Chapter 72

 Baru beberapa saat yang lalu, semua orang sibuk bersorak untuknya. Mereka meneriakkan namanya bersama orang-orang di samping mereka. Setiap teriakan dipenuhi kegembiraan. Mereka berteriak sambil membawa kamera dan mengayunkan glow stick. Itu adalah sorakan yang indah, karena semuanya hanya ditujukan untuk satu orang.

Namun, sorakan yang indah dan penuh makna itu, pada akhirnya, tak lebih dari sekadar kebisingan.

Ddudak, ddudak.

Semua itu tertelan oleh sebuah melodi yang menggema saat panggung mulai terlihat.

Di hadapan setiap “suara” yang ia hasilkan, suara lain tak lebih dari derau belaka. Suara sepatu yang melangkah, suara ujung pakaiannya yang bergesek, suara rambutnya yang bergoyang, bahkan suara batuk kecilnya saat membersihkan tenggorokan sebelum mulai bernyanyi, semuanya terdengar indah.

Puluhan ribu penonton terdiam pada saat itu.

Ada yang pernah menonton pertunjukan langsung Hellony sebelumnya. Ada pula yang belum pernah sama sekali. Tapi itu tidak penting.

Karena di hadapan suara yang diciptakan Hellony, semua orang kehilangan kata-kata.

Begitu Hellony membuka mulutnya, gelombang getaran merambat keluar bersama musik.

Tung!

Saat Hellony mengetuk panggung ringan dengan sepatunya, gelombang berwarna merah muda menyebar ke segala arah dan menyelimuti seluruh panggung. Itu adalah cahaya pantulan eter yang muncul ketika dia menggunakan kemampuan gelombang suaranya. Cahaya itu jauh lebih indah daripada cahaya pantulan eter mana pun di dunia, sampai akhirnya dijadikan bagian dari tata panggung.

Dia tak membutuhkan properti lain. Hanya dengan berdiri di atas panggung, dia sudah menjadi dekorasi panggung itu sendiri, lagu, musik, bahkan mikrofon. Mikrofon ungu muda berbentuk not musik di tangannya hanyalah hiasan. Benda itu sama sekali tidak menghasilkan suara.

Semua orang menahan napas ketika Hellony menyanyikan satu bait lagunya.

Seseorang pernah berkata, “Aku mendengarkan lagu Hellony dengan hatiku, bukan dengan telingaku.”

Kedengarannya seperti lelucon, tapi itu adalah kebenaran.

Hellony, seorang Hunter pensiunan yang mampu mengendalikan Suara/Eum (音). Seorang superhuman yang menghiasi lagunya dengan kekuatan, lalu memperindahnya. Suaranya menyebar dari panggung. Ada nada yang menyentuh penonton lalu menghilang, ada yang bolak-balik bergaung beberapa kali, dan ada pula suara-suara lain yang melompat-lompat di atas panggung seperti anak kecil yang nakal.

Itulah sebabnya, saat seseorang mendengarkan lagu Hellony, rasanya seperti mendengar banyak lagu sekaligus, padahal yang dinyanyikan hanya satu.

‘Lagu yang kudengar berbeda dengan lagu yang didengar orang di sampingku. Dan lagu yang didengar orang di sampingku pun berbeda dengan lagu yang didengar orang di sebelahnya lagi.’

Hellony, dewi pop.

Jika dewi musik benar-benar turun ke bumi, apakah dia bisa mempersembahkan suara yang lebih indah daripada Hellony?

Tung!

Hellony kembali mengetuk panggung dengan kakinya, dan satu gelombang lagi menyebar. Saat itulah dia akhirnya menyadari kesalahannya, melihat para penggemarnya berdiri kaku seperti patung, seakan-akan dirasuki oleh nyanyiannya.

‘Aduh, pelan… pelan…’

Dia menarik kembali suara-suara yang sebelumnya mendominasi panggung. Lalu, dia menyelesaikan bagian klimaks lagunya.

WOOOOOOOOOOW!!!!

Sorakan meledak setelahnya. Bahkan fan chant yang biasanya terdengar “Hello! Hellony!” tak muncul hari ini. Penampilannya terlalu luar biasa, terlalu menekan.

Itu wajar. Dia sedang gugup.

‘Hellony. Aku ingin kamu tampil seperti biasanya. Aku ingin meminta mu menyanyikan lagu yang lebih baik lagi, tapi aku bukan penyanyi. Jadi aku cuma bisa memintamu untuk tidak gugup.’

Bayangan kata-kata itu terlintas di kepalanya.

‘ap-apa berbahaya?’

‘Tidak apa-apa. Kalau berjalan sesuai rencana, tidak ada yang akan terluka.’

Seodam sebenarnya bisa memakai kata yang lebih tepat daripada “terluka”. Ada banyak pilihan, korban, jatuhnya korban jiwa, bahkan kematian. Namun alasan dia memilih kata itu adalah…

‘…Jadi, kamu sedang mempertimbangkan perasaanku.’

Dia memiliki terlalu banyak luka. Dan lebih banyak lagi luka yang pernah dia torehkan pada orang lain. Karena itu, dia sangat sensitif terhadap kata-kata. Dia memiliki kekuatan untuk melukai orang lain tanpa sadar kapan dia melakukannya.

Yoo Seodam pernah berkata, “Aku senang kamu bisa mengatasi traumamu.”

Namun dia tidak tahu.

Alasan sebenarnya kenapa dia tak pernah benar-benar bisa mengatasinya.

♪~♬

Jadi dia hanya bernyanyi.

Untuk teman-temannya yang masih sibuk di balik panggung, berusaha menangkap stalkernya.

Dan demi luka-lukanya sendiri.

*

“Seperti yang kuduga.”

Di balik panggung, tidak, di atasnya.

Di ruang yang tak diperhatikan siapa pun.

Atap gedung konser terbuka lebar. Saat orang-orang terpesona oleh panggung Hellony, menikmati pertunjukannya seperti angin musim semi yang sejuk, mereka diam-diam memburu sang stalker.

Tak satu bait pun dari lagu Hellony keluar dari gedung konser.

Semua itu berkat kemampuannya.

--Apa maksudmu?

Taylor bertanya lewat radio.

“Kalau pakai deteksi ultrasound biasa, kita memang nggak tahu. Tapi saat Hellony benar-benar mengerahkan kekuatannya, sebuah ‘penghalang suara’ yang sempurna terbentuk.”

--- OH! OH! Iya, iya!

“Kamu nggak paham, kan?” 

--- ……Daripada ngejek, mending jelasin, dasar brengsek!

Dengan senyum kecil, Yoo Seodam mengamati sekeliling lewat Amplified Scope milik Mega-Shooter. Scope itu memiliki panjang gelombang khusus dan fungsi untuk mendeteksi Mana, bukan eter. Sebuah artefak yang dibuat dengan bantuan Pot.

“Hellony bilang, tepat sebelum atau sesaat setelah konser selesai, dia selalu merasakan tatapan yang sangat menjijikkan. Tapi anehnya, saat tampil, dia sama sekali nggak merasakannya. Itu karena kekuatan Hellony melampaui kemampuan si stalker.”

--- Hah? Bukannya orang Murim itu selalu kuat?

Dalam pengetahuan umum, Murim adalah yang terkuat. Empat tahun lalu, saat mereka pertama kali muncul di dunia, mereka menunjukkan daya hancur yang tak bisa ditandingi superhuman mana pun.

Namun kenyataannya berbeda.

Ilmu bela diri mereka setara dengan Superpower. Output murninya justru jauh lebih lemah. Yang membuat mereka tampak mengerikan adalah kontrol yang mereka perlihatkan.

Itulah sebabnya stalker dari Murim mampu menembus superpower Hellony, superpower dengan kontrol terbaik di bumi.

Tapi, apa yang terjadi ketika konser dimulai dan Hellony menggunakan kekuatannya sepenuhnya?

Sederhana saja.

Stalker itu tak akan bisa menembus kekuatan Hellony dari jarak jauh.

“Benar. Kalau kamu orang yang terobsesi padanya, apa yang akan kamu lakukan saat kamu tak bisa melihatnya?” 

--- …Maksudmu, stalker gila itu akan mendekat? 

“Ya. Dan tepat waktu, dia ada di sana.”

Taylor terdiam. Dia tak bisa melihat sang stalker karena bercampur dengan kerumunan. Tapi Yoo Seodam bisa melihatnya dengan jelas.

Seorang wanita melayang di udara.

[Villain, Sae Chungryeon, sedang menggunakan skill ‘Talgeumhaeng (S+)’]

Yoo Seodam tidak mengenal skill itu, tapi kemungkinan besar itu adalah teknik bela diri yang memanfaatkan gelombang suara untuk berpijak di udara. Jelas terlihat bahwa kontrol gelombang suara si villain jauh lebih unggul daripada Hellony. Karena bahkan bagi Hellony, terbang bebas di udara dengan bantuan suara adalah hal yang mustahil.

Yoo Seodam mengarahkan Mega-Shooter ke wanita berambut hitam yang sedang menatap panggung dari atas. Pakaian Cina kunonya yang sudah usang berkibar tertiup angin.

--- Jaraknya? 

“300 meter. Dan terus mendekat. Kecepatan angin sekitar enam mil per jam.”

Mulai sekarang, semuanya krusial.

Yoo Seodam sudah memanggil Lee Dong-joon. Dia akan tiba di lokasi dengan kecepatan yang mengerikan. Dan karena “krisis” ini sengaja dibuat secara paksa, Lee Dong-joon akan datang sebelum koreksi protagonis terjadi.

Namun Yoo Seodam belum puas.

Dia berniat menambahkan satu sendok krisis lagi di atas krisis yang ada.

Bagaimana akhir cerita aslinya?

Mungkin semua orang di gedung konser akan tewas atau terluka parah. Mungkin bahkan sang stalker sendiri akan menjadi korban, mengingat tidak ada penanda pendukung di atas kepalanya. Jadi ketika Lee Dong-joon datang terlambat dan menyelamatkan Shin Hye-ji, tak akan ada satu pun saksi yang tersisa.

Lalu bagaimana dengan cerita yang Yoo Seodam paksa ubah?

Dia akan mengungkap keberadaan Lee Dong-joon ke dunia.

Bukan sekadar mengungkapnya

Yoo Seodam akan menyiapkan panggung debut yang spektakuler untuknya.

*

Sae Chungryeon.

Dia telah mengembara ke banyak tempat, mencari sesuatu yang disebut “suara.”

Suara yang lebih indah, lebih menyegarkan, lebih murni, lebih jernih, dan lebih luhur.

Whooosshh!!

Angin musim semi yang sejuk di bawah langit malam menyapu telinganya. Namun sayangnya, dia tidak bisa mendengar suara yang dihasilkan angin itu.

Satu-satunya suara yang bisa membuat Sae Chungryeon bahagia hanyalah suara yang mengalir dari panggung, suara Hellony.

Di dunia yang luas ini, bahkan di Murim sekalipun, tidak ada satu pun yang mampu menghasilkan suara seperti itu.

Hellony itu spesial.

Dan justru karena itulah obsesinya semakin dalam.

‘Aku tidak bisa mendengarmu.’

Setiap kali Hellony bernyanyi, dia menciptakan tirai suara yang tebal dan masif agar suaranya tidak bocor keluar. Karena itu, setiap kali dia naik ke panggung, Sae Chungryeon akan mendekat dan terus mendekat.

‘Seandainya saja aku bisa mendengar lagu itu.’

‘Seandainya saja aku bisa memiliki suara itu.’

‘Lagi… lebih lagi…’

‘Lebih dekat.’

Sae Chungryeon mengulurkan tangannya ke arah “tirai” yang dibentangkan Hellony.

Rasa cemburu melonjak.

‘Aku tidak bisa mendengarnya!’

‘Fakta bahwa semua orang bisa mendengar lagunya…’

‘Fakta bahwa semua orang bahagia kecuali aku.’

Duk! Duk!

Kecemburuannya sudah terus menumpuk sejak dia tiba di Bumi empat tahun lalu.

Dan hari ini, itu hampir meledak.

‘Benar… hanya aku yang boleh mendengarkannya.’

Jika dia memotong telinga semua orang di gedung konser ini, maka suara Hellony hanya akan menjadi miliknya.

Kabut merah bangkit dari tubuh Sae Chungryeon. Itu adalah gelombang suaranya.

Dengan warna merah tua, suaranya terasa begitu kejam dan liar, seolah-olah suara piano yang dimainkan oleh orang gila. Dia mengeluarkan sebuah guqin dan meletakkannya di lengannya.

Dahulu kala, Sae Chungryeon memainkan alat musik itu dengan keanggunan yang tak tertandingi.

Pada masa itu, dia menyanyikan lagu-lagu yang bahagia dengan alat musik ini.

Namun setelah Dharma menjatuhkan larangan padanya, semua musiknya hilang. Meski dia menekan efek larangan itu dengan Amulet, dia tetap tak mampu menemukan kembali lagu-lagu lamanya.

Karena itu, Hellony adalah harapan terakhirnya.

‘Tolong… biarkan aku bernyanyi lagi.’

[Villain, Sae Chungryeon menggunakan skill ‘The Ultimate Voice (S+)’.]

Saat Sae Chungryeon menyebarkan suara merahnya ke arah panggung

“Kau melanggar larangan itu, pejuang dari Murim.”

“!!!!!!!!”

Dia mendengar suara seorang pria.

Sae Chungryeon menoleh, dan jantungnya seketika jatuh.

Di sana, beberapa meter darinya, berdiri Supreme Dharma.

Pria yang menjatuhkan larangan pada seluruh orang Murim dan memaksa mereka kembali ke Bumi.

Dia sangat membencinya.

Namun karena kekuatannya yang terlampau mutlak, dia bahkan tak berani menantangnya duel.

Pria yang disebut sebagai manusia paling agung di dunia itu datang untuk menghakiminya secara langsung.

Awan-awan bangkit.

Hanya satu orang yang berdiri di hadapannya, namun rasanya seperti seluruh tempat itu dikepung oleh gunung.

♪♬~

Pertunjukan terus berlanjut. Lagu Hellony melelehkan hati manusia, dan suara Sae Chungryeon tertelan oleh musik, tak terdengar oleh siapa pun.

“Sebagai harga atas pelanggaran larangan itu, kau akan mati di sini… dengan tenang.”

Tak seorang pun tahu.

Di balik bayangan panggung, di tempat yang tak diperhatikan siapa pun

‘Aku akan mati.’

Sae Chungryeon nyaris tertawa memikirkan hal itu.

TAAAANG!!

Suara tembakan menggema, dan pada saat yang sama, musik Hellony berhenti. Tirai ungu muda yang menutupi langit-langit terangkat.

Kenapa lagu itu berhenti tepat di saat ini?

Itu tidak penting.

Yang penting adalah

semua orang di gedung konser kini menatap ke langit.

“Hah…?”

Puluhan ribu penonton, termasuk Hellony, mendongak ke langit-langit gedung. Semua orang menyaksikan energi merah dan energi seperti awan saling bertabrakan!

Apa itu?

Bahkan sebelum pertanyaan itu sempat muncul

Seseorang berteriak.

“Penjahat! Dia ada di sana!”

Lalu teriakan lain menyusul.

“Itu Hong Yeopsa! Dia datang untuk membunuh penjahat!”

“Apa? Hong Yeopsa?”

“Serius?”

Dalam sekejap, gedung konser berubah menjadi lautan kekacauan. Bahkan Dharma tampak terkejut.

Bagaimana seseorang bisa mengenali Hong Yeopsa?

Selain fakta bahwa dia menggunakan kemampuan misterius seperti awan, wajahnya belum pernah terungkap ke dunia, bahkan jenis kelamin dan usianya pun tidak diketahui.

Namun itu tidak penting.

Seorang penjahat muncul di konser yang dihadiri puluhan ribu orang.

Dan Hong Yeopsa muncul untuk membunuhnya.

Seorang pahlawan!

Puluhan ribu pasang mata dan kamera mengarah ke langit. Kamera siaran mengirimkan wajah Lee Dong-joon secara langsung ke seluruh dunia.

“……”

Di layar kamera, Lee Dong-joon sedang menatap sesuatu. Tidak, sejak suara tembakan terdengar, pandangannya tak pernah lepas dari satu orang.

Di hadapannya, seorang pria yang menciptakan semua situasi ini sedang menatapnya dengan senyum santai.

“Yoo Seodam……”

Dia telah menusuknya dari belakang.

0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram