan membalas semuanya!”
Melihat itu… entah kenapa aku merasa putus asa.
Mulai sekarang, aku harus mencari cara membunuh Arash yang ditonton langsung oleh para Constellation lainnya.
Aku tidak punya keunggulan informasi.
Aku bahkan tidak bisa menyentuhnya secara fisik.
Satu-satunya cara untuk membunuh protagonis adalah lewat Channel Interference, tapi dengan 370 Star Force saja, aku mungkin sudah bangkrut hanya dengan mensponsori satu aksi.
Jumlah itu tidak cukup untuk melakukan apa pun.
Saat pikiran-pikiran itu memenuhi kepala, aku menarik napas panjang dan berusaha menjernihkan pikiran.
Iya… memang tidak pernah ada perburuan yang mudah.
Sebagai hunter F-Rank, tidak ada satu pun perburuan yang “cuma-cuma”.
Kalau bertemu musuh yang kelihatannya tidak mungkin dikalahkan, aku cukup memakai apa pun yang kumiliki.
Sambil memikirkan dilema itu, Arash sudah mencapai titik akhir dari dunia ke-7.
Kemudian, dengan suara kembang api meletus, malaikat itu berteriak:
[Kita akhirnya punya pemenang!!]
Sekarang posisi juara sudah ditentukan.
Yang tersisa tinggal empat penantang lain yang tertinggal.
Empat penantang itu yang tadi tumbang sebelum mencapai satu-satunya jembatan kayu, bangkit dengan susah payah dan mulai menyeberang.
Lalu Arash, sambil bertumpu pada kedua lututnya, membuka mulut:
“Guys, kalian tahu nggak?”
Semua perhatian langsung tertuju kepadanya.
Arash tampak menikmati hal itu.
“Kalau aku menyerahkan hadiah juara pertamaku… akan muncul ‘bug’ yang membuat satu-satunya jalan ke dunia berikutnya menghilang!”
Ucapnya sambil tersenyum cerah.
“Aku menyerahkan hadiah juara pertamaku. Jadi, hapus jembatan itu.”
Begitu ucapannya selesai
Jembatan itu lenyap, seolah menguap dari dunia.
Keempat penantang itu langsung terjun perlahan ke dalam lava.
{ Penantang pertama yang menyelesaikan Dunia ke-7 telah ditentukan! }
Secepat itu, pesan-pesan dan sponsor kembali membanjiri jendela chat.
[Star Running Horse: Mengejutkan, tapi menyenangkan! Ya, habisi mereka semua!]
[Star Running Horse mensponsori 1000 Star Force.]
[Poisonous Plant In Greenhouse: Pukuli mereka sampai tidak bisa bangkit lagi.]
[Poisonous Plant In Greenhouse mensponsori 2000 Star Force.]
[Knife Sharpening Leaf…]
Melihat kelakuan mereka yang semakin gila, aku mengalihkan pandangan.
Ke empat penantang yang tidak langsung jatuh ke lava, tapi masih berpegangan satu sama lain di tepi jurang.
Lalu kembali ke Constellation yang sedang histeris.
Di saat itu, satu ide muncul di kepalaku
Sebuah cara yang masuk akal, dan mungkin satu-satunya metode untuk membunuh protagonis..
0 komentar:
Posting Komentar